This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Kamis, 11 Maret 2010

Yuri & Five Pearl - 3.1-

Hyunjae

Sepulang sekolah, Yuri menyempatkan diri masuk ke dalam sebuah toko bunga yang tadi pagi ia lewati saat berangkat ke sekolah. Sejak pertama kali melihatnya, entah mengapa hati Yuri sudah tidak sabar untuk masuk ke dalamnya. Dan sore inilah, Yuri akhirnya bisa menjejakkan kaki ke dalam toko bunga itu.

Saat Yuri membuka pintu kaca toko bunga itu, bel lonceng pun berbunyi, dan harum semerbak bunga langsung menyerbu Yuri. Toko bunga ini terlihat besar dari luar, padahal sebenarnya cukup kecil, dengan lantai ubin bermotif wajik hijau dengan latar belakang putih, dinding yang dicat hijau muda, dan beberapa rak dengan pot-pot yang ditumbuhi tanaman di atasnya.

“Permisi,” kata Yuri, namun tidak ada yang menjawab. Yuri cuman bisa diam di tempatnya, sambil melihat ke sekelilingnya. Di depannya cuman ada meja kasir disertakan alat hitung sederhana, yaitu kalkulator. Cahaya di dalam pun remang-remang, karena lampu-nya belum dinyalakan dan hanya mendapatkan penerangan dari luar.

Tiba-tiba terdengar suara dentingan piano yang lembut. Hah? Suara piano? batin Yuri penasaran, mencari-cari sumber suara lembut namun lincah itu. Yuri menengokkan kepalanya ke sebuah ruangan di sebelahnya. Ternyata, masih ada satu ruangan lagi. Ruangan itu cukup besar, dengan lantai putih dan dindingnya juga sama, bewarna putih. Dengan sedikit mengendap-endap, Yuri masuk ke dalam ruangan itu, dan akhirnya menemukan siapa yang memainkan piano.

Cowok itu terlihat sangat konsentrasi dalam permainannya. Namun yang Yuri herankan adalah, mengapa cowok itu terlihat sedih? Matanya sendu. Lagunya pun terdengar sedih, walaupun irama sebenarnya riang dan lincah.

“Hyunjae?” Yuri keceplosan, membuat seorang cowok yang masih memakai seragam di depan grand piano hitam di depannya berhenti bermain piano, dan menengok ke arah Yuri yang sudah tersipu malu.

“Yuri?!” Hyunjae kaget, dan segera berdiri dari kursi piano.

“Ma... maaf kalau aku menganggu,” Yuri menundukkan wajahnya, tidak berani menatap wajah Hyunjae. Tetapi, Hyunjae justru menepuk kepalanya pelan.

“Sudahlah, nggak apa-apa. Justru aku harus berterima kasih padamu, sebab kalau kamu nggak ‘mengangguku’, pasti aku masih memainkan lagu itu, thanks ya,” Hyunjae tersenyum manis, dan mengangkat wajah Yuri. “Nah, mau beli bunga apa?”

“Hah? Kamu yang punya toko bunga ini?” tanya Yuri begitu mereka kembali ke ruangan pertama. Hyunjae mengambil dua batang bunga bakung, dan menyerahkannya kepada Yuri.

“Hmm? Bukan, aku cuman membantu di sini. Toko bunga ini milik orang tuaku,” jawab Hyunjae, sambil masih sibuk mencari-cari bunga lainnya. “Tapi almarhum.”

“Oh ya ampun! Maaf,” Yuri jadi merasa bersalah banget.

“Nggak apa-apa, lagipula mereka sudah tiada sejak aku kecil,” tambah Hyunjae, membuat Yuri jadi semakin bersalah. “Hei, jangan sedih! No sad face, oke? Aku aja nggak sedih, kok jadi malah kamu yang jadi sedih?”

Yuri jadi bisa menyunggingkan sedikit senyuman di wajahnya.

“Nah, gitu dong! Dari kemaren aku belum ngeliat kamu senyum deh, perasaan,” Yuri jadi kaget banget mendengar celetukan Hyunjae dari balik meja kasirnya. “Kamu nggak usah bayar bunga bakung itu, anggap saja hadiah dari aku. Oke?”

“Ha... hadiah apa?”

Hyunjae tersenyum, berpikir sebentar. Yuri tidak mau menatap wajahnya, jadinya dia memalingkan matanya. Yuri dikagetkan karena Hyunjae mencubit kedua pipinya pelan. “Gara-gara senyumanmu tadi. Bagaimana? Bisa ‘kan, kamu terima?”

Pssh... wajah Yuri jadi tersipu-sipu.

***


Note: si Heechul bilang, kalau ada yang suka sama novel ini... Thanks banget yaaa!!! Seneng lho!!! Keep read, ok!
Note Note: maaf kalau tulisan dari novel ini BESAR kecil.. soalnya susah nge-setting di sini... maaf kalau bacanya jadi nggak nyaman... ^^

This novel is (C) 2009 by Kania Caroline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar