This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Rabu, 31 Maret 2010

Yuri & Five Pearl - 4.1 -

Thaeyangi

Siwon membaca laporan di depannya. Pemuda yang masih berusia 17 tahun itu, ter-paksa menggantikan Ayahnya, Mr. Choi, jadi direktur perusahaan elektronik terbesar kedua di Korea setelah SAMSUNG, THAEYANGI (p.s: hanya di dalam novel ini). Mr. Choi harus berhenti bekerja dua bulan yang lalu karena penyakit yang dideritanya. Dia jadi harus selalu beristirahat di rumah, diinfus dan makan makanan dari dokter.

“Nyonya Han, saya khawatir, kalau grafik penjualan kita di bulan lalu bukan seperti ini...,” kata Siwon mengejutkan seorang wanita berusia 30-an, yang memakai blazer dan hiasan sederhana. “Apakah saya masih bisa mempercayai Anda di bidang keuangan perusahaan ini?”

Nyonya Han cuman tersenyum kecut, dan mengundurkan diri dari ruangan Siwon. “Dan Tuan Lee, memangnya kita pernah memproduksi HP seri Thae yang bisa facebook dan twitter secara bersamaan? Saya ingat, tidak.”

Tuan Lee, pria berusia setengah baya juga hanya bisa tersenyum kecut, lalu keluar dari ruangan sambil mengendorkan dasinya.

“Dan Nyonya Park, maaf. Usulanmu untuk mengganti logo THAEYANGI ditolak. Memang bagus, namun rasanya kemaren kita baru mengganti logonya.”

Nyonya Park, yang bekerja di bagian desain grafis dan iklan, langsung keluar dari ruangan sambil setengah berlari. Yang tinggal hanyalah Tuan Lim.

“Tuan Lim, hanya Anda yang bekerja bagus,” Siwon membuat Tuan Lim tersenyum bangga, “tetapi, jangan sampai prestasi Anda ini jadi menghambat kemajuan perusahaan THAEYANGI karena... saya merasa ada persengkongkolan di sini?”

BRAK

Tuan Lim membanting pintu ruangan Siwon. Siwon melepas kacamatanya, menyenderkan badannya dan menarik napas panjang. Entah mengapa, Siwon merasa belum siap untuk memimpin perusahaan sebesar ini. Siwon lalu beranjak dari duduknya, dan mengintip keluar ruangannya dari celah tirai yang terbuka sedikit.

Enak sekali mereka, batin Siwon iri ketika melihat beberapa siswa dan siswi ber-seragam SMA sedang makan bersama-sama di restoran. Ingin sekali Siwon juga bisa melakukan hal itu, tetapi kenyataan tidak memperbolehkannya. Memang Siwon sangat sayang kepada Ayahnya, namun apakah memang harus Siwon yang memimpin perusahaan ini?

“Tuan muda Choi,” Siwon kaget, dan menoleh ke belakang. Ada seorang wanita yang merupakan serketaris Ayahnya dulu. “Tuan besar Choi memperbolehkan Anda pulang, nanti segalanya biar saya yang urus.”

Seketika itu juga, perasaan Siwon jadi senang sekali. “Benarkah? Baiklah kalau begitu, Nyonya Kim, aku serahkan padamu!” Siwon langsung menyabet jasnya dari gantungan jas, menenteng ranselnya dan keluar dari ruangannya dengan ngebut.

***

FIVE PEARL sama-sama termenung. Mereka berlima saling terdiam di dalam satu ruangan yang cukup besar dengan peredam suara dan segala alat musik. Ya, itu studio FIVE PEARL, yang berada di rumah Doojin.

“Bagaimana? Kita ikut, nggak?” tanya Minhwan memecah keheningan di antara mereka. Mereka sama-sama sedang memandangi brosur bertuliskan SOUL MUSIC COMPETITION 2009—yaitu sebuah kompetisi grupband di Seoul. First prize-nya, adalah dikontrak 3 album oleh perusahaan musik yang menyelenggarakan, Soul Music, atau akrab disebut SM.

“Mau sih...” jawab Doojin, namun dengan nada tidak yakin, “tapi pasti lawan kita pada lebih hebat daripada kita! Lihat saja grupband NIGHTMARE dari SMA Nadam! Pas lagi ada pensi di sekolah kita, mereka mainnya bagus banget, tauk!”

“Iya, apalagi grupband cewek-cewek ROGALS dari SMA Putri St. Gabriella! Mereka rock banget!” tambah Jaejin.

“Memangnya kalian pikir, FIVE PEARL lebih buruk daripada mereka?” celetuk Junsoo. Keempat temannya yang tadi ribut, mendadak diam. “Kalian ini bagaimana sih, udah mengira yang tidak-tidak. Kalau kalian berpikir seperti itu daritadi, buat apa kita pusing memikirkan apakah kita harus ikut atau tidak? Nggak usah ikut aja, daripada jadi pusing.”

“... Jun... Junsoo...” Hyunjae kaget banget mendengar perkataan Junsoo yang sangat menembus hati, “kami bukannya berpikir bahwa FIVE PEARL itu jelek. Tentu saja tidak, dan tidak akan pernah sampai kapanpun! Kami cuman takut kalau...”

“Kalau takut, ya, latihan,” potong Junsoo.

Krik krik krik...

Keempat cowok lainnya terdiam terpaku. Junsoo menghela napas panjang, kemudian mengambil gitarnya dan memainkannya pelan di sudut ruangan.

***


Cat : maaf ya kalau kalian nggak comfort membacanya... habis, susah disetting sih!


This novel is (C) 2009 by Kania Caroline

Hachiko



Kemaren kita nonton film ini di bioskop di Mall Kelapa Gading! Karena hari kerja, plus lagi anak SMP masih UN, bioskop pun sepi pi pi pi!! Tapi yang nonton lumayan banyaklah, ada sekitar 20-an orang.

Kami pergi ke mall pukul 10 lewat berapa menit gitu.., nyampe2 langsung beli tiket bioskop dan langsung masuk pukul 12.15! Cuman nunggu 3 menit! Udah deh, terus nonton (tapi saking cepetnya masuk ke bioskop, jadi harus nonton banyak iklan selama lebih dari 10 menit!)

Film pun dimulai... jreng jreng jreng...! Secara keseluruhan, kami sangat menikmati film ini, walaupun tangisan yang ditumpahkan bisa sampai 1 bak mandi lebih!!! (eh, harusnya ditampung tuh, supaya bisa jadi air mandi! Hah?!)
Bukan cuman kami (aku, heechul dan Mama), tapi kayaknya semua penonton (kecuali cowok-cowoknya. Kayaknya!), NANGIS! Udah deh, pas keluar dari bioskop, muka kita pada merah semua, plus jadi ingusan, hahaha....

Tapi nih film, HACHIKO, yang diadaptasi dari true story emang pantas banget buat ditonton. Terharu dah, punya teman (baca: anjing) setia kayak Hachiko <:3! Nanti kapan2 kalau ke Jepang, jangan lupa pergi ke stasiun Shibuya buat ngeliat patung perunggu Hachiko, ya!! (eh... bener 'kan, stasiun Shibuya? :D)

p.s: thanks buat kak Farida yang sudah mempromosikan film ini... Hehehehehe... :)

Minggu, 28 Maret 2010

SORRY SORRY!

Kalau kalian menanyakan kenapa nih blog udah lama nggak aktif, sori banget ya! Soalnya, internet di rumah bermasalah, baru dibetulin tgl 27 Maret lalu! Nggak tau apa masalahnya, sekarang baru bisa. Maaf ya, buat kalian yang seneng baca blog ini... besok kami janji buat post entri baru, deh.. Tenang!!! Hehehehe...

Minggu, 14 Maret 2010

LYRICS CRANK DAT - SOULJAH BOY


HALO EVERYBODY!!! Ini ada lirik lagu CRANK DAT lagunya Souljah Boy! Tapi bukan aku yang buat. Yang buat Souljah Boy. Jadi jangan benci aku. ENJOY, DONKZ! =D

(Yoooouuuu!)
Soulja boy I tell 'em
Hey I got a new dance fo you all called the soulja boy
(Yoooouuuu!)
You gotta punch then crank back three times from left to right
(Aaaaaaaahhhhhhhh yeeeeaaaah!)

[Chorus: x2]
Soulja Boy Off In This Hoe
Watch me Crank It
Watch me Roll
Watch me Crank Dat Soulja Boy
Then Super Man Dat Hoe
Now, Watch me You...
(Crank Dat Soulja Boy)
Now, Watch me You...
(Crank Dat Soulja Boy)
Now, Watch me You...
(Crank Dat Soulja Boy)
Now, Watch me You...
(Crank Dat Soulja Boy)

[Verse 1:]
Soulja Boy Off In This Hoe
Watch me Lean And Watch Me Rock?
Super Man Dat Hoe
Then Watch me Crank Dat Robocop?
Super Fresh, Now Watch Me Jock
Jocking On Them Haterz Man
When I Do Dat Soulja Boy
I Lean To The Left And Crank Dat Dance
(Now You)
I'm Jocking On Yo Bitch Ass
And If We Get The Fightin
Then I'm Cocking On Your Bitch
You Catch Me At Yo Local Party
Yes I Crank It Everyday
Haterz Get Mad Cause
"I Got Me some Bathing Apes"

