Yuri dan Siwon risih melihat pandangan dari kedua wanita di depan mereka. Yuna dan Eri menatap mereka berdua dengan pandangan yang tidak mengenakkan dan berarti wah, sudah jalan berdua, berarti sudah dekat ya! “Aku cuman nganterin Yuri, Ma,” tampik Siwon. Tetapi Eri pura-pura tidak men-dengarkan, dan masih senyam-senyum sendiri. “Ma, bener-bener deh... buat apa sih, pakai tunangan segala? Aku cuman menganggap Yuri tuh sebagai adik kelas dan teman.”
“Sst, Siwon...” Eri merajuk kepada anaknya, “bolehlah kalian saling kenalan dulu.. . Nanti pasti kalian jadi saling jatuh cinta deh.”
BLEAKH, batin Yuri dan Siwon bersamaan.
“Oh ya, Yuri...” Eri menyodorkan sebuah kotak yang sudah dibungkus warna-warni, “selamat ulang tahun ke-17, ya! Sweet seventeen, deh...”
Yuri tersenyum simpul dan mengambil kotak itu tanpa ada selera untuk membuka-nya. Padahal, daridulu ia sudah sangat menunggu-nunggu sweet seventeen-nya. Dia mem-punyai mimpi agar merayakan sweet seventeen dengan abangnya. Hanya berdua.
“Dah, Yuri... kamu cepat siap-siap ya, jam 10 kita berangkat ke restorannya,” kata Yuna. Yuri masuk ke dalam kamarnya tanpa berkata sepatah kata apapun, dan langsung duduk di kasurnya dengan perasaan yang tidak enak dan lesu. Hyunjae-oppa, ke mana? Jangan sampai dia mengalami kecelakaan kayak Hyunsoo-oppa... ah! Yuri, mikir apa kamu ini... Yuri membenamkan wajahnya ke dalam bantal. Dan dia teringat sesuatu.
Oh, ya! AUDISI SM!!!
***
Jaejin sesekali melihat ke jam di tangannya, sudah pukul 9.15 tetapi Yuri belum juga datang. Padahal, audisi dibuka pukul 10 pagi.
Sementara itu, Yuri dengan cepat membersihkan diri, memakai baju yang sudah ia rencanakan dari kemarennya kemaren, dan memakai tata rias seadanya. Rambutnya yang sudah agak panjang ia sisir. Dia pakaikan bando kuning kesukaannya, hadiah dari Hyunsoo untuk ulang tahunnya yang ke-13 tahun. Yuri memakai baju terusan bewarna putih dengan garis-garis kuning di bagian bawah, sepatu pump 5 cm bewarna hitam, dan jaket untuk menutupi lengan buntung baju terusannya.
Yuri mengambil kotak kecil dari lemarinya, dan membukanya. Kalung dengan bandul mutiara hadiah dari almarhumah Ibunya yang dititipkan ke Hyunsoo. Sebagai pembawa keberuntungan, batin Yuri, lalu berdoa sebentar. Sebelum kabur, Yuri tersenyum ke arah pigura dengan foto abangnya, dan keluar kamarnya.
“Wah, cantik sekali Yuri,” puji Eri. Yuri tersenyum membalas, lalu langsung mem-buka pintu dan berlari keluar dengan memakai sepatu kets, sementara sepatu pump-nya ia tenteng di tangan kanan.
“Yuri?! Jam 10 kita baru pergi!!” Eri berusaha mencegat Yuri, “Yuna! Yuri kabur...!”
Yuna langsung muncul dari kamarnya, masih setengah make up-an. “Yuri!!!” panggil-nya. Yuri tahu ini tidak sopan, tetapi Yuri tetap berlari tanpa melihat ke belakang.
“Siwon, kejar Yuri!”
“Nggak usa—“
“HARUS!”
***
“Jaejin-oppa!”
Jaejin menengok ke belakang, dan langsung tersipu melihat Yuri yang sangat, sangat cantik. “Kok kamu terlambat?” tanya Jaejin sambil menghampiri Yuri yang sudah ngos-ngosan. Yuri menjawab pertanyaan Jaejin hanya dengan cengiran, karena sudah tidak ada tenaga untuk berbicara.
“Ya sudahlah, yang penting kamu hadir. Tadi aku sudah lapor ke pengawas, nomor giliran kita 677,” Jaejin memperlihatkan nomor giliran mereka. Ya ampun, lamanya... keluh Yuri. Yuri yang tadinya capek, kini digantikan dengan deg-degan dan gugup yang luar biasa.
“Jaejin-hyung?”
Jaejin dan Yuri melihat ke belakang mereka, mendapati Minhwan yang sedang ter-senyum senang. “Jaejin-hyung jadi ikut audisi?” Minhwan menghampiri mereka berdua. Jaejin mengangguk. “Ng... memang tidak pantas ngomong ini,” Minhwan mengepalkan tangannya di depan wajahnya sendiri, “tetapi aku nggak akan kalah dari YuJae.”
“Asal kamu jangan salah ketukan saja,” balas Jaejin sambil memukul pundak Minhwan pelan. Minhwan tersenyum, kemudian langsung pergi.
“Jaejin? Ngapain kamu di sini?” tanya Hyunjae.
Hyunjae-oppa! Syukurlah dia tidak apa-apa, Yuri lega.
“Oh, aku ikut audisi. Memangnya kenapa?” tanya Jaejin balik. Hyunjae, dengan Sarang didekatnya, melongo heran.
“Kamu ‘kan tidak bisa menyanyi! Memangnya boleh kalau cuman instrumen?”
Jaejin menarik Yuri ke dekatnya, “aku bersama Yuri. Kami bikin duo.”
Hyunjae terlihat kaget, sementara Sarang cuman tersenyum. Dia juga tegang, sama seperti Yuri.
“Yuri!!” panggil seseorang dari belakang. Siwon.
“Si... Siwon?”
“Kamu ngapain di sini? Yuna mencari-carimu...—“
Yuri menghampiri Siwon, dan menepuk Siwon pelan, “hei, Siwon... kamu tidak mau ‘kan, tunangan denganku...?
Siwon mengangguk. Jaejin dan Hyunjae terkejut. Sarang memandangi Yuri dan Siwon.
“Kalau begitu Siwon, kamu tahu ‘kan apa yang harus kamu lakukan? Tolonglah... aku harus mengikuti audisi ini. Ini lebih penting daripada pestaku,” bujuk Yuri. Siwon yang juga setuju, akhirnya tersenyum ke arah Yuri, dan berbalik untuk beranjak pergi. Namun, sebelum pergi, dia mencuri pandang ke arah Sarang yang jadi gelagapan karena kepergok sedang memperhatikannya.
Dan Siwon langsung merasa jantungnya berdebar.
***
Yuri mengambil napas dalam-dalam. Setelah ini adalah giliran mereka. Jaejin meng-eratkan genggamannya kepada leher gitarnya. Yuri melipat tangannya, memohon kepada Tuhan agar walaupun mereka tidak keterima, tapi yang penting Yuri bisa menyanyi dengan baik.
Lalu, dari pintu kayu besar di depan mereka, keluar grupband yang tadi masuk, di-anggotai oleh beberapa cewek. Mereka semua bermuka masam, bahkan ada satu yang me-nangis.
“Aduh, ROGALS pun bahkan ditolak,” keluh Jaejin menjawab rasa penasaran Yuri. “Itu grupband cewek yang terkenal.”
“Nomor giliran 677?” panggil sang pengawas.
Jaejin dan Yuri saling bertatapan, dan mengangguk yakin. Mereka berdua kemudian saling bergandengan tangan, dan masuk ke dalam ruangan audisi. HAH! Mereka kaget bukan main ketika melihat siapa jurinya. FT Island.
“Annyong haseo,” sapa sang vokalis, Honggi kepada mereka. Jaejin dan Yuri ter-senyum kaku. Apalagi Yuri. Dia sangat berdebar melihat grupband kesukaannya, tepat ber-ada di depannya sekarang ini!
“Namamu... Jaejin ya?” tanya Jaejin dari FT Island. Dia lalu tertawa. “Wah, nama kita sama...! Kalian membawakan lagu..., ng... lagu kita juga ya? Sarangalhi...”
Keempat anggota lainnya ber-wah. Yuri masih berdiri kaku, sementara Jaejin sudah duduk, dan memulai ketukan. Yuri mengambil napas dalam-dalam.
nomuna manhi saranghan jwe... nomuna manhi saranghan jwe...
nan noro inhae geu jwero inhae gidarimeul altgo itdago
naega do malhi saranghan jwe... nol nomuna anhi geuriwehan jwe
nan noro inhae geu jwero inhae gidarimeul altgo itdago
irokge...
...
Jaejin dan Yuri keluar dari ruangan audisi itu. Walaupun sedih karena tidak lulus, tetapi mereka puas telah mencoba. Di sudut, terlihat FIVE PEARL sedang duduk, sama murungnya dengan mereka. Sarang bahkan menangis.
***
Yuna mondar-mandir di depan restoran. Eri juga. Tetapi mereka sama-sama lega ketika melihat Siwon yang muncul dari belakang taman, tetapi kembali kecewa ketika mereka mendapati Siwon tidak bersama Yuri.
“Mana Yuri?” tanya Eri.
“Mama! Pertunangan ini harus dibatalkan!” jawab Siwon. Eri dan Yuna terkejut. “Aku tidak mencintai Yuri, dan Yuri juga tidak mencintaiku. Kenapa kita harus bertunangan? Perusahaan THAEYANGI pun, sebentar lagi akan bangkrut, Ma. Sudah, tidak usah diselamat-kan. Kita dirikan yang baru...
Eri menutup mulutnya saking tidak percaya. Air matanya telah mengucur deras.
Siwon cepat-cepat menjelaskan, “aku tahu Ayah telah mendirikan THAEYANGI dengan mati-matian, tetapi ada kalanya sesuatu yang kita inginkan, tidak selalu bisa kita dapatkan. Aku bersedia mendirikan perusahaan lagi. Aku bersedia menjadi direktur. Tetapi tolong, jangan campuri kehidupan pribadi aku, dan Yuri...”
Yuna menghapus air matanya, “dia... lebih memilih Jaejin?”
Siwon mengangguk. Kemudian Eri memeluknya. Ya, pertunangan ini semestinya tidak perlu dinyatakan. Memangnya sekarang masih zamannya pertunangan yang diatur oleh orang tua?
“Dan, Mama...” Siwon berbisik, “Siwon menemukan gadis yang Siwon cintai.”
Doojin menghampiri Jaejin, “hei, Jae. Kamu diterima nggak?”
“Nggak. Sayang, FIVE PEARL tampaknya juga nggak diterima, ‘kan?” tebak Jaejin. Doojin tertawa, kemudian memukul Jaejin pelan.
“Aku merindukanmu, Jae,” Doojin tersenyum. “FIVE PEARL nggak hidup kalau tanpa kamu. Kamu itu yang paling mengesalkan, yang paling bikin gemes—tapi aku langsung merindukanmu begitu kamu keluar 1 jam.”
“Hahaha...” Jaejin tertawa. Junsoo menghampiri mereka.
“Kalian nggak diterima?” tanya Junsoo. Yuri dan Jaejin mengangguk. Junsoo tertawa kecil. Wah! Dia tertawa! Yuri, Jaejin dan Doojin kagum. Baru kali ini mereka melihat Junsoo tertawa, walaupun cuman tertawa kecil.
“Jaejin,” Hyunjae nimbrung. Jaejin langsung membuang muka. “Maaf, ya... aku sadar aku tidak bisa memiliki Yuri, karena dia lebih ke-addicted sama kamu.
Yuri langsung merona. Jaejin menatap Hyunjae dengan perasaan bersalah.
“Nggak apa-apa, Jae,” Hyunjae mengulurkan tangannya, “maafin, ya.”
Jaejin menyambut tangan Hyunjae, “aku juga minta maaf.”
“Hyunjae-oppa,” Sarang mengejutkan mereka, “aku mau keluar dari FIVE PEARL.”
“Oh ya Sarang,” cegat Hyunjae saat Sarang baru mau beranjak keluar, “tampaknya aku tidak bisa mencintaimu. Maaf ya.”
Sarang tidak berbalik, hanya mengangguk di tempat dan menghapus air matanya. Dia lalu berjalan kembali. Setelah bayangan Sarang hilang, Doojin langsung menemukan ide.
“Hey! Jaejin, kamu balik ke FIVE PEARL, ya!”
“Bo... boleh, memangnya?”
“Tentu,” jawab Hyunjae dan Minhwan bersamaan. Lanjut Hyunjae, “kan kamu yang mendirikannya. Dan karena kamu sang pendiri dan leader, kamu mendapatkan hak untuk keluar-masuk dari FIVE PEARL, tapi jangan keseringan.”
Jaejin tertawa. FIVE PEARL jadi ikutan tertawa. Yuri cuman tersenyum, namun hati-nya juga kecewa karena mereka tidak lulus.
FIVE PEARL dan Yuri baru saja mau meninggalkan tempat audisi, sebelum Minhwan dari FT Island keluar dari ruangan, dan mencegat mereka.
“Maaf, kami mau mengubah keputusan,” Minhwan menyerahkan selembar kertas, “setelah membacanya, kalian mau tidak, pergi ke ruangan V? Tolong ya, kami menunggu.” Minhwan lalu langsung berlalu ditelan kerumunan orang.
Junsoo membaca kertas bewarna kuning itu, dan langsung bersorak-sorak riang.
Doojin merampas kertas itu, “hah!!! Kita keterima!! FIVE PEARL diterima!!!!”
Kelima cowok itu saling bergandengan dan mulai jingkrak-jingkrak. Yuri ikut senang, dan akhirnya masuk ke dalam lingkaran dan sama-sama jingkrak-jingkrak. “Hei,” Doojin kembali mendapatkan ide gila, “memang, Sarang sudah keluar dan kembali digantikan oleh Jaejin. Bagaimana kalau... kita nambah satu orang lagi?”
“Hee..~?”
“Siapa, Jin?” tanya Hyunjae.
Doojin menunjuk ke arah Yuri. Yuri langsung hang.
“Aku nguping saat kalian audisi, dan Yuri mempunyai suara yang cukup bagus. Bagaimana, Yuri, interest nggak masuk ke grup FIVE PEARL?”
Hyunjae membantah, “aku tetap mau jadi vokalisnya. Dan aku tahu Yuri ini pintar di apa. Yuri... kamu sering memergokiku saat aku bermain piano, dan kadang-kadang aku men-dengarmu bersenandung. Kamu pintar main piano, ya?”
Yuri dengan malu-malu, akhirnya menjawab—karena seluruh pandangan mengarah padanya, “i... iya, sih. Cuman sedikit tapinya... di Gereja aku pernah main organ. Hyunsoo-oppa yang mengajari.”
“Bagaimana?”
“Bagaimana apanya?” tanya keempat cowok lainnya kepada Doojin.
“Posisi keyboard telah dibuka,” jawab Doojin. Yuri cengengesan. “Kita ganti nama, jadi FIVE+ PEARL. Bagaimana?”
Usul Doojin yang sangat aneh itu, mau tidak mau diterima juga karena ternyata, USULNYA BENAR-BENAR CEMERLANG.
(C) 2010 by K.Caroline
A/N: final episode... epilogue will soon post... ^^