This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Kamis, 30 September 2010

Outing-nya seru!!!

Baru pulang nih, habis outing ke Cimory!! Seru banget gile, di sana... sapi-sapinya lucu! Terus susu sama yoghurt-nya enak uabis. Sayangnya ndak ada foto, masalahnya nggak bawa CANON. Aku kira bakal di peternakan bergunung-gunung, makanya takut kameranya jatuh, eh... tau-taunya cuman peternakan mini doang.
Di sana, selain ngeliat sapi dan belajar gimana cara memerah sapi (tapi sayangnya aku nggak coba, hehe...), kita juga ngunjungin pabriknya. Bukan ngeliat gimana cara buat yoghurt, cuman ngeliat gimana cara susu-susu Cimory dipak. Di sana kita juga makan siang, enak lho... sapi teriyaki! Jangan-jangan sapi dari situ juga?! Aduh, kasian...

Sebelum pulang, aku beli banyak oleh2 buat orang rumah... yang udah nitip! Aku beli susu rasa plain, green tea sama chocolate. Sebenarnya pengen beli strawberry, tapi mikir dua kali enggak. Untung aja! Soalnya, pas pulang dikasih kenang2an ya itu, susu rasa strawberry! Terus yoghurt rasa natural sama rasa strawberry. Totalnya 103.500 rupiah. Untung pagi2 udah "ngerampok" duit Mama, jadinya bisa kebayar dah 103.500 rupiah tsb.

Aku juga beli BONEKA HORTA lagi di sana. Ketagihan nih, kayaknya.
Nih, dia, boneka hortanya, harganya 25.000 rupiah:
Maaf ya kalau mukanya SOK jenaka...



Advertisement
Coba tebak, ini ikan atau... MUMI IKAN?!


Balik lagi, ini dia badge buat outing! Lucu, 'kan..??


Dan terakhir, inilah sapi teriyaki yang kumakan di sana: hmm.. nyam nyam


Sekian ^^

PENUTUPAN BKSN

Halo semuanya! Bagaimana kabar kalian semua? Pasti sangat ok kan? Apa kegiatan yang sedang kalian sibukki akhir-akhir ini? Huhuhuhu...!!! Nich, sekarang aku akan memberitahukan suatu kegiatan!!! Huhuhuhu!!!

Tau 'kan apa yang dimaksud dengan BKSN? Pasti pada tau semua!!! HUHUHUHU! (ih gila) BKSN itu adalah 'Bulan Kitab Suci Nasional' dan di sekolah ada tradisi 'Penutupan BKSN'. BKSN diadakan setiap bulan September. Penutupannya tgl 30 September. Jadi, tadi baru saja kami melakukan penutupan BKSN!

Penutupan BKSN dilakukan dengan : Didahulukan dengan Misa, dan sehabis Misa kita ikut lomba (banyak kategorinya)! Jadi, setiap kelas harus ikut (memang wajib). Ada lomba Story Telling, Vocal Group, mendaraskan Mazmur, membaca Alkitab, cerdas cermat, khotbah, dan kerapihan Altar (ini tak ada pesertanya, karena dilihat dari kelasnya) Sedangkan aku, ikut Story Telling! Hahahaha! Tahu tidak, peranku apa? Orang Farisi. Mungkin cocok... HALAH! T_T

Dan akhirnya lomba selesai pada jam 12 siang tadi. Hahaha, puas sekali saya! Huhuhuhu!!!!!!!
AKAN SAYA BERITAHU KATEGORI YANG MENANG DARI KELAS SAYA...
~Story Telling: Juara 3
~membaca Alkitab : Juara 1
~mendaraskan Mazmur : Juara 3
~Altar : Juara 1
~cerdas cermat : Juara 3

Ok... Semoga untuk kedepannya, kelas aku akan selalu berusaha!!! Amin...

Please poll!!



Hey, semuanya! Tolong minta suaranya di polling http://poll.dcnews.in/dcnews/poll/poll_result.php?key_poll=378. Sekarang mereka lagi ngeadain polling buat vokalis cewek terbaik. Kalau mau ngasih suara, tinggal ketik tuphyohagi (yang bisa baca hangeul, nih...). Kalau yang ga bisa baca hangeul, ketik tab warna biru pertama, pilih siapa yang kamu senangin, terus ketik tab itu lagi. Kalau kita tadi polling si So Hee dari Wonder Girls.

Thank you ya...

Sebelumnya ada polling vokalis cowok, cuman udah ditutup. Pemenangnya? Xiah dari TXVQ! Padahal mau ngepolling kalau nggak si Mikha dari THE BOSS, Woo Hyeon dari INFINITE, atau nggak Young Hwa-nya C.N BLUE. Yang paling sedikit si Lee U dari F.Cuz. Huhuhu, kasihan... :(

Oh iya, link lagu yang bisa kamu download udah ditambah lagi ^^ dicek ya...

Rabu, 29 September 2010

Besok Outing ke Cimory!

Hei, hei, hei!! 'kan aku sekolah di Homeschooling Kak Seto, besok rencananya mau outing ke Cimory!

Apa itu Cimory?? Yang kutau sih, dia itu ngejualin susu sama yoghurt. Jadi kegiatan di sana, yaitu:

- Meras susu sapi
- Melihat proses pembuatan susu dan yoghurt
- Memberikan makan sapi

Gile! Meras susu sapi?! Belum pernah tuh! Aduh, bisa nggak ya??? Terus kata temen-temen, "kak, nanti kalau ditendang sapi gimana?"
"Ya nggaklah! Kan sapinya jinak!"
semua kelas pun tertawa.

Kita semua udah harus nyampe di HSKS jam 8, paling lambat 8.15. Soalnya di sana udah harus nyampe sebelum jam 10 pagi supaya bisa meras susu sapinya! Cimory terletak sebelum Taman Safari, katanya...

Aduh, udah nggak sabar!! ^^

A Barefoot Dream, hari Jum'at bakal main di blitzmegaplex. Makanya, rencananya hari Sabtu mau nonton! Tau 'kan film ini? Yang tentang sepak bola di Timor Leste itu lho...

Terus sekarang kita lagi keranjingan lagu Wheesung yang judulnya 'I Thought To Marry', sama lagunya FT ISLAND yang paling baru, 'Love Love Love'. Kalian denger juga ya... enak lho lagunya... enak abis!! ^^

Fiction "Her Son is Not His Son"



Prolog

"Mama, ini aku ya?" Jay menunjuk sebuah foto di album foto yang ia pegang. Mamanya yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum, tidak menjawab. "Iya, 'kan Ma?" tanya Jay lagi, berharap kali ini Mamanya menjawab. Tapi tidak. Justru senyuman sang Ibu malah menghilang sekarang.

"Sudahlah, Jay. Cepat kemasi barangmu." Mama pun berjalan pergi.

Jay memandangi buku yang sedang ia pegang itu. Dia sangat yakin, anak lelaki berseragam TK itu adalah dirinya. Tapi... aku tidak mempunyai luka, Jay memperhatian tangan kiri anak lelaki di album foto itu, ada luka di pergelangan tangannya. Sementara pergelangan tangan Jay tidak luka.

Jay berdiri dari duduknya, menyusul Mamanya yang sedang sibuk merapihkan bagasi mobil Hyundai TRAJET mereka. Sebentar lagi mereka akan pergi ke rumah baru mereka. "Mama, ini bukan Jay, ya?" tanya Jay. Mama terdiam.

"Jay, sudah mama bilang kamu berhenti menanyakan itu! Sudah, kita harus cepat berangkat. Pamanmu di Gangnam tidak mau menunggu lebih lama."

Jay masuk ke dalam rumahnya dengan wajah tertunduk. Dengan cepat ia memasukkan semua barangnya yang sudah ia susun di atas tempat tidur ke dalam kopernya, dan sebelum keluar dari rumah, tidak lupa ia untuk berpamit kepada Ayahnya.

"Papa, Jay pergi ya. Papa hati-hati di sini," Jay tersenyum kepada Ayahnya dan langsung menyahut menjawab panggilan Mamanya. Ayahnya tentu tidak bisa membalas ucapan Jay, karena dirinya hanyalah sebuah pigura foto yang dipajang di ruang keluarga.

Jeon Young Il
(1958 - 2008)

---

"Ini Jay?" Hyunmin memperhatikan selembar foto yang ia pegang.

Mikha yang berdiri di hadapannya mengangguk. "Kenapa? Eh, minta rokok dong."

Hyunmin memberikan Mikha sebatang rokok, cowok itu langsung menyalakannya. "Dia sama-sekali tidak mirip sama kamu. Mana mungkin kalian berdua itu saudara kandung?"

"Kan bukan kembar," jawab Mikha. Tapi aku sendiri heran, batinnya. "Lagipula kami beda Ayah."

"Oh," Hyunmin mengangguk. "Jadi kamu pergi ke mana?"

"Gangnam."

"Kuanterin?" tanya Hyunmin. Mikha menggeleng.

"Biar aku sendiri," Mikha menarik kopernya. Hyunmin memandanginya, sedikit sedih. Sahabatnya itu harus pergi. "Sampaikan salamku pada Garam dan In Jun."

"Baiklah." Hyunmin mengangguk, dan Mikha masuk ke dalam mobil Audi-nya.

----

K.C
(gambar: www.the-boss.co.kr)

Senin, 27 September 2010

Download Updated!!!



Link-link download lagu di laman 'DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!' sudah di-update! ^-^

Sabtu, 25 September 2010

Lucu nggak??!!!


...Mau basa-basi, nih...

Tadi baru aja pulang dari Mall Taman Anggrek, beli buku yang sangat lucu
♥...

Taraaah...!!!




Katanya sih, Made In Korea! Emang lucu banget...
Dalemannya (dia tuh kayak organizer) lucu banget, bewarna!!
Tapi harganya mahal banget, bo, 51 rebay. Huhuhu.... bisa makan di Pancious tuh...
Tapi nggak apa-apa deh, masalahnya tinggal dua doang! Sayang 'kan kalau nggak dibeli, lucu gitu?
Hehehe...

Terus habis itu nyariin album SHINee di Duta Suara, World of Music, NIHIL semua... pengen beli Korean Superhits (atau Superstar, sih? Ah, nggak tau deh) nomor 4, yang ada cuman lagu SHINEE buat OST Bodyguard doang! I dunno know, man! Tapi pada akhirnya jadi beli Wonder Girls '2 Different Tears'.
Terus tadi di T.A ketemu sama orang yo man banyak banget (enggak sih, cuman satu doang)
Tapi fasih banget bahasa Indonesianya!
Eh, jangan-jangan orang Timor Timur lagi!

Merasa hebat nih, di mall sampai jam 9! Nyampe di rumah jam 11, langsung ngantuk tapi tetep bela-belain ngepost blog dong! Hehehe...
Oh iya buat Ndik Pepsiman, cerita 'New Teacher In Da School' lagi dilanjutin ya ^^ sabar...!! Hehehe :D

Yuri & Five Pearl - "Hyunsoo-Oppa"

Yuri mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Pandangan matanya kabur. Namun, ia yakin bahwa di depannya kini sedang berdiri dinding putih. Hawa dingin menyerbu hingga ke tulangnya. Lalu terdengar suara derap langkah kaki seseorang di belakangnya. Dia berbalik, terkejut mendapati ketiga orang yang sangat dikasihinya, berlari menjauhinya.

“Ayah! Ibu! Hyunsoo-oppa!!” Yuri berusaha mengejar bayangan ketiga orang itu. Namun, dia terjatuh, dan hanya bisa berteriak sambil menangis terisak-isak, “OPPA...

...” teriak Yuri membangunkan Hyunjae yang tertidur di lantai, Jaejin yang tertidur di sofa, Junsoo yang tertidur dengan menyender ke dinding, Doojin yang tertidur di sebelah Jaejin dan Minhwan yang tertidur di dekat Yuri.

“Oppa! Oppa!!” tangis Yuri. Kelimanya langsung mendekati Yuri.

“Yuri, kenapa?” tanya Hyunjae panik. Jaejin langsung mengambil langkah sigap, memanggil dokter. Yuri masih berteriak memanggil Hyunsoo.

“Hyunsoo-oppa!!” jerit Yuri lagi. Hyunjae langsung memeluk Yuri. Tangisan Yuri lama kelamaan mereda. Tinggal isakan pelan dan bahu yang terguncang.

“Tenanglah, Yuri...” kata Junsoo sambil mengelus-elus punggung Yuri yang basah karena keringat pelan. “Jangan menangis. Kenapa menangis?”

“Yuri...” ucap Doojin dan Minhwan khawatir.

Jaejin datang dengan membawa seorang dokter.

“Kenapa dia, Dok?” tanya Hyunjae straight to the point. Dokter itu memeriksa mata Yuri dengan senternya, lalu menyuruh Hyunjae dan Jaejin ikut dengannya. Dokter itu lalu duduk di sebuah bangku di belakang meja, sementara Hyunjae dan Jaejin duduk di depannya.

“Tampaknya, gadis ini...

“Yuri,” jawab Hyunjae.

“Ya, Yuri... menderita trauma yang sangat hebat yang disebabkan melihat orang yang dikasihinya terbunuh di depannya,” Dokter itu membuka kacamatanya, “apakah dia pernah melihat seorang yang dikasihinya terbunuh dengan mata kepalanya sendiri?”

Hyunjae dan Jaejin terdiam. Sementara itu, Yuri masih menangis di pelukan Junsoo. Minhwan dan Doojin menatapnya khawatir.

***

Yuna berlari tergopoh-gopoh menuju kamar Yuri, dengan Eri di belakangnya. Saat mereka sampai, FIVE PEARL sudah keluar duluan. Jadi mereka tidak saling bertemu.

“Yuri!” Yuna langsung memeluk Yuri. Yuri cuman terdiam tidak ada reaksi, sambil menatap jauh ke depan dengan tatapan kosong. Eri cuman terdiam di dekat ranjang Yuri, namun hatinya juga khawatir.

“Yuri?” tanya Yuna lagi.

Keesokan harinya...

Hyunjae menelungkupkan kedua tangannya di atas meja, sambil menerawang ke depan sambil mengemut ujung pulpennya. Hari sudah siang, dan murid-murid sedang sibuk mengenyangkan perut di kantin. Tetapi, Hyunjae malah sibuk memikirkan kondisi Yuri di RS, sehingga daritadi belum juga beranjak ke kantin.

“Jae...” seru Jaejin memecahkan lamunan Hyunjae. “Aku tahu kamu lagi khawatirin si Yuri, tapi bukan berarti kamu jadi mogok makan, dong...”

Jaejin meletakkan bungkusan roti baguette di depan Hyunjae. Hyunjae menatap roti kesukaannya itu dengan tidak selera. Jaejin membuka bungkusan rotinya, dan memakannya lahap.

“Makan, nggak!” ancam Jaejin, gemes melihat sahabatnya itu malah cuman me-mandangi roti di depannya. “Nanti aku bilangin ke Junsoo supaya kita nggak usah latihan aja, kalau misalnya kamu nggak mau makan!”

Otomatis, Hyunjae langsung melahap habis roti di depannya. Ck ck ck... Jaejin cuman berdecak kagum melihat keinginan Hyunjae mengikuti kontes itu. Walaupun sebenarnya, Jaejin memiliki perasaan yang amat buruk mengenai kontes tersebut.


Yuri tidak mau makan. Makanan di depannya sama sekali tidak ia sentuh, padahal itu adalah menu favoritnya, tetapi juga mengingatkannya kepada masakan Hyunsoo. Luka yang susah payah ia kubur, kini terkuak lagi. Dan itu sangat pedih sekali rasanya.

“Yuri,” Minhwan masuk ke dalam kamar Yuri dengan perlahan. Dia lalu meletakkan sebuah bungkusan supermarket di dekat sofa, dan mengeluarkan sebuah apel dan mengupas-nya. “Yuri, makan buah yuk...”

Yuri sangat menyukai apel. Apalagi persimon. Tapi sekarang dia sangat tidak ingin makan kedua buah itu. Kedua buah yang mengingatkannya kepada cocktail buatan abangnya yang sering disuguhkan khusus untuk Yuri setiap sore sehabis sekolah.

“... nggak mau apel?” Minhwan ternyata memahami perasaan Yuri. Minhwan kaget, ketika dia menyodorkan apel, mata Yuri langsung tergenang air mata. “Ya sudah, kalau begitu... apa, ya? Semangka ya?”

Semangka. Buah kesukaan Hyunsoo. Yuri jadi menangis. Minhwan jadi kaget setengah mati, dan buru-buru menyembunyikan semangka yang sudah dipotong itu jauh. Dia lalu kembali dengan membawa jeruk.

“Jeruk deh ya?”

Yuri akhirnya luluh, dan mau makan. Minhwan dengan sabar menyuapi Yuri, karena kadang-kadang Yuri kesedek.

***

Karena Yuri belum masuk sekolah juga, Junsoo kemudian menyempatkan diri men-jenguknya, walaupun dia harus bolos les bahasa Inggris sekali. “Permisi, Yuri,” Junsoo masuk ke dalam kamar. Yuri sedikit tersenyum. Wah, batin Junsoo kagum, pasti karena efek buah Minhwan, nih.

“Yuri, kata Minhwan kamu suka jeruk ya?” tanya Junsoo dijawab anggukan kecil Yuri. Junsoo kemudian membuka bingkisan yang ia bawa. Mata Yuri berbinar-berbinar ketika melihat isi bingkisan itu. Sebuah kue krim dengan hiasan buah jeruk di atasnya. “Kebetulan, nuna sering memasak kue. Dan ketika ia mendengar kamu masuk RS, nuna langsung bikin kue ini,” Junsoo membuka kotak kue itu. Yuri jadi semakin ngiler.

Sama seperti Minhwan, Junsoo menyuapi Yuri pelan, karena ada kadangkala Junsoo harus mengelap mulut Yuri yang banyak krimnya.

“Apa kabar, Yuri? Bagaimana kabarmu?” Doojin mematut dirinya di lorong berkaca di dekat kamar Yuri. “Ini buat kamu, maaf ya cuman ini doang. Ah, nggak apa-apa kok! Nggak ngerepotin sama sekali!”

Doojin tersenyum. Tapi kemudian dia kembali menarik napas panjang. “Aduuh,” gumamnya risau, “bagaimana ini... ini pertama kalinya aku harus menghadapi orang yang sakit...”

Doojin jadi bingung mau bilang apa saat masuk ke dalam kamar Yuri. Dia cuman bisa berdiri di dekat pintu kamar Yuri. Setelah beberapa kali menarik dan menghembuskan napas, dan tentunya, membulatkan tekad dalam hati, Doojin pun meraih gagang pintu di depannya itu, dan ingin membukanya, sebelum...

BRAK!!
“Ya ampun!!” Junsoo kaget melihat Doojin yang terkapar di dekatnya. “Doojin, Doojin!!” Junsoo berusaha menyadarkan Doojin dengan segala cara, namun Doojin tidak sadar-sadar juga. Akhirnya, Junsoo memanggil dokter.


Yuri tertawa melihat Doojin yang kepalanya dibalut, sedang duduk di ranjang tepat di sebelah ranjang Yuri.

“Tadinya mau ngejenguk, malah jadi yang dijenguk,” ejek Jaejin seraya menaruh bingkisan di sebelah ranjang Doojin. Hyunjae cuman tertawa, kemudian menaruh sebuah kotak di dekat ranjang Yuri.

“Nih, buat kamu,” Hyunjae membuka kotak itu, dan asap menyembul dari kotak itu. “Dimsum kesukaanmu, khusus buat kamu. Hyung yang punya restoran menitipkan ini. Katanya, cepat sembuh ya.”

Yuri jadi sangat ceria, dan segera memakan dimsum yang memang sangat enak itu. Di ruangan ini, cuman mereka berlima. Tinggal Minhwan yang belum kelihatan. Karena melihat Yuri mencari-cari sesuatu, Hyunjae pun menebak, “kamu mencari Minhwan?”

“Ah, ya...” jawab Yuri malu. Aduh, Yuri... kamu nanti dikira kecentilan, lagih! Yuri kemudian konsentrasi ke dimsumnya.

TOK TOK

Seorang cowok pun masuk, dengan napas terengah-engah dan ujung celana jeans yang basah. Yuri tersenyum melihat cowok itu, yang bagaikan matahari di tengah-tengah hujan. Minhwan.
“Aduh... syori banget teman-teman!!! Jalanan macet banget!!” keluh Minhwan, sambil melepas jaketnya yang juga basah, dan langsung duduk di sofa. “Kejam banget si Jongwon dan kawan-kawan. Tugas piket, semuanya diserahkan ke aku!!” Minhwan kemudian membuka kemeja sekolahnya, kaus kutangnya... yah, sejauh ini masih okelah. Jadi Yuri nggak usah malu. Kemudian cela... HAH?!

“MINHWAN!!!” cegat Junsoo kemudian menarik Minhwan ke kamar mandi. Yuri masih terbengong-bengong, sementara ketiga cowok di dekatnya tertawa garing. Junsoo pun menghukum Minhwan, gara-gara melepaskan celana di depan seorang gadis.
Boxer-nya bergambar Mickey Mouse, Yuri tertawa kecil dalam hati.

***

Hyunsoo-oppa.
Benar kata oppa, ternyata di Seoul banyak orang baik. Contohnya... Hyunjae, Jaejin, Junsoo, Doojin dan Minhwan. Mereka semua seniorku di SMA Neul Paran. Kelimanya baik, dan menghiburku saat aku mengingat oppa.
Terima kasih oppa. Pasti oppa mengawasi Yuri dari atas sana.