[Chorus x2]

[Verse 2:]
I'm bouncin' on my toe
Watch me super soak dat oh
I'ma pass it to Arab
And he's gon' crank it up fo' sho'

Haterz wanna be me
Soulja Boy, I'm the man
They be lookin' at my neck
Sayin' it's the Rubberband Man, man
Watch me do it, watch me do it
Dance, dance
Let get to it, let get to it

Nope, you can't do it like me
Doe, so don't do it like me
Folk, I see you tryna do it like me
Man that damn was ugly

[Chorus x2]

I'm To Clean Off In This Hoe
Watch Me Crank And
Watch Me Roll
Watch Me Crank Dat Roosevelt
Then Super soak That Hoe,
Super Soak That Hoe [x9]
I'm to Fresh Off In This Bitch
Watch Me Show
Now Watch Me Gig
Watch Me Crank My Shoulder Work
And Superman That Bitch,
Superman That Bitch,
Superman That Bitch,
Superman That Bitch,
Superman that Bitch
(Awwwwwww) (You)

[Chorus x2]



kalau mau download lagunya, ada di sini (di laman Download).

Yuri & Five Pearl - 3.2 -



Dengan masih memperhatikan kedua batang bunga bakung yang sudah ia masukkan ke dalam vas berisi air dan ia pajang di atas meja belajarnya, Yuri tersenyum-senyum di tempat tidurnya yang berseprei biru, warna kesukaannya. Cubitan Hyunjae pun masih terasa di pipi merahnya.


“Hyunjae...” gumamnya. Nah lho! Kok dia bisa memikirkan Hyunjae segitu lamanya?! Yuri lalu menepuk pipinya sendiri dengan pelan, menyadarkan dia ke dunia nyata. Lalu dia alihkan pandangannya ke sebuah pigura kecil dengan foto Hyunsoo di dalamnya. Di situ, Hyunsoo sedang menggendong Yuri sambil tersenyum riang. Sorot matanya sama dengan Hyunjae, ringan dan tanpa beban.


Hiks, isak Yuri dalam hati. Air mata Yuri membendung, namun dengan cepat Yuri mengelapnya, dan kembali ke pekerjaannya, yaitu membuat PR matematika dari Bu guru Han.


Kriuk... Oh ya ampun, baru makan siang, kok udah laper lagi sih?! protes Yuri sendiri sambil memegangi perutnya yang memang lapar. Yuna sedang keluar. Saat Yuri mem-buka kulkas pun, yang ada cuman roti dan selai, dan sayur mayur. Yuri lalu membuka buku nomor telepon, dan menemukan satu restoran masakan China.


Annyong haseo, saya ingin memesan dimsum daging,” sapa Yuri di telepon, dijawab dengan ‘baik, tunggu sebentar’. Yuri lalu meletakkan gagang telepon ke tempatnya, dan menunggu di ruang tengah, sambil menonton TV. FT Island sedang manggung di Music Bank, membawakan lagu Barae (My Eyes Only For U). Kalau dipikir-pikir, FIVE PEARL cukup mirip dengan FT Island. Namanya pun ada yang sama, seperti Jaejin dan Minhwan.


“Kebetulan doang kali,” jawab Yuri sendirian.


TING TONG


Yuri membuka pintu rumahnya, dan ia terkejut. Cowok di depannya juga terkejut.


“Hyunjae?” tanya Yuri. Hyunjae, yang memakai seragam restoran China sudah menahan tawanya, dan akhirnya tertawa.


“Hahaha...” Hyunjae tertawa lepas. “Aduh, sudah berapa kali ya, kita ketemu hari ini? Mungkin kita emang jodoh, kali, ya..!!”


Yuri cuman bisa diam, karena dia sangat heran, plus kaget akan perkataan Hyunjae. Hyunjae masih tertawa, namun dihentikan dengan suara rengekan perut Yuri yang sudah kosong. Hyunjae terdiam. Yuri terdiam. Tapi mereka sama-sama tertawa juga, pada akhirnya.

***

Hyunjae terperangah kagum melihat aksi makan Yuri yang sangat spektakuler. Porsi dimsum untuk 5 orang yang baru disajikan semenit yang lalu, kini sudah habis setengahnya. Hyunjae kini sedang duduk di depan Yuri, ‘menikmati’ Yuri yang sedang menikmati dimsum.


“Lah? Hyunjae kenapa tidak makan?” tanya Yuri dengan mulut yang masih penuh. Hyunjae tersenyum sebentar, memegang sumpitnya, mengambil satu dimsum dan mencelup-kannya ke dalam saos.


“Enak ‘kan?” tanya Yuri lagi membuat Hyunjae jadi kaget dan makin penasaran dengan gadis di depannya itu.


“Kamu buas ya,” celetuk Hyunjae membuat Yuri terkejut dan jadi terbatuk-batuk. Aduh! Kenapa Yuri bisa lupa, kalau di depannya sedang ada cowok?! Keren pula! Yuri sudah terbiasa makan bersama abangnya begitu, sih! Lahap, maksudnya!


“Eh, maaf... ini, air!” Hyunjae menyodorkan segelas air mineral, dan langsung disambut oleh Yuri. Setelah selesai acara tersedaknya, Yuri jadi diam saja. Hyunjae jadi heran, dan berpikir, jangan-jangan dia jadi tersedak gara-gara aku nyeletuk tadi?


“Maaf, Yuri! Nggak usah dipikirkan...” Hyunjae menepuk bahu Yuri pelan, “dulu adik perempuanku, Jinju, juga begitu kok! Dia sangat rakus, bahkan makananku juga dilahapnya... aku bukannya mengejekmu, lho, justru aku kagum...”


Yuri makin BT, namun Hyunjae menambahkan, “karena berarti, masakanku enak sekali ‘kan?”


“Hah? Ini semua, kamu yang masak?” Yuri kaget setengah mati. Kalau dilihat sekilas, pasti semua orang berpendapat sama kalau Hyunjae itu tipe siswa yang malas. Tapi ternyata, Hyunjae bisa memasak?! Yuri bahkan tidak bisa memasak, karena setiap hari yang memasak di rumah adalah Hyunsoo.


Hyunjae tersenyum bangga, membuat Yuri tambah kaget. Namun akhirnya Hyunjae tertawa sumringah, “hahaha!!! Kamu kok bisa ketipu sih? Yang masak pasti kokinya, lah! Aku sih nggak bisa masak! Paling cuman ngerebus air!”

***


This novel is (C) 2009 by Kania Caroline

Alice In The Wonderland

"

Males... males... kok nggak ada film bagus sih, di bioskop?! Adanya juga film Indonesia yang nggak jelas gitu, jadi males...
Tapi tiba-tiba (musik on)... ADA FILM ALICE IN THE WONDERLAND!!

"Ma! Besok kita nonton film Alice in the Wonderland, ya!"
"Oke..."
"Kayaknya bakal rame deh, soalnya ada Johny Depp......"
"Belum tentu," says Mama.
"Udah ah! Yang penting berangkatnya cepat!

Deng deng deng... di bioskop Mall Kelapa Gading.

BUSET DAH... ITU KERUMUNAN ORANG NGANTRI TIKET ATAU ADA OBRAL BESAR-BESARAN YA??? YA AMPUN... ITU ANTRIAN MAU BELI TIKET ATAU ANTRIAN KE PINTU NERAKA YA??? BUSET DAH RAME BANGET...!!

"Kak, adanya juga bangku paling depan... atau mau 3D? Jam 17.15, masih ada di tengah-tengah..."
WHAT?! 3D?! WHAT'S THAT ALL ABOUT?!
"Ya udah deh ma... Yang jam 17.15 aja... sekalian cobain 3D..."

Sip. Jam 17.15.

Popcorn, siap! Coca Cola, Siap! Cinema Fried Potato, Siap!

Deng deng deng...

WHAT'S THAT ALL ABOUT?! Ngapain si mbak kasih kacamata?! Emang bakal ada matahari di dalam! Oh, maaf, saya wong ndeso, ternyata itu buat kacamata 3D-nya. SIip.!!! Udah disteril, mbak? Udah, oke!

DENG DENG DENG DENG DENG...

FILMNYA SERU BANGET!! APALAGI PAKE 3D WALOPUN TUH ORANG NGOMONG GUE NGGA NGERTI!

Yeah, must-watch film, ALICE IN THE WONDERLAND.

Kamis, 11 Maret 2010

Yuri & Five Pearl - 3.1-

Hyunjae

Sepulang sekolah, Yuri menyempatkan diri masuk ke dalam sebuah toko bunga yang tadi pagi ia lewati saat berangkat ke sekolah. Sejak pertama kali melihatnya, entah mengapa hati Yuri sudah tidak sabar untuk masuk ke dalamnya. Dan sore inilah, Yuri akhirnya bisa menjejakkan kaki ke dalam toko bunga itu.

Saat Yuri membuka pintu kaca toko bunga itu, bel lonceng pun berbunyi, dan harum semerbak bunga langsung menyerbu Yuri. Toko bunga ini terlihat besar dari luar, padahal sebenarnya cukup kecil, dengan lantai ubin bermotif wajik hijau dengan latar belakang putih, dinding yang dicat hijau muda, dan beberapa rak dengan pot-pot yang ditumbuhi tanaman di atasnya.

“Permisi,” kata Yuri, namun tidak ada yang menjawab. Yuri cuman bisa diam di tempatnya, sambil melihat ke sekelilingnya. Di depannya cuman ada meja kasir disertakan alat hitung sederhana, yaitu kalkulator. Cahaya di dalam pun remang-remang, karena lampu-nya belum dinyalakan dan hanya mendapatkan penerangan dari luar.

Tiba-tiba terdengar suara dentingan piano yang lembut. Hah? Suara piano? batin Yuri penasaran, mencari-cari sumber suara lembut namun lincah itu. Yuri menengokkan kepalanya ke sebuah ruangan di sebelahnya. Ternyata, masih ada satu ruangan lagi. Ruangan itu cukup besar, dengan lantai putih dan dindingnya juga sama, bewarna putih. Dengan sedikit mengendap-endap, Yuri masuk ke dalam ruangan itu, dan akhirnya menemukan siapa yang memainkan piano.

Cowok itu terlihat sangat konsentrasi dalam permainannya. Namun yang Yuri herankan adalah, mengapa cowok itu terlihat sedih? Matanya sendu. Lagunya pun terdengar sedih, walaupun irama sebenarnya riang dan lincah.

“Hyunjae?” Yuri keceplosan, membuat seorang cowok yang masih memakai seragam di depan grand piano hitam di depannya berhenti bermain piano, dan menengok ke arah Yuri yang sudah tersipu malu.

“Yuri?!” Hyunjae kaget, dan segera berdiri dari kursi piano.

“Ma... maaf kalau aku menganggu,” Yuri menundukkan wajahnya, tidak berani menatap wajah Hyunjae. Tetapi, Hyunjae justru menepuk kepalanya pelan.

“Sudahlah, nggak apa-apa. Justru aku harus berterima kasih padamu, sebab kalau kamu nggak ‘mengangguku’, pasti aku masih memainkan lagu itu, thanks ya,” Hyunjae tersenyum manis, dan mengangkat wajah Yuri. “Nah, mau beli bunga apa?”

“Hah? Kamu yang punya toko bunga ini?” tanya Yuri begitu mereka kembali ke ruangan pertama. Hyunjae mengambil dua batang bunga bakung, dan menyerahkannya kepada Yuri.

“Hmm? Bukan, aku cuman membantu di sini. Toko bunga ini milik orang tuaku,” jawab Hyunjae, sambil masih sibuk mencari-cari bunga lainnya. “Tapi almarhum.”

“Oh ya ampun! Maaf,” Yuri jadi merasa bersalah banget.

“Nggak apa-apa, lagipula mereka sudah tiada sejak aku kecil,” tambah Hyunjae, membuat Yuri jadi semakin bersalah. “Hei, jangan sedih! No sad face, oke? Aku aja nggak sedih, kok jadi malah kamu yang jadi sedih?”

Yuri jadi bisa menyunggingkan sedikit senyuman di wajahnya.

“Nah, gitu dong! Dari kemaren aku belum ngeliat kamu senyum deh, perasaan,” Yuri jadi kaget banget mendengar celetukan Hyunjae dari balik meja kasirnya. “Kamu nggak usah bayar bunga bakung itu, anggap saja hadiah dari aku. Oke?”

“Ha... hadiah apa?”

Hyunjae tersenyum, berpikir sebentar. Yuri tidak mau menatap wajahnya, jadinya dia memalingkan matanya. Yuri dikagetkan karena Hyunjae mencubit kedua pipinya pelan. “Gara-gara senyumanmu tadi. Bagaimana? Bisa ‘kan, kamu terima?”

Pssh... wajah Yuri jadi tersipu-sipu.

***


Note: si Heechul bilang, kalau ada yang suka sama novel ini... Thanks banget yaaa!!! Seneng lho!!! Keep read, ok!
Note Note: maaf kalau tulisan dari novel ini BESAR kecil.. soalnya susah nge-setting di sini... maaf kalau bacanya jadi nggak nyaman... ^^

This novel is (C) 2009 by Kania Caroline

Rabu, 10 Maret 2010

Yuri & Five Pearl - 2.2 -

“Aku pulang,” kata Yuri begitu membuka pintu rumahnya. Dia disambut oleh Yuna, yang memakai baju terusan beludru dan perhiasan cukup mewah. “Bibi mau keluar?”


“Temenin bibi yuk, bibi mau nyari baju baru soalnya bakal ada reuni sekolah minggu depan,” jawab Yuna. Yuri ingat akan tugas-tugasnya yang diberikan oleh Pak Kim tadi pagi. Banyak banget. Belum lagi PR-nya yang menumpuk.


“Duh, Bi... masalahnya tadi pagi Yuri dikasih tugas yang sebenarnya untuk murid baru, dan banyak PR...” Yuri mencoba menolak. Yuna mengangguk mengerti.


“Mau nitip nggak?” tanya Yuna, dijawab gelengan Yuri. Setelah mengantar Yuna ke pintu, Yuri mengunci pintu rumahnya dan masuk ke dalam kamar untuk berganti baju. Setelah itu, dia langsung menyelesaikan tugas-tugasnya.


“Ah, mumpung lagi internet,” gumamnya sambil mengetik kata fivepearl di search box. Setelah Yuri menekan tombol enter, banyak sekali yang keluar. Banyak foto-foto Five Pearl, video, bahkan sampai lagu-lagu yang bisa diunduh. “Ah, jangan kelamaan deh,” baru 10 menit membuka situs Five Pearl, Yuri langsung menutupnya, takut keasyikan nanti malah jadi nggak ngerjain tugas.


Pulang dari mall, Yuna mampir ke sebuah rumah yang sangat megah, dengan pagar tinggi yang memagari. “Selamat malam, onnie,” sapa Yuna kepada seorang wanita yang lebih tua daripadanya, namun juga memakai baju mewah dan mahal seperti Yuna.


“Bagaimana kabar Siwon, onnie?” Yuna basa-basi.


“Baik sekali, dan bagaimana kabar keponakanmu itu, Yuri?” tanya Eri, wanita tersebut. “Pasti dia sudah sangat cantik, ya. Kabarnya dia itu satu sekolah sama putraku?”


“Ya... sengaja kumasukkan ke SMA Neul Paran agar rencana kita bisa berjalan lancar,” Yuna tersenyum ke seorang lelaki yang juga sudah tua, “bukan begitu, oppa?”


“Ini semua demi kebaikan perusahaan. Walaupun sebenarnya kita sudah melanggar hak mereka, tetapi ini kita lakukan agar 16.000 pekerja terselamatkan,” jawab lelaki itu. Mereka bertiga mengangguk bersamaan.


Sementara itu, Siwon di kamarnya masih menatap lurus pemandangan malam hari kota Seoul. Buku berbahasa Inggris yang ia baca sudah ditelungkupkannya di meja di sebelahnya ia duduk.


“Tuan muda, apakah tuan muda sudah mau makan malam?” tanya seorang maid. Siwon menjawab ‘tidak’ dengan lambaian tangannya. Maid itu lalu keluar dari kamar Siwon yang sangat megah, bak seorang pangeran.

Siwon menghela napas panjang.


Sementara itu, Hyunjae dikagetkan oleh bunyi HP-nya yang berisik. Di layar HP-nya itu terpampang nama seorang gadis. Hyunjae malas mengangkatnya, dan kembali tidur di meja belajarnya.


SARANG

calling

***

Yuri terbangun. Dia tadi tertidur di meja belajar saking ngantuknya. Jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah enam. “Aduh, mati aku,” keluh Yuri dan dengan cepat ia mandi, memakai seragam, membawa sarapannya dan keluar dari rumah, ngebut menuju sekolah.


“Minhwan?!” seru Yuri kaget dalam hati ketika melihat Minhwan yang tertidur, namun menyender ke tiang listrik.


“Minhwan, bangun!!!”

“Hoe... ngantuk...” Minhwan malah memeluk Yuri. Yuri jadi gelagapan. Akhirnya dia diam. Tidak tega juga membangunkan Minhwan yang dengan wajah memelas, ia tidur.


Duh, udah mau terlambat nih...


“Lha?” Junsoo datang sambil membawa dua cangkir kopi di kedua tangannya. “Dia ketiduran ya? Aduh, sori Yuri. Tadi aku suruh dia nunggu di sini.”


“Ng... nggak apa-apa,” jawab Yuri pelan.


Junsoo lalu menarik Minhwan, dan menyenderkannya ke drinking machine. “Yah, ketiduran. Nih, Yuri, kopinya buat kamu aja,” Junsoo menyodorkan satu cangkir dengan kopi yang masih panas kepada Yuri. Walaupun tidak suka kopi, Yuri yang nggak enak untuk menolak, menjawab tawaran Junsoo.


“Makasih ya... aku duluan ke sekolah ya,” pamit Yuri diikuti senyuman tulus Junsoo. Setelah jauh dari mereka berdua, Yuri meletakkan cangkir yang masih penuh itu di atas batu, kemudian mempercepat langkahnya ke sekolah.


Bel istirahat berdering. Yuri masih terpaku di kursinya. Para siswi, sejak kemaren, tidak ada yang mau mengajaknya berbicara. Sedangkan para siswa, malah sibuk dengan diri mereka sendiri, atau malah langsung keluar kelas untuk bermain bola basket di lapangan.


“Capek aku,” ucap seseorang tepat di sebelah Yuri, membuat diri Yuri kaget. Yuri tambah kaget ketika mengetahui orang itu adalah Jaejin. Para siswi berbisik-bisik, bahkan ada yang hampir berteriak.


“Ja... Jaejin?” Yuri kaget. Kaget karena dua hal, yaitu pertama, karena ada Jaejin di sebelahnya, dan kedua, karena dia bisa menghapal nama orang secepat itu. Biasanya ‘kan, dia butuh seminggu untuk menghapal nama, apalagi nama seorang cowok.


“Boleh numpang duduk di sini dulu ya,” Jaejin menutupi wajahnya dengan topi biru-nya. Selang beberapa waktu kemudian, terdengar dengkuran kecil. WHAT?! Dia tertidur?!


“Ja... Jaejin,” bisik Yuri pelan. Para siswi di kelasnya menatap sebal kepadanya, dan serentak berjalan keluar. Yuri mendekatkan dirinya kepada Jaejin, agar bisa membangunkan cowok itu, tapi yang ada malah ia mendengar suara hembusan napas Jaejin yang sangat anggun dan—anehnya, menenangkan hati.


Yah, nggak tega ngebangunin lagi, deh, batin Yuri. Beberapa menit kemudian barulah Jaejin terbangun, dan tanpa berkata apa-apa, dia keluar. Yuri masih menatap punggung Jaejin hingga hilang di kejauhan. Baru merasa lega, tiba-tiba meja Yuri didatangi oleh beberapa siswi.


“YURI ENAK BANGET!!!” seru mereka serentak. Lalu seorang gadis yang memakai kacamata tebal, maju ke depan. “Yuri, kamu kok bisa dekat dengan Jaejin? Baru kali ini, lho, Jaejin mau mendekati seorang gadis. Biasanya ‘kan, para gadis yang mendekatinya. Apa sih, resepmu?”


Yuri cuman terdiam. Heran, cuman bangga juga dia. “Ng... seingatku, aku nggak punya resep apa-apa. Aku bahkan baru mengenalnya 1 hari.”


Siswi-siswi di depannya melongo heran.

***


Keterangan.
Onnie: panggilan untuk kakak oleh adik perempuan
Oppa: panggilan untuk abang oleh adik perempuan


This novel is (C) 2009 by Kania Caroline

Fascinating South Korea Journey - Day 1

>> Incheon International Airport [South Korea]
Ya!! Ini adalah bandara internasional Korea Selatan, Incheon. Bagus, rapih, dan bersih. Orang-orang di sana tertib. Jadinya merasa nyaman di sana.

Pagi-pagi, subuh-subuh sekali, kami sampai di Korea, dengan badan yang masih letih... Tidur juga di pesawat. Yaah... Tapi gitu deh! Asik juga, kok! Masih capek, tapi langsung dilanjutkan ke Gimpho Airport untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Jeju.
Pulau Jeju bagus dan bersih juga. Di sana nggak panas. Jalanannya rapih. Trotoar pun, berperan!!! ASIK SEKALI! Dulunya Jeju adalah negara sendiri (kurang lebih 1000-2000 thn lalu). Hmp... Akan meninggalkan memori yang indah di sini! HAHAHAHA!!!

>> Dragon Head Rock [Jeju Island]
Tujuan kita yg pertama adalah "Dragon Head Rock". Legendanya : Dulu, raja naga minta seekor naga buat mengambil suatu herb di gunung. Lalu, yang menjaga herb itu marah, dan mengubah si naga jadi keras. Menjadi batu! Hm uniq juga!
Pokoknya kita nurunin beberapa anak tangga biar bisa mendapatkan part of view yang terbaik. Keren juga ya, batu ini. Bisa terlihat, kan, bentuknya? Kira-kira sendiri aja, detch... Soalnya memang sudah mulai tidak terbentuk lagi. Foto-foto buat kenangan!

>>Nasional Museum [Jeju Island]
Tujuan kita yang kedua adalah "National Museum.
Tahu, kan, apa saja isi museum? Biasa saja, kok. Tapi museum ini bersih, rapih, dan niat. Hmm... keren sekali!!!

>> Hallim Park [Jeju Island]
Tujuan kita yang ketiga adalah "Hallim Park".
Di sini ada goa-goa. Ada juga bonsai. Bonsainya ada yang tua banget! Ada yang ampe 100 lebih tahun. Bagus! Bersih! Keren!

Kita lalu melewati "Mysterious Road". KENAPA MISTERYUS?? Jalanan ini menanjak, tetapi kendaraan yang mesinnya tak menyala, bisa lewat! MYSTERIUS, LHO... Hmm.... Heran + penasaran...! TAPI KEREN!

OK... TO BE CONTINUED... TO =Fascinating South Korea Journey -Day 2=

Rabu, 03 Maret 2010

Yuri & Five Pearl - 2. 1 -



Five Pearl

Yuri masih kaku di hari pertamanya. Buktinya, sekarang ia malah cuman diam di depan kantin yang sudah penuh sesak oleh para murid. Kantin yang sebenarnya sangat besar kalau sedang kosong itu, kini lebih rame daripada keramaian mall Doota. Rame banget ‘kan? Yah, serame mall-mall di Indonesia, lah.

Di antara bingung mau duduk di mana dan masih bertanya-tanya dalam hati ‘apakah aku bisa menembus keramaian itu’, Yuri masih terpaku di depan kantin, di mana orang-orang sudah berlalu lalang di sebelahnya.

“Hey, Ri...” sapa seseorang. Yuri menengok ke belakang, ternyata Doojin dan Junsoo. “Kamu kok berdiri di depan kantin? Kenapa nggak masuk? Kamu ke kantin buat makan ‘kan, bukan buat berdiri doang, ngeliatin orang makan?”

“A... anu...”

“Sudahlah, ikut kami saja!” Doojin masuk ke kantin duluan, membuat separuh dari penghuni kantin yang merupakan siswi, jadi diam di tempat. Lalu datang Junsoo, tambah membuat mereka diam hampir hang.

“Yuk!” ajak Doojin. Yuri masuk ke dalam kantin, risih dengan pandangan para siswi.

Siapa tuh?

Kelas 1, ya?
Dia ‘kan yang tadi pagi jalan bareng sama Hyunjae!

“Di sini!!” panggil Minhwan dengan suara imutnya dari sudut kantin, di mana satu meja masih kosong, sengaja dipersiapkan untuk Five Pearl.

Yuri cuman memperhatikan sekelilingnya, sementara Hyunjae sudah menyantap roti baguette-nya, Jaejin sudah menyantap udong-nya, Junsoo dan Doojin sudah menyantap mie ramyon-nya, dan Minhwan yang sedang menggigiti kecil-kecil roti sandwich-nya.

“Makan, Ri?” tanya Jaejin. Yuri terpecah daripada lamunannya, namun hanya bisa tersenyum.

“Aku deh yang beli, mau apa?” tanya Jaejin lagi. Yuri menggelengkan kepalanya, takut merepotkan. Yuri lalu beranjak dari kursinya, dan berjalan menuju satu stand.

“Hey,” cegat seseorang. Dari suaranya, dia seorang siswi. Dengan sedikit takut, Yuri menengok ke arah sumber suara tersebut. Seorang gadis dengan rambut cepak menyerupai lelaki, dan bedanya dia memakai seragam lelaki (celana dan jas), menatap tajam ke arah Yuri. “Kamu anak kelas 1, ya? Kenapa bareng sama Five Pearl?”

“Fi... Five Pearl?” Yuri nggak tahu apa itu, Five Pearl? Masak daritadi dia duduk sama lima mutiara? Adanya juga dia duduk sama lima cowok keren, tauk.

“Kamu nggak tau Five Pearl?! Five Pearl itu grupband SMA Neul Paran yang paling terkenal di kota ini! Masa kamu nggak tau sih?!” seorang gadis berambut panjang dengan hiasan menor menambahkan.

“Sudahlah Yonbin, jangan marah-marah,” lerai cewek sebelumnya. “Nggak usah urusin cewek kayak gitu. Makan gih.”

Gadis berambut panjang itu langsung duduk, namun masih mengumpat-ngumpat. Yuri jadi tidak ada selera makan, dan akhirnya dia keluar dari kantin. Five Pearl, yaitu Hyunjae dan kawan-kawan cuman melihat dengan heran.

***

This novel is (C) 2009 by Kania Caroline

For March 2010... Fascinating South Korea Journey introduction

Ada kabar baik lho!

Mulai hari Kamis (besok), kami bakal menceritakan tentang liburan ke...
KOREA SELATAN! Yeah!

Jadi look for it, okay!

'Fascinating South Korea Journey'

(mudah2an bisa besok dipos-nya... maklum, sibuk banget nih! Sibuk main PS :D, eits... maksudnya belajar buat ujian naik kelas dan UN!)