Lost In Bekasi[5/5] Writing mood: Accomplished ☺
Summary: 태민, a very brave boy, travel to Indonesia by himself. What if he had met a girl, and fall in love with her?
Rating: G
Current Music: He’s Pirate (Pirate of the Carribean theme song) guitar cover by Sung Ha Jung
Note: Mulai dari sekarang pake bahasa Indonesia ya... soalnya bahasa Inggrisnya emang ancur berat.
태민 tetap berlari, dia tidak melihat ke belakang. Sementara Yenny masih memandanginya. Ingin mengejar, tetapi tidak bisa, sebab Bu Diana meminta kepada pak Fuji Film—maksudnya bapak pemfoto di Tangkuban Perahu untuk memfoto rombongan sekali lagi.
Dia태민, ‘kan? Yenny memandangi sesosok lelaki kurus yang sudah makin hilang ditelan kabut. “Eng... Miss,” Yenny menghampiri Bu Diana setelah mereka selesai memfoto.
“Ya, Yenny?” tanya Bu Diana.
“Aku mau ke toilet sebentar,” jawab Yenny. Bu Diana memperbolehkan (iyalah, masa disuruh nahan, sih?). Yenny tanpa berkata apa-apa kepada Laras, Esther, Diana dan Toby, bergegas menyusul태민, bukan ke toilet. Keempat sahabatnya itu memandanginya dengan heran.
“Emang toilet ke sana ya?” Toby yang juga mau ke toilet, hendak menyusul Yenny, tapi Diana mencegatnya.
“Ke sana kali, tadi gue baru aja. Yenny bukan mau ke toilet kali.”
“Oh,” Toby manggut-manggut.
Yenny berjalan dengan perasaan cemas, was-was, sekaligus deg-degan. Sudah lama dia berjalan, sekitar 10 menit—dan entah mengapa nggak ada telepon dari keempat sahabatnya, sosok태민 belum kelihatan juga, padahal Yenny sudah menyusuri pelosok Tangkuban Perahu. “Nggak mungkin ‘kan?” Yenny menghampiri seorang bapak supir yang tadi membawa rombongan memakai mobil khusus. “Pak, saya mau turun.”
Pak Supir berkumis kayak Pak Raden itu memandangi Yenny dari atas sampai bawah. “Lha, toh ndok, bukannya masih ada kegiatan di atas? Kok ndok udah mau—“
“Ah, bawel!” Yenny kesal, akhirnya memutuskan untuk menuruni bukit sendirian. Emang bisa? Well, kita lihat nanti. Mari kita beralih ke cowok yang bernama태민.
Keringat bercucuran ke wajah태민, padahal masih gerimis dan udara sangat dingin. Tadi dengan kecepatan maksimal dia menuruni bukit, sedikit tersandung, terjatuh. Akhirnya lututnya sakit. 태민 pun berjalan dengan pincang.
“Ng... Aqua satu,” 태민 menghampiri seorang Ibu dengan warungnya.
“Ini dek. 4000 Rupiah.”
Busyet dah. Pemerasan, 태민 meringis. Dengan berat hati dia merogoh sakunya, membayar Aqua. Tidak jauh dari warung sang Ibu, 태민 meminum Aqua itu, sedikit tersedak karena melihat...
Seorang gadis yang sedang menuruni bukit dengan wajah yang sangar dan posisi jalan yang aneh—posisi jalan yang hendak berjalan cepat menuruni bukit, tetapi tetap berusaha menjaga keseimbangan.
Gadis itu makin dekat, dekat, dan dekat. 태민 terbelalak kaget melihat siapa gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Yenny?
“Bbbh....” 태민 tertawa, nggak nyadar seharusnya dia udah pergi sekarang. Yenny terkejut melihat태민 + sedikit heran kenapa dia tertawa.
“태민!!!” panggil Yenny dari kejauhan, membuat cowok itu berhenti tertawa, dan sekarang berwajah panik dan sedikit takut. “Do not run from me!!”
태민 menegak ludahnya. Wajah Yenny udah bener-bener menakutkan bagi-nya. “Ah... so we meet again.”
“We meet, we meet!” cibir Yenny. “You aja tuh yang pergi!”
Apa...? 태민 bingung. Yenny bilang apa? “You are so unsenseable!” Yenny memutar bola matanya, apalah itu. Gue nggak bisa bahasa Inggris. Moga dia ngerti.
Dan태민 ngerti. “I have no sense?”
“YES!” Yenny mengangguk yakin. “And this aqua...” Yenny merampas Aqua태민 “IT IS NOT AQUA! BUT IT IS 2TANG!”
태민 memandangi Yenny yang sekarang sedang kesal, membuang 2TANG ke tempat sampah. “That’s it!” Yenny berbalik, berjalan pergi, tetapi태민 spontan langsung meraih tangan gadis itu. “What?!”
“I’m so sorry...” 태민 melepaskan genggamannya. “But I want you to know that, I must go back to Korea the day after tomorrow. I want to visit Bandung so badly, so...”
Yenny termenung mendengar penjelasan태민. Jadi cowok itu bukan sengaja meninggalkannya? MASIH ADA HARAPAN BUAT CINTA YENNY! “So?” Yenny pura-pura dingin. 태민 menggigit bibirnya. Oh my gosh. So cute, Yenny tersipu, tapi dengan cepat dia berusaha sadar kembali.
“I know this is so unbelieveable.” 태민 menarik napas panjang. Kemudian cowok itu mengangkat wajahnya, memandang tepat ke mata Yenny. Yenny sampai kalang kabut sendiri, kaget, jantungnya langsung berdetak hebat. “I’ve never had such a feeling before. I miss you.”
YENNY SUNGGUH KAGET SAAT태민 MEMELUKNYA.
“A... apa-apaan ini?!” Yenny keceplosan.
Karena태민 tidak mengerti, dia tetap memeluk Yenny. “The thing I want you to know that... I’ll miss you.”
Yenny berusaha membendung air matanya. “Let go of me.”
Bersamaan dengan itu, HP Yenny berdering. Telepon dari Laras.
“Yen, lo dah di mana? Pada nyariin lo! Bu Diana bela-belain ngubek-ngubek toilet cuman buat nyari lo! Eukh...”
Yenny masih menatap태민 lama. Cowok itu tersenyum. “Well... see you another time.” 태민 berusaha agar kakinya tidak terlihat sakit. Dia berusaha berjalan normal, padahal lututnya udah berdenyut hebat. “Maybe.” lanjut태민 sedikit berbisik.
Yenny memandangi punggung태민 yang kecil, yang kelihatan sangat lemah. Apalagi hujan makin deras.
“Yen?”
“Gue dah di bawah,” Yenny menutup HP-nya, tidak menghiraukan Laras yang setengah mati terkejut. Yenny berlari menghampiri태민.
Sedikit meloncat.
Dan memeluk태민.
***
“Oh, so you’re태민,” Laras memelototi태민, cowok yang sekarang duduk di bangku paling belakang bus mereka, dengan handuk di kepalanya. “Yenny tells many story about you. Maybe she fall in love with—“
Yenny buru-buru menarik Laras menjauh dari태민, sebelum kedoknya terbuka semua. “Don’t listen to her.” Yenny menyodorkan태민 sekaleng MILO panas. “Here, drink it. You need it.”
“Oh, thanks.” 태민 meminum MILO. Wah, memang benar. Sekarang dia merasa hangat. Yenny tersenyum kecil.
“Yenny,” Bu Diana memanggil. Yenny menghampiri Bu Diana. “Jadi dia mau kita anterin sampai mana?”
“Katanya dia sih, Bu... mau ikut pak supir.”
“Hah?”
“ ‘kan kata Ibu busnya bakal balik ke bandara Soekarno-Hatta...”
“Tapi dia memangnya udah ada hotel, atau apa...? Dia tidur di mana?” Bu Diana beralih menatap태민 yang kini sedang dikerubungin (piip) cs. Dasar. Kayak nggak pernah ngeliat cowok cakep aja, ya!
“Kan di deket bandara ada hotel, Bu...” Yenny membuat Bu Diana mengangguk. Yenny lalu duduk di kursinya, tidak memperdulikan태민 yang masih memandanginya.
Berarti ini saat-saat terakhir? Yenny menarik napas panjang. Sebenarnya dia juga tidak mau berpisah dengan태민. Dia sengaja tidak menghiraukan태민 lagi, supaya tidak terluka nanti saat berpisah.
Tapi태민 tidak berpikir seperti itu. “Excuse me, beautiful lady,” 태민 menerobos gerombolan (piip) cs yang langsung teriak histeris dijuluki “Beautiful Lady” oleh태민. Hah? Seneng ya, dibilang lady? 태민 tertawa dalam hati.
Dia menghampiri Yenny yang udah mau nangis di kursinya. “Eng... Yenny...”
“What? Do you want some MILO?” tanya Yenny.
“I already have.” 태민 memperlihatkan MILO yang dipegangnya, isinya tinggal ¼. Yenny malu berat. 태민 memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai jempol. Benar-benar tipenya.
“I have... older brother,” 태민 memulai pembicaraan, sekedar basa-basi. Yenny menatapnya sebentar, dan langsung mengalihkan pandangannya. “I bought so many items from the merchants. I want to give him one. Which are you think I should give him?”
Yenny memandang태민. Cowok itu memang penuh dengan oleh-oleh. Mulai dari banyak kalung kerajinan yang dipakai di leher, gelang giok, sampai kaus I LOVE TANGKUBAN PERAHU, INDONESIA yang langsung dipake태민—untung cowok itu nggak nyadar kalau kaus itu adalah display jadi udah sering dicoba sama orang. Untung, untung...
“Maybe that shirt.”
“Oh,” 태민 langsung nyadar, kalau kaus yang sedang ia pake kedodoran. Tapi cowok satu ini emang lebih suka yang kedodoran daripada yang ngepas. “Why?”
“Your body didn’t fit on that shirt. You should buy the smaller one,” Yenny berdiri dari duduknya. “Do you want me to buy it?”
태민 memandangi Yenny. Seakan-akan ada cahaya mulia yang terpancar dari wajah Yenny yang sebenarnya BT abis. “Ah, it’s okay. I will give him this shirt, I bought many of this,” 태민 menjawab, membuat Yenny lega dia tidak harus kembali memanjat bukit menuju Tangkuban Perahu lagi.
“Okay, semuanya! Sudah terkumpul??” Mrs. Aan, yang wajahnya sedikit ketutupan sama topi jerami yang baru ia beli, masuk ke dalam bus kelompok Yenny. Agak sedikit mau jatuh di tangga, tetapi Mrs. Aan tetap jaga gengsi.
Semua murid berdesas-desus, menahan tawa.
“Baiklah, sekitar 5 menit lagi kita akan jalan!”
“Baik, Mrs!”
Yenny menarik napas panjang melihat Laras yang ketiduran di kursi belakang. Pasti tadi habis ngeinterogasi태민, Yenny mendecak kesal. Jadi siapa yang duduk di sampingnya?
“May I?”
Yenny terkejut setengah mati saat태민 masuk ke dalam korner kursinya, menghempaskan dirinya ke kursi di sebelah Yenny. “It is okay, right?” tanya태민 dengan wajah yang memelas, yang membuat Yenny tidak bisa berkata apa-apa lagi selain “Okay.”
Perjalanan yang sangat panjang. Yenny menghembuskan nafas.
Dia deg-degan, tapi juga cemas. Bus mulai melaju, berarti tinggal 1:57 jam lagi dia bisa bersama태민.
Pengen ngajak ngomong, cowok itu malah ketiduran di bahu Yenny.
“Aduh...” keluhnya, tapi juga sedikit senang karena태민 yang sedang tertidur itu, sungguh manis.
***
Saat Yenny terbangun, yang ia lihat adalah banyak teman-temannya sudah tertidur. Bus sunyi, jam menunjukkan pukul 8 malam. Di luar jendela, sangat gelap. Hanya Pak Supir yang masih bangun.
Yenny menoleh ke sebelah, 태민 sedang memangku dagu sambil melihat keluar jendela. Yenny ingin mengajak ngomong, tapi dia langsung pura-pura tidur ketika태민 memutar kepalanya.
태민 bergumam dalam bahasa Korea, yang Yenny tidak tahu apa artinya. Dia sangat terkejut saat cowok itu mengelus rambutnya, membetulkan poni Yenny yang menutupi matanya. Yenny berusaha untuk benar-benar terlihat tidur. Semoga dia nggak nyadar gue bangun tadi, doa Yenny dalam hati.
Yenny terkejut saat dia merasakan hembusan nafas태민 yang sangat dekat dengannya. Tidak disangkanya, cowok itu mencium pipi Yenny!!!
Kontan saja Yenny langsung bangun, membuat태민 terkejut. “What are you doing?!” Yenny sedikit berbisik, tetapi suaranya sangat marah. Sebenarnya dia tidak marah. Dia kaget. Itu saja.
“Ah... I’m so sorry!” 태민 langsung melihat ke arah lain, Yenny masih memandanginya meminta penjelasan. “I... I don’t know why I can do that. I... I am so sorry.”
Yenny menarik napas panjang, memutar duduknya membelakangi태민 dan berusaha tidur. Wajahnya sungguh panas, pasti udah kayak kepiting rebus sekarang.
태민 merasa sangat bersalah. Apa yang sudah kulakukan? Aduh... pasti dia membenciku sekarang, 태민 benar-benar galau. Dia nggak mau Yenny membencinya. Tapi pasti sekarang dia sudah.
Melihat Yenny yang membelakanginya, 태민 dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa Yenny membencinya. Akhirnya태민 menggeser duduknya menjauhi Yenny, kembali memandang keluar jendela.
Yenny terbangun saat mendengar ban berdecit. Gadis itu mengerjap-erjapkan matanya, mendapati teman-temannya yang juga ikut terbangun.
“Ada apa, Pak?” tanya Bu Diana, kepada Pak Supir yang terlihat panik.
“Busnya mogok, Bu,” jawab Pak Supir, membuat semua murid mengeluh, termasuk Bu Diana. “Sebentar, saya akan membetulkan mesinnya.”
“Baiklah.” Bu Diana kembali duduk. Beliau menarik napas panjang, melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Daritadi kenapa tidak sampai-sampai ya? Padahal sudah 2 jam. Macet, mungkin?
“What’s up?” tanya태민.
“The car’s machine shut down,” jawab Yenny asal. Dia nggak tau bahasa Inggrisnya mogok. 태민 mengangguk mengerti, berdiri dan berjalan keluar. Yenny keheranan, dan menyusul태민 keluar.
“Let me, Sir,” 태민 menarik Pak Supir pelan, menggulung lengan kausnya, mendongakkan wajahnya melihat mesin bus. “This is so easy.” 태민 terlihat sibuk, mengotak-atik mesin.
“Sir, can you start the engine?”
Pak Supir mengangguk dan masuk ke dalam bus kembali, memutar kunci mobil, dan mesin langsung menyala. Semua murid langsung berseru bersyukur, Bu Diana langsung mengucap syukur, Pak Supir tertawa senang.
“Thank you, kid!”
태민 dari luar mengancungkan jempolnya dan menutup pintu mesin bus.
Yenny memandanginya kagum. 태민 sungguh keren.
“Shall we go inside?” tanya태민 membuyarkan lamunan Yenny. Gadis itu mengangguk dan menyusul태민.
Tidak sampai 30 menit, karena jalanan lancar, mereka pun sampai ke lapangan Ramayana. Terlihat banyak orang tua yang sangat khawatir, tetapi ada juga yang marah.
Yenny tersenyum menyapa Ayahnya yang menjemputnya.
“Kenapa lama sekali?”
“Macet, plus tadi mogok,” jawab Yenny. Ayahnya mengangguk dan langsung menariknya pulang.
Yenny menoleh ke belakang, ke arah bus, di mana lampu bus itu masih menyala, dan berdiri태민 di dekat jendela. Menatapnya. Lama. Kelihatan sedih. Yenny tersenyum kepadanya. 태민 membalasnya dengan senyuman yang terpaksa.
Baru mau Yenny masuk ke dalam mobilnya, dia dikejutkan dengan suara cowok yang memanggilnya.
“Yenny!!”
Yenny keluar dari mobil, 태민 langsung memeluknya. “Please call me. Here, this is my e-mail address.”
Yenny terkejut saat태민 menyodorkannya secarik kertas. “Ah...”
“Please call me, yes? Please...” 태민 memelas. Yenny mengangguk asal, dia masih terkejut.
“Siapa dia?!” Ayah Yenny keluar dari mobil, mengejutkan태민.
“Ah, night sir!” 태민 membungkuk ke arah Ayah Yenny. Lalu dia berbalik. “I’ll miss you! Bye!!!”
Yenny masih termangu di tempatnya. Ayahnya membanjirinya dengan pertanyaan siapa cowok itu, Yenny tidak menggubris beliau.
Pandangannya tertuju kepada secarik kertas itu.
Sungguh lengkap태민 memberikan datanya.
my e-mail:
www.thaemin_cuteguy@xxx.com
my facebook:
The Cute Lee Taemin
my twitter:
@cuteleetaemin
And... I’m really sorry that I never tell you anything about my occupation.
I’m Lee Taemin. A dance machine in SHINee. :D
Pleasure to meet you, Yenny.
넌 정말 좋아해
***
2 months passed...
Yenny lagi keranjingan banget sama lagunya SHINee yang judulnya ‘Lucifer’. Dia dan Laras rencananya juga bakal nyanyiin Juliette buat Misa Natal nanti di sekolah.
“Ma, gue mau latihan bentar ya. Si Taufik disuruh datang jam 2 aja.”
“Nggak bisa Yenny. Taufik udah di jalan.”
“Oke deh kalau gitu.” Yenny berjalan lesu menghampiri Laras. “Ga bisa. Si Topik udah di perjalanan.”
“Itu Topik?” Laras menunjuk ke belakang Yenny.
Yenny menatap Laras heran. Dia lalu berbalik.
Kaget.
Itu bukan Taufik!
Tapi... 태민!!
“Hey, Yenny! Mau kuajarin tarian Juliette??” teriak태민, bahasa Indonesianya udah lancar banget.
END
A/N: Sorry lama banget ngelanjutinnya ya, ndik! Moga kehibur ^^