“Menulis apa?” tanya Hyunjae membuat Yuri kaget, dan segera melipat surat untuk abangnya itu. Yuri cuman senyum. “Yuri...” Hyunjae lalu duduk di sebelah Yuri, dan menatap mata Yuri dalam-dalam, “kamu sudah nggak sedih ‘kan...?”

Yuri pertamanya heran, cuman akhirnya dia mengerti dan mengangguk, “karena ada kelima oppa-ku yang baik, jadi aku sedikit tenang.”

Doojin mengigau, “saya gitu...”

“Yuri...” kata Hyunjae lembut, namun mendadak tegas, “kamu jelek kalau nangis.”

JLEB. Yuri tersenyum bertanya-tanya.

“Kamu tuh,” jawab Hyunjae, “cocoknya senyum! Kamu cantik kalau senyum!”

DEG

Yuri teringat akan ucapan abangnya. Ucapan Hyunjae tadi sama dengan ucapan yang sering abangnya ucapkan kalau Yuri menangis mengingat Ayah-Ibunya, atau bila jatuh sakit. Yuri memandang Hyunjae dalam-dalam.

“Kenapa Yuri?”

“Hyunjae-oppa...

“Ya?”

“Kamu seperti Hyunsoo-oppa...”

--

(C) 2009 by Kania Caroline

Selasa, 21 September 2010

Yuri & Five Pearl... new episodes.

Setelah lama nggak dipost lagi, karena permintaan seorang sahabat (azik), novel karanganku bakal dipost lagi.
Judulnya "Yuri & Five Pearl"

silahkan dibaca...

baca cerita sebelumnya (4.1)
baca episode pertama.

Inilah hari keempat Yuri bersekolah! Kaki Yuri sudah agak terbiasa, dan perasaan-nya semakin lama semakin terasa ringan. Hari inipun, Yuri berangkat sekolah dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

“Yuri!!” panggil seseorang, membuat Yuri menengok ke belakang. Dan... DEG! Jantung Yuri hampir berhenti ketika melihat kelima anggota FIVE PEARL sedang berjalan di belakangnya.

“Kamu lucu tauk, jalannya! Rambutmu jadi melambai-lambai,” goda Minhwan sambil mengelus rambut Yuri. Walaupun Minhwan sedikit lebih pendek daripada Yuri (dan lebih kekanak-kanakkan), tapi entah mengapa Yuri merasa dia harus menghormati cowok itu.

FIVE PEARL kemudian saling asyik berbicara, sementara perhatian Yuri ditangkap oleh beberapa mobil hitam yang melintas di depan mereka. Mobil yang paling depan berhenti di depan halte bus, sedangkan mobil yang paling belakang berhenti di depan mereka. Lalu, mobil yang tengah juga berhenti, dan keluarlah seorang cowok. Siwon.

“Pagi, Siwon!!” sapa Hyunjae. Siwon cuman tersenyum membalas, lalu berjalan masuk ke dalam sekolah dengan diikuti dua orang berpakaian jas hitam di belakangnya. Yuri kagum. Baru kali ini dia melihat orang yang dikawal bodyguard.

“Kok dia pakai bodyguard segala sih?” tanya Yuri.

“Oh, itu... dia ‘kan putra dari pemilik perusahaan THAEYANGI, makanya jadi harus selalu dikawal,” jawab Minhwan. Yuri cuman manggut-manggut. Setelah ketiga mobil di depan mereka pergi, barulah FIVE PEARL dan Yuri masuk ke kelas mereka masing-masing.

Yuri mengelap keringatnya. Sinar matahari cukup terik siang hari ini, di mana kelas Yuri sedang bertanding basket dengan kelas 10.7. Yuri yang tidak cukup pandai berolah raga, cuman men-dribble bola dan me-pass ketika dia melihat teman setimnya dekat dengannya.
Para penonton menyoraki dua nama yang menjadi unggulan masing-masing tim, yakni “Yewon” dari tim Yuri dan “Sunny” dari tim lawan. Jagoan tim Yuri adalah Yewon, siswi yang tinggi besar. Walaupun gendut, Yewon yang berambut panjang itu sangatlah lincah, bahkan daritadi, dia sudah mempersembahkan banyak gol untuk tim Yuri.

Hyunjae berjalan menuju barisan tempat duduk paling depan, diikuti dengan Jaejin di belakangnya. Kebetulan ada dua kursi yang kosong.

“Itu Yuri ‘kan?” tunjuk Jaejin kepada seorang gadis yang sedang diam di dekat pojok lapangan. “Ngapain dia diem gitu? Yuri!!!”

Yuri merasa namanya dipanggil, namun dia meyakinkan dirinya bahwa itu hanya halusinasi. Bisa saja, ‘kan, Ye dari Yewon kepeleset jadi Yu dan Ny dari Sunny kepeleset jadi Ri? Yuri pura-pura sibuk, dengan berjalan ke sana ke mari, padahal pertempuran sesungguh-nya sedang terjadi di ring lawan.

Hyunjae dan Jaejin tertawa.

“YURI!!!” panggil Hyunjae. Yuri kaget, dan menengok ke segala arah, namun tidak ke arah bangku penonton. “YURI!!” panggil Hyunjae lagi. Yuri pura-pura tidak mendengar, dan malah melakukan hal yang sangat lucu: jatuh.

“Oh ya ampun....” Jaejin mengeluarkan toa yang dicurinya dari ruang guru tadi pagi. “YURI!!!”

Serentak, semua seruan dari para penonton terhenti dan pertandingan di lapangan juga jadi kayak ke-pause. Yuri perlahan-lahan menengadahkan kepalanya, terkejut melihat Jaejin dan Hyunjae yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

“YURI! FIGHTING!!” sahut Hyunjae. Yuri jadi malu, dan tetap dalam posisi mau ber-diri. Beberapa saat kemudian, barulah pertandingan dilanjutkan kembali.

Yuri melirik sebentar ke arah dua cowok itu. Mereka masih tersenyum dan melambai-kan tangan kepada Yuri, serta mengucapkan kata-kata fighting. Merasa tidak mau kalah di hadapan mereka, Yuri kemudian berjalan, dan langsung merebut bola dari Sunny.

YA AMPUN!!! NGAPAIN AKU INI?! Yuri tersadar akan aksi heroic-nya. Dia merebut bola dari SUNNY?! DARI SUNNY?! Serentak, seluruh pendukung Sunny jadi ber-huu. Tetapi, Hyunjae dan Jaejin saling ber-yes.

Sunny, yang lebih kurus daripada Yuri, memicingkan matanya, dan kembali merebut bola dari Yuri. Yuri berusaha menyamakan langkahnya dengan Sunny yang memang berlari sambil men-dribble bola itu, sangat cepat.

Hyunjae melihat ke papan nilai. Skor mereka sama, yaitu 63-63. Dan waktu yang tersisa tinggal 10 detik. Masih 1 meter dari ring tim Yuri, Sunny sudah meloncat, ingin men-shoot bola. Tapi untungnya, Yewon menghalangi, dan memukul balik bola. Yuri dengan sigap mengambil bola itu, dan loncat untuk men-shoot. Yuri berkomat-kamit membaca doa, sementara dengan mata tertutup ia men-shoot bola.

Apakah bola itu masuk?! Perbandingannya 1:100. Suasana sangat mencekam. Sunny dan Yewon malah memperhatikan arah bola itu melayang. 3... 2...

PRIIT

Peluit tanda pertandingan selesai dibunyikan oleh Pak Lee, guru olah raga, dengan hasil 65-63. Yewon tidak percaya. Apalagi Sunny. Seluruh pendukung kelas 10.8 pun bersorak-sorai. Yuri yang paling tidak percaya. Hyunjae dan Jaejin tersenyum menang.

***

[Nan noreul saranghae...] alunan lagu Big Bang yang berjudul Sunset Glow makin menyemarakkan suasana keberhasilan yang dirasakan oleh kelas 10.8 malam ini. Mereka sekarang sedang berkumpul di sebuah restoran lesehan.

“Aduh, Yuri... akhir itu bener-bener dramatis!” puji Yewon, diikuti ketiga cewek lain-nya. Yuri cuman tersipu-sipu malu sambil menyeruput nokcha dari gelas hijau berombak-ombak. Yewon dan yang lainnya kemudian sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Yuri jadi terdiam sendiri, dan akhirnya beranjak keluar restoran karena tidak ada ker-jaan di dalam.

Ckiit...

Di depan Yuri berhenti sebuah motor HONDA besar bewarna putih metallic. Penge-mudinya kemudian membuka helmnya. Jaejin!

“Ja... Jaejin?” tanya Yuri kaget.

“Hei, Yuri...” jawab Jaejin, “lagi makan-makan ya?”

“I... iya...”

“Udah selesai belum?”

“Me... memangnya kenapa?” tanya Yuri.

“Mau ikut aku nggak, ke sungai Han? Pemandangan di situ cantik banget,” ajak Jae-jin, langsung dijawab dengan gelengan Yuri. “Nggak mau? Kamu kira kita cuman berdua doang ya? Nggak kok. Di sana juga ada Hyunjae, Junsoo, Doojin dan Minhwan. Juga ada beberapa teman cewek.”

Yuri tetap menggeleng. Tapi, dia berpikir, wah... kalau ada teman cewek, banyak kemungkinan dong aku bisa dapat teman...

PLUK

“He... hei?” Yuri sangat terkejut ketika Jaejin langsung memakaikan helm ke kepala Yuri, dan menariknya duduk. Baru mau pergi, Jaejin sudah melesatkan motornya. Yuri akhir-nya pasrah saja.

Dan memang benar. Pemandangan malam hari di sungai Han memang sangat indah. Motor Jaejin kemudian berhenti di dekat mulut jembatan. Dari kejauhan, Yuri melihat ada sekelompok orang. Mereka kemudian berjalan ke arah itu.

“Halo, Jaejin!!” sapa Hyunjae senang, dan tambah senang ketika melihat Yuri datang, “wah! Halo juga, Yuri! Udah makan belum? Kami lagi bikin jagung bakar, nih... kayak di Bandung.”

“Bandung? Di mana tuh?” tanya Jaejin sambil mengambil jagung bakar yang disodor-kan oleh Doojin. “Rasanya aku pernah dengar.”

“Idih, kamu pelupa banget,” ejek Doojin. “ ‘Kan pas SD, kita pernah diajak sama Papanya Minhwan yang orang Indonesia ke Bandung... ingat nggak? Yang waktu itu kamu kita tinggalin di Tangkuban Perahu, itu, lho...”

Sang pengarang takjub lho, ternyata FIVE PEARL pernah datang ke Indonesia.

“Ooh...” gumam Jaejin tidak yakin, apakah dia masih mengingatnya atau tidak. Tapi dengan cueknya dia makan aja jagung bakarnya dengan lahap. Yuri masih bingung. Kata Jaejin tadi, ada beberapa teman cewek. Tapi yang ia lihat, cuman ada FIVE PEARL doang.
“A... anu, Jaejin,” bisik Yuri.

“Hmm?”

“Katanya kamu ada teman cewek, mana?” tanya Yuri lagi. Jaejin tersenyum.

“Aku cuman bilang begitu supaya kamu mau ikut aja. Tapi kenyataannya, kamu harus tetap aku paksa ‘kan?” Jaejin berbalik, sehingga bertatap wajah dengan Yuri, “memangnya kenapa? Mau dapat teman ya?”

TIIIN!!!

DEG! Yuri langsung tersigap. Jantungnya berdebar-debar. Matanya melebar. Per-lahan-lahan, ia menengok ke belakang, di mana ia melihat satu truk sedang melewati mereka. Dengan cepat, kenangan pahit satu tahun lalu melesat di kepala Yuri.

Minhwan berjalan menuju tempat di mana truk tadi sempat berhenti mendadak. “Oh, cuman kucing,” Minhwan menggendong kucing bewarna putih itu dan mengelusnya, lalu menaruhnya lagi. “Hampir aja dia ketabrak.”

Hampir aja dia ketabrak, suara Minhwan terngiang-ngiang di kepala Yuri. Yuri jadi teringat satu tahun lalu. Di mana saat itu langit sedikit mendung. Di mana saat itu ada festival di dekat rumah Yuri. Di mana saat itu, Yuri dengan cerobohnya menyebrang padahal lampu di zebra cross masih menunjukkan lampu merah bagi pejalan kaki. Di mana saat itu juga, Hyunsoo melompat untuk menyelamatkannya.


--


(C) 2009 by Kania Caroline

Cute Pic♥ JONGKEY

2MIN Fiction 'Minho Loves Long Haired Girl'

Minho Loves Long Haired Girl



[Oneuldo gidarinda... geujo shiganeulgon no dwio

noege bukkeuropji halkke nan... time will tell to my love odikkume itni...

jogeumun haldeuthae...]

Minho stops his Mp3 player from playing the Infinite’s new song, ‘She’s Back’, after he played it for a hundred times. Now he’s starring at the cafe in front of him, a little bit of curiousity takes place in his head, when his eyes meet such a beautiful figure inside that cafe.

That figure looks alike like a very cute girl, with her long-brown-hair, she always greet people passing her with a bright smile. Minho know that she is the cafe’s waitress. This is a second time Minho took this path on the way home from his university, just only because that he could see that girl.

When Minho saw that girl for the first time, his heart cannot stop from beating such a very fast instruments. He could do nothing except just watching her from outside the cafe. But now, Minho wants to know her name. So Minho confidently walking towards that cafe, opened the cafe’s door. A very warm and the sweet coffee aroma strucks Minho when finally, he stepped inside the cafe.

“Welcome,” that girl smiles, make Minho’s heart melted for a while. “Please sit here.” Minho’s heart starting to beating fast when she took his hand, pulling him to the nearest empty table. “What do you want to order, 오빠?”

Minho shocked. 오빠...?! Minho eyes getting bigger, now he understand, the cause that bringing many guys to this cafe. This girl is really beautiful and pretty, with her cute voice. Minho never had meet such a beautiful girl before. She is the prettiest for Minho now.

“Coffee please.”

“Okay.”

Minho keep starring at her. Her body movement makes Minho’s saliva starting gushed out from his mouth, even he knows that he is such a good guy because he never make a fantasy about a girl.

“Here you are.”

Her voice make Minho’s fantasy scattered. “Oh, thanks.”

The girl smile. “My name’s Taemin. You?”

Minho schoked again. He almost choked the coffee. “Ah, my name’s Minho.”

“I know. Maybe you are wondering for now, why I asking your name.” Taemin blink twice at Minho.

‘Oh my God. She’s so cute.’ Minho swallowed his spittle.

“Oh, yeah.”

“It’s because that... you’re my type.”

Minho still don’t believe what happened yesterday. After Taemin’s little confession, Minho rushed to the cashier and pay for his coffee—he didn’t know that coffee is a free thing in that cafe, and in intension Minho jumped to the bus, leaving Taemin.

He knows he did a something bad. What if Taemin now have a bad feeling for him? ‘Ah I’m so a bastard.’ Minho leaves his class, reaching to the gate. He stopped for a while.

‘If I turn right then I will pass that cafe again. Okay then. I will turn left now.’ Minho grab the bag’s shoulder belt, and turning himself left, ready to go home before someone call him.

And Minho really knows the owner of that cute voice. ‘Taemin?!’ Minho turning his body around, but someone who called him isn’t the cute beautiful Taemin, but he saw a high-school student with HIS short hair. “Who are you?”

That little thing coming close to Minho. His smile make Minho feels bad, and shocked too. He own a smile, exactly like Taemin’s smile. “How the day?”

“Oh, good, right... whatever. But who are you?” Minho cant hold his anxiously.

“You know who am I,” that guy giggled. “오빠.”

“What?!”

“Yes, I am Taemin from Unique L’Amour Cafe,” Taemin hold Minho’s hands, hug him. “I’m a guy. You must had thought that I’m a girl. Nah, you’re wrong. I’m a guy.”

Minho, absolutely, feel dizzy, but no fainted. He close his eyes, take a long breath. “Okay, I am not understand what happened here.”

“It’s simple. I working at that cafe because the owner, Jinki-hyung loves me, specially when I wore the cute maid costume. I think that I can work for adding my pockets, so I work there. It’s been a month I’ve worked there. I feel bored, I was thinking that I will quit, but when I see you, I really try to work for one more day.”

Taemin chuckled. “I really like you, Minho-hyung. You know, since I entered Chungjae Highschool, 2 years ago.”

Minho now fainted.

***

Minho blinked his eyes thrice, and finally he realize that now he is in somewhere but in his room.

“Oh, finally,” someone approaching him. “Here, you need to drink.”

“What are you going to do with him, Taemin?”

“I don’t know, he just fainted like that, so I bring him here. It’s that a problem?”

“No, it is not a problem. But I’m so wondering, do you like him?”

“Of course, Jinki-hyung.”

“Oh, now I get it.”

“You are such a lucky guy. I like Taemin so much, but he never made me more than his bestfriend,” Jinki, guy with a very warm-looking face smile at Minho. “What about you? Do you like Taemin too?”

“Shut up, hyung.” Taemin shuts Jinki’s mouth, pulling him away from Minho. “He needs some rest.”

Minho shakes his head. “Never mind. I will go home now,” Minho stood from the bed, feel a little bit dizzy. “Thank you.” Minho takes his bag, walking slowly to the door, but Taemin hails him.

“Let me accompany you.”

“Okay, then.”

***

Minho laughing at Taemin’s story. “I can’t believe it. 300 guys falls for you, but easily you say no. You’re too mean.”

“I don’t care. I hate them. They’re too gay.” Taemin took a long breath. “What about you, hyung? Do you ever fall in love with a guy?”

“Err... never?” Minho straigthen his shoulder.

“So... you didn’t have a special feeling for me?” Taemin stop walking, and starring at Minho.

What will Minho say?



Note: ini cerita cuman ngasal. Nggak bakal diterusin lagi, hehehe ^^

Sabtu, 18 September 2010

Lost In Bekasi [taemin's story]

Lost In Bekasi[5/5]

Writing mood: Accomplished

Summary: 태민, a very brave boy, travel to Indonesia by himself. What if he had met a girl, and fall in love with her?

Rating: G

Current Music: He’s Pirate (Pirate of the Carribean theme song) guitar cover by Sung Ha Jung

Note: Mulai dari sekarang pake bahasa Indonesia ya... soalnya bahasa Inggrisnya emang ancur berat.


태민 tetap berlari, dia tidak melihat ke belakang. Sementara Yenny masih memandanginya. Ingin mengejar, tetapi tidak bisa, sebab Bu Diana meminta kepada pak Fuji Film—maksudnya bapak pemfoto di Tangkuban Perahu untuk memfoto rombongan sekali lagi.

Dia태민, ‘kan? Yenny memandangi sesosok lelaki kurus yang sudah makin hilang ditelan kabut. “Eng... Miss,” Yenny menghampiri Bu Diana setelah mereka selesai memfoto.

“Ya, Yenny?” tanya Bu Diana.

“Aku mau ke toilet sebentar,” jawab Yenny. Bu Diana memperbolehkan (iyalah, masa disuruh nahan, sih?). Yenny tanpa berkata apa-apa kepada Laras, Esther, Diana dan Toby, bergegas menyusul태민, bukan ke toilet. Keempat sahabatnya itu memandanginya dengan heran.

“Emang toilet ke sana ya?” Toby yang juga mau ke toilet, hendak menyusul Yenny, tapi Diana mencegatnya.

“Ke sana kali, tadi gue baru aja. Yenny bukan mau ke toilet kali.”

“Oh,” Toby manggut-manggut.

Yenny berjalan dengan perasaan cemas, was-was, sekaligus deg-degan. Sudah lama dia berjalan, sekitar 10 menit—dan entah mengapa nggak ada telepon dari keempat sahabatnya, sosok태민 belum kelihatan juga, padahal Yenny sudah menyusuri pelosok Tangkuban Perahu. “Nggak mungkin ‘kan?” Yenny menghampiri seorang bapak supir yang tadi membawa rombongan memakai mobil khusus. “Pak, saya mau turun.”

Pak Supir berkumis kayak Pak Raden itu memandangi Yenny dari atas sampai bawah. “Lha, toh ndok, bukannya masih ada kegiatan di atas? Kok ndok udah mau—“

“Ah, bawel!” Yenny kesal, akhirnya memutuskan untuk menuruni bukit sendirian. Emang bisa? Well, kita lihat nanti. Mari kita beralih ke cowok yang bernama태민.

Keringat bercucuran ke wajah태민, padahal masih gerimis dan udara sangat dingin. Tadi dengan kecepatan maksimal dia menuruni bukit, sedikit tersandung, terjatuh. Akhirnya lututnya sakit. 태민 pun berjalan dengan pincang.

“Ng... Aqua satu,” 태민 menghampiri seorang Ibu dengan warungnya.

“Ini dek. 4000 Rupiah.”

Busyet dah. Pemerasan, 태민 meringis. Dengan berat hati dia merogoh sakunya, membayar Aqua. Tidak jauh dari warung sang Ibu, 태민 meminum Aqua itu, sedikit tersedak karena melihat...

Seorang gadis yang sedang menuruni bukit dengan wajah yang sangar dan posisi jalan yang aneh—posisi jalan yang hendak berjalan cepat menuruni bukit, tetapi tetap berusaha menjaga keseimbangan.

Gadis itu makin dekat, dekat, dan dekat. 태민 terbelalak kaget melihat siapa gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Yenny?

“Bbbh....” 태민 tertawa, nggak nyadar seharusnya dia udah pergi sekarang. Yenny terkejut melihat태민 + sedikit heran kenapa dia tertawa.

태민!!!” panggil Yenny dari kejauhan, membuat cowok itu berhenti tertawa, dan sekarang berwajah panik dan sedikit takut. “Do not run from me!!”

태민 menegak ludahnya. Wajah Yenny udah bener-bener menakutkan bagi-nya. “Ah... so we meet again.”

“We meet, we meet!” cibir Yenny. “You aja tuh yang pergi!”

Apa...? 태민 bingung. Yenny bilang apa? “You are so unsenseable!” Yenny memutar bola matanya, apalah itu. Gue nggak bisa bahasa Inggris. Moga dia ngerti.

Dan태민 ngerti. “I have no sense?”

“YES!” Yenny mengangguk yakin. “And this aqua...” Yenny merampas Aqua태민 “IT IS NOT AQUA! BUT IT IS 2TANG!”

태민 memandangi Yenny yang sekarang sedang kesal, membuang 2TANG ke tempat sampah. “That’s it!” Yenny berbalik, berjalan pergi, tetapi태민 spontan langsung meraih tangan gadis itu. “What?!”

“I’m so sorry...” 태민 melepaskan genggamannya. “But I want you to know that, I must go back to Korea the day after tomorrow. I want to visit Bandung so badly, so...”

Yenny termenung mendengar penjelasan태민. Jadi cowok itu bukan sengaja meninggalkannya? MASIH ADA HARAPAN BUAT CINTA YENNY! “So?” Yenny pura-pura dingin. 태민 menggigit bibirnya. Oh my gosh. So cute, Yenny tersipu, tapi dengan cepat dia berusaha sadar kembali.

“I know this is so unbelieveable.” 태민 menarik napas panjang. Kemudian cowok itu mengangkat wajahnya, memandang tepat ke mata Yenny. Yenny sampai kalang kabut sendiri, kaget, jantungnya langsung berdetak hebat. “I’ve never had such a feeling before. I miss you.”

YENNY SUNGGUH KAGET SAAT태민 MEMELUKNYA.

“A... apa-apaan ini?!” Yenny keceplosan.

Karena태민 tidak mengerti, dia tetap memeluk Yenny. “The thing I want you to know that... I’ll miss you.”

Yenny berusaha membendung air matanya. “Let go of me.”

Bersamaan dengan itu, HP Yenny berdering. Telepon dari Laras.

Yen, lo dah di mana? Pada nyariin lo! Bu Diana bela-belain ngubek-ngubek toilet cuman buat nyari lo! Eukh...

Yenny masih menatap태민 lama. Cowok itu tersenyum. “Well... see you another time.” 태민 berusaha agar kakinya tidak terlihat sakit. Dia berusaha berjalan normal, padahal lututnya udah berdenyut hebat. “Maybe.” lanjut태민 sedikit berbisik.

Yenny memandangi punggung태민 yang kecil, yang kelihatan sangat lemah. Apalagi hujan makin deras.

Yen?

“Gue dah di bawah,” Yenny menutup HP-nya, tidak menghiraukan Laras yang setengah mati terkejut. Yenny berlari menghampiri태민.

Sedikit meloncat.

Dan memeluk태민.

***

“Oh, so you’re태민,” Laras memelototi태민, cowok yang sekarang duduk di bangku paling belakang bus mereka, dengan handuk di kepalanya. “Yenny tells many story about you. Maybe she fall in love with—“

Yenny buru-buru menarik Laras menjauh dari태민, sebelum kedoknya terbuka semua. “Don’t listen to her.” Yenny menyodorkan태민 sekaleng MILO panas. “Here, drink it. You need it.”

“Oh, thanks.” 태민 meminum MILO. Wah, memang benar. Sekarang dia merasa hangat. Yenny tersenyum kecil.

“Yenny,” Bu Diana memanggil. Yenny menghampiri Bu Diana. “Jadi dia mau kita anterin sampai mana?”

“Katanya dia sih, Bu... mau ikut pak supir.”

“Hah?”

“ ‘kan kata Ibu busnya bakal balik ke bandara Soekarno-Hatta...”

“Tapi dia memangnya udah ada hotel, atau apa...? Dia tidur di mana?” Bu Diana beralih menatap태민 yang kini sedang dikerubungin (piip) cs. Dasar. Kayak nggak pernah ngeliat cowok cakep aja, ya!

“Kan di deket bandara ada hotel, Bu...” Yenny membuat Bu Diana mengangguk. Yenny lalu duduk di kursinya, tidak memperdulikan태민 yang masih memandanginya.

Berarti ini saat-saat terakhir? Yenny menarik napas panjang. Sebenarnya dia juga tidak mau berpisah dengan태민. Dia sengaja tidak menghiraukan태민 lagi, supaya tidak terluka nanti saat berpisah.

Tapi태민 tidak berpikir seperti itu. “Excuse me, beautiful lady,” 태민 menerobos gerombolan (piip) cs yang langsung teriak histeris dijuluki “Beautiful Lady” oleh태민. Hah? Seneng ya, dibilang lady? 태민 tertawa dalam hati.

Dia menghampiri Yenny yang udah mau nangis di kursinya. “Eng... Yenny...”

“What? Do you want some MILO?” tanya Yenny.

“I already have.” 태민 memperlihatkan MILO yang dipegangnya, isinya tinggal ¼. Yenny malu berat. 태민 memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai jempol. Benar-benar tipenya.

“I have... older brother,” 태민 memulai pembicaraan, sekedar basa-basi. Yenny menatapnya sebentar, dan langsung mengalihkan pandangannya. “I bought so many items from the merchants. I want to give him one. Which are you think I should give him?”

Yenny memandang태민. Cowok itu memang penuh dengan oleh-oleh. Mulai dari banyak kalung kerajinan yang dipakai di leher, gelang giok, sampai kaus I LOVE TANGKUBAN PERAHU, INDONESIA yang langsung dipake태민—untung cowok itu nggak nyadar kalau kaus itu adalah display jadi udah sering dicoba sama orang. Untung, untung...

“Maybe that shirt.”

“Oh,” 태민 langsung nyadar, kalau kaus yang sedang ia pake kedodoran. Tapi cowok satu ini emang lebih suka yang kedodoran daripada yang ngepas. “Why?”

“Your body didn’t fit on that shirt. You should buy the smaller one,” Yenny berdiri dari duduknya. “Do you want me to buy it?”

태민 memandangi Yenny. Seakan-akan ada cahaya mulia yang terpancar dari wajah Yenny yang sebenarnya BT abis. “Ah, it’s okay. I will give him this shirt, I bought many of this,” 태민 menjawab, membuat Yenny lega dia tidak harus kembali memanjat bukit menuju Tangkuban Perahu lagi.

“Okay, semuanya! Sudah terkumpul??” Mrs. Aan, yang wajahnya sedikit ketutupan sama topi jerami yang baru ia beli, masuk ke dalam bus kelompok Yenny. Agak sedikit mau jatuh di tangga, tetapi Mrs. Aan tetap jaga gengsi.

Semua murid berdesas-desus, menahan tawa.

“Baiklah, sekitar 5 menit lagi kita akan jalan!”

“Baik, Mrs!”

Yenny menarik napas panjang melihat Laras yang ketiduran di kursi belakang. Pasti tadi habis ngeinterogasi태민, Yenny mendecak kesal. Jadi siapa yang duduk di sampingnya?

“May I?”

Yenny terkejut setengah mati saat태민 masuk ke dalam korner kursinya, menghempaskan dirinya ke kursi di sebelah Yenny. “It is okay, right?” tanya태민 dengan wajah yang memelas, yang membuat Yenny tidak bisa berkata apa-apa lagi selain “Okay.”

Perjalanan yang sangat panjang. Yenny menghembuskan nafas.

Dia deg-degan, tapi juga cemas. Bus mulai melaju, berarti tinggal 1:57 jam lagi dia bisa bersama태민.

Pengen ngajak ngomong, cowok itu malah ketiduran di bahu Yenny.

“Aduh...” keluhnya, tapi juga sedikit senang karena태민 yang sedang tertidur itu, sungguh manis.

***

Saat Yenny terbangun, yang ia lihat adalah banyak teman-temannya sudah tertidur. Bus sunyi, jam menunjukkan pukul 8 malam. Di luar jendela, sangat gelap. Hanya Pak Supir yang masih bangun.

Yenny menoleh ke sebelah, 태민 sedang memangku dagu sambil melihat keluar jendela. Yenny ingin mengajak ngomong, tapi dia langsung pura-pura tidur ketika태민 memutar kepalanya.

태민 bergumam dalam bahasa Korea, yang Yenny tidak tahu apa artinya. Dia sangat terkejut saat cowok itu mengelus rambutnya, membetulkan poni Yenny yang menutupi matanya. Yenny berusaha untuk benar-benar terlihat tidur. Semoga dia nggak nyadar gue bangun tadi, doa Yenny dalam hati.

Yenny terkejut saat dia merasakan hembusan nafas태민 yang sangat dekat dengannya. Tidak disangkanya, cowok itu mencium pipi Yenny!!!

Kontan saja Yenny langsung bangun, membuat태민 terkejut. “What are you doing?!” Yenny sedikit berbisik, tetapi suaranya sangat marah. Sebenarnya dia tidak marah. Dia kaget. Itu saja.

“Ah... I’m so sorry!” 태민 langsung melihat ke arah lain, Yenny masih memandanginya meminta penjelasan. “I... I don’t know why I can do that. I... I am so sorry.”

Yenny menarik napas panjang, memutar duduknya membelakangi태민 dan berusaha tidur. Wajahnya sungguh panas, pasti udah kayak kepiting rebus sekarang.
태민 merasa sangat bersalah. Apa yang sudah kulakukan? Aduh... pasti dia membenciku sekarang, 태민 benar-benar galau. Dia nggak mau Yenny membencinya. Tapi pasti sekarang dia sudah.

Melihat Yenny yang membelakanginya, 태민 dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa Yenny membencinya. Akhirnya태민 menggeser duduknya menjauhi Yenny, kembali memandang keluar jendela.

Yenny terbangun saat mendengar ban berdecit. Gadis itu mengerjap-erjapkan matanya, mendapati teman-temannya yang juga ikut terbangun.

“Ada apa, Pak?” tanya Bu Diana, kepada Pak Supir yang terlihat panik.

“Busnya mogok, Bu,” jawab Pak Supir, membuat semua murid mengeluh, termasuk Bu Diana. “Sebentar, saya akan membetulkan mesinnya.”

“Baiklah.” Bu Diana kembali duduk. Beliau menarik napas panjang, melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Daritadi kenapa tidak sampai-sampai ya? Padahal sudah 2 jam. Macet, mungkin?

“What’s up?” tanya태민.

“The car’s machine shut down,” jawab Yenny asal. Dia nggak tau bahasa Inggrisnya mogok. 태민 mengangguk mengerti, berdiri dan berjalan keluar. Yenny keheranan, dan menyusul태민 keluar.

“Let me, Sir,” 태민 menarik Pak Supir pelan, menggulung lengan kausnya, mendongakkan wajahnya melihat mesin bus. “This is so easy.” 태민 terlihat sibuk, mengotak-atik mesin.

“Sir, can you start the engine?”

Pak Supir mengangguk dan masuk ke dalam bus kembali, memutar kunci mobil, dan mesin langsung menyala. Semua murid langsung berseru bersyukur, Bu Diana langsung mengucap syukur, Pak Supir tertawa senang.

“Thank you, kid!”

태민 dari luar mengancungkan jempolnya dan menutup pintu mesin bus.

Yenny memandanginya kagum. 태민 sungguh keren.

“Shall we go inside?” tanya태민 membuyarkan lamunan Yenny. Gadis itu mengangguk dan menyusul태민.

Tidak sampai 30 menit, karena jalanan lancar, mereka pun sampai ke lapangan Ramayana. Terlihat banyak orang tua yang sangat khawatir, tetapi ada juga yang marah.

Yenny tersenyum menyapa Ayahnya yang menjemputnya.

“Kenapa lama sekali?”

“Macet, plus tadi mogok,” jawab Yenny. Ayahnya mengangguk dan langsung menariknya pulang.

Yenny menoleh ke belakang, ke arah bus, di mana lampu bus itu masih menyala, dan berdiri태민 di dekat jendela. Menatapnya. Lama. Kelihatan sedih. Yenny tersenyum kepadanya. 태민 membalasnya dengan senyuman yang terpaksa.
Baru mau Yenny masuk ke dalam mobilnya, dia dikejutkan dengan suara cowok yang memanggilnya.

“Yenny!!”

Yenny keluar dari mobil, 태민 langsung memeluknya. “Please call me. Here, this is my e-mail address.”

Yenny terkejut saat태민 menyodorkannya secarik kertas. “Ah...”

“Please call me, yes? Please...” 태민 memelas. Yenny mengangguk asal, dia masih terkejut.

“Siapa dia?!” Ayah Yenny keluar dari mobil, mengejutkan태민.

“Ah, night sir!” 태민 membungkuk ke arah Ayah Yenny. Lalu dia berbalik. “I’ll miss you! Bye!!!”

Yenny masih termangu di tempatnya. Ayahnya membanjirinya dengan pertanyaan siapa cowok itu, Yenny tidak menggubris beliau.

Pandangannya tertuju kepada secarik kertas itu.

Sungguh lengkap태민 memberikan datanya.

my e-mail:

www.thaemin_cuteguy@xxx.com

my facebook:

The Cute Lee Taemin

my twitter:

@cuteleetaemin

And... I’m really sorry that I never tell you anything about my occupation.

I’m Lee Taemin. A dance machine in SHINee. :D

Pleasure to meet you, Yenny.

정말 좋아해

***

2 months passed...

Yenny lagi keranjingan banget sama lagunya SHINee yang judulnya ‘Lucifer’. Dia dan Laras rencananya juga bakal nyanyiin Juliette buat Misa Natal nanti di sekolah.

“Ma, gue mau latihan bentar ya. Si Taufik disuruh datang jam 2 aja.”

Nggak bisa Yenny. Taufik udah di jalan.”

“Oke deh kalau gitu.” Yenny berjalan lesu menghampiri Laras. “Ga bisa. Si Topik udah di perjalanan.”

“Itu Topik?” Laras menunjuk ke belakang Yenny.

Yenny menatap Laras heran. Dia lalu berbalik.

Kaget.

Itu bukan Taufik!

Tapi... 태민!!

“Hey, Yenny! Mau kuajarin tarian Juliette??” teriak태민, bahasa Indonesianya udah lancar banget.

END


A/N: Sorry lama banget ngelanjutinnya ya, ndik! Moga kehibur ^^