This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Selasa, 21 September 2010

Yuri & Five Pearl... new episodes.

Setelah lama nggak dipost lagi, karena permintaan seorang sahabat (azik), novel karanganku bakal dipost lagi.
Judulnya "Yuri & Five Pearl"

silahkan dibaca...

baca cerita sebelumnya (4.1)
baca episode pertama.

Inilah hari keempat Yuri bersekolah! Kaki Yuri sudah agak terbiasa, dan perasaan-nya semakin lama semakin terasa ringan. Hari inipun, Yuri berangkat sekolah dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

“Yuri!!” panggil seseorang, membuat Yuri menengok ke belakang. Dan... DEG! Jantung Yuri hampir berhenti ketika melihat kelima anggota FIVE PEARL sedang berjalan di belakangnya.

“Kamu lucu tauk, jalannya! Rambutmu jadi melambai-lambai,” goda Minhwan sambil mengelus rambut Yuri. Walaupun Minhwan sedikit lebih pendek daripada Yuri (dan lebih kekanak-kanakkan), tapi entah mengapa Yuri merasa dia harus menghormati cowok itu.

FIVE PEARL kemudian saling asyik berbicara, sementara perhatian Yuri ditangkap oleh beberapa mobil hitam yang melintas di depan mereka. Mobil yang paling depan berhenti di depan halte bus, sedangkan mobil yang paling belakang berhenti di depan mereka. Lalu, mobil yang tengah juga berhenti, dan keluarlah seorang cowok. Siwon.

“Pagi, Siwon!!” sapa Hyunjae. Siwon cuman tersenyum membalas, lalu berjalan masuk ke dalam sekolah dengan diikuti dua orang berpakaian jas hitam di belakangnya. Yuri kagum. Baru kali ini dia melihat orang yang dikawal bodyguard.

“Kok dia pakai bodyguard segala sih?” tanya Yuri.

“Oh, itu... dia ‘kan putra dari pemilik perusahaan THAEYANGI, makanya jadi harus selalu dikawal,” jawab Minhwan. Yuri cuman manggut-manggut. Setelah ketiga mobil di depan mereka pergi, barulah FIVE PEARL dan Yuri masuk ke kelas mereka masing-masing.

Yuri mengelap keringatnya. Sinar matahari cukup terik siang hari ini, di mana kelas Yuri sedang bertanding basket dengan kelas 10.7. Yuri yang tidak cukup pandai berolah raga, cuman men-dribble bola dan me-pass ketika dia melihat teman setimnya dekat dengannya.
Para penonton menyoraki dua nama yang menjadi unggulan masing-masing tim, yakni “Yewon” dari tim Yuri dan “Sunny” dari tim lawan. Jagoan tim Yuri adalah Yewon, siswi yang tinggi besar. Walaupun gendut, Yewon yang berambut panjang itu sangatlah lincah, bahkan daritadi, dia sudah mempersembahkan banyak gol untuk tim Yuri.

Hyunjae berjalan menuju barisan tempat duduk paling depan, diikuti dengan Jaejin di belakangnya. Kebetulan ada dua kursi yang kosong.

“Itu Yuri ‘kan?” tunjuk Jaejin kepada seorang gadis yang sedang diam di dekat pojok lapangan. “Ngapain dia diem gitu? Yuri!!!”

Yuri merasa namanya dipanggil, namun dia meyakinkan dirinya bahwa itu hanya halusinasi. Bisa saja, ‘kan, Ye dari Yewon kepeleset jadi Yu dan Ny dari Sunny kepeleset jadi Ri? Yuri pura-pura sibuk, dengan berjalan ke sana ke mari, padahal pertempuran sesungguh-nya sedang terjadi di ring lawan.

Hyunjae dan Jaejin tertawa.

“YURI!!!” panggil Hyunjae. Yuri kaget, dan menengok ke segala arah, namun tidak ke arah bangku penonton. “YURI!!” panggil Hyunjae lagi. Yuri pura-pura tidak mendengar, dan malah melakukan hal yang sangat lucu: jatuh.

“Oh ya ampun....” Jaejin mengeluarkan toa yang dicurinya dari ruang guru tadi pagi. “YURI!!!”

Serentak, semua seruan dari para penonton terhenti dan pertandingan di lapangan juga jadi kayak ke-pause. Yuri perlahan-lahan menengadahkan kepalanya, terkejut melihat Jaejin dan Hyunjae yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

“YURI! FIGHTING!!” sahut Hyunjae. Yuri jadi malu, dan tetap dalam posisi mau ber-diri. Beberapa saat kemudian, barulah pertandingan dilanjutkan kembali.

Yuri melirik sebentar ke arah dua cowok itu. Mereka masih tersenyum dan melambai-kan tangan kepada Yuri, serta mengucapkan kata-kata fighting. Merasa tidak mau kalah di hadapan mereka, Yuri kemudian berjalan, dan langsung merebut bola dari Sunny.

YA AMPUN!!! NGAPAIN AKU INI?! Yuri tersadar akan aksi heroic-nya. Dia merebut bola dari SUNNY?! DARI SUNNY?! Serentak, seluruh pendukung Sunny jadi ber-huu. Tetapi, Hyunjae dan Jaejin saling ber-yes.

Sunny, yang lebih kurus daripada Yuri, memicingkan matanya, dan kembali merebut bola dari Yuri. Yuri berusaha menyamakan langkahnya dengan Sunny yang memang berlari sambil men-dribble bola itu, sangat cepat.

Hyunjae melihat ke papan nilai. Skor mereka sama, yaitu 63-63. Dan waktu yang tersisa tinggal 10 detik. Masih 1 meter dari ring tim Yuri, Sunny sudah meloncat, ingin men-shoot bola. Tapi untungnya, Yewon menghalangi, dan memukul balik bola. Yuri dengan sigap mengambil bola itu, dan loncat untuk men-shoot. Yuri berkomat-kamit membaca doa, sementara dengan mata tertutup ia men-shoot bola.

Apakah bola itu masuk?! Perbandingannya 1:100. Suasana sangat mencekam. Sunny dan Yewon malah memperhatikan arah bola itu melayang. 3... 2...

PRIIT

Peluit tanda pertandingan selesai dibunyikan oleh Pak Lee, guru olah raga, dengan hasil 65-63. Yewon tidak percaya. Apalagi Sunny. Seluruh pendukung kelas 10.8 pun bersorak-sorai. Yuri yang paling tidak percaya. Hyunjae dan Jaejin tersenyum menang.

***

[Nan noreul saranghae...] alunan lagu Big Bang yang berjudul Sunset Glow makin menyemarakkan suasana keberhasilan yang dirasakan oleh kelas 10.8 malam ini. Mereka sekarang sedang berkumpul di sebuah restoran lesehan.

“Aduh, Yuri... akhir itu bener-bener dramatis!” puji Yewon, diikuti ketiga cewek lain-nya. Yuri cuman tersipu-sipu malu sambil menyeruput nokcha dari gelas hijau berombak-ombak. Yewon dan yang lainnya kemudian sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Yuri jadi terdiam sendiri, dan akhirnya beranjak keluar restoran karena tidak ada ker-jaan di dalam.

Ckiit...

Di depan Yuri berhenti sebuah motor HONDA besar bewarna putih metallic. Penge-mudinya kemudian membuka helmnya. Jaejin!

“Ja... Jaejin?” tanya Yuri kaget.

“Hei, Yuri...” jawab Jaejin, “lagi makan-makan ya?”

“I... iya...”

“Udah selesai belum?”

“Me... memangnya kenapa?” tanya Yuri.

“Mau ikut aku nggak, ke sungai Han? Pemandangan di situ cantik banget,” ajak Jae-jin, langsung dijawab dengan gelengan Yuri. “Nggak mau? Kamu kira kita cuman berdua doang ya? Nggak kok. Di sana juga ada Hyunjae, Junsoo, Doojin dan Minhwan. Juga ada beberapa teman cewek.”

Yuri tetap menggeleng. Tapi, dia berpikir, wah... kalau ada teman cewek, banyak kemungkinan dong aku bisa dapat teman...

PLUK

“He... hei?” Yuri sangat terkejut ketika Jaejin langsung memakaikan helm ke kepala Yuri, dan menariknya duduk. Baru mau pergi, Jaejin sudah melesatkan motornya. Yuri akhir-nya pasrah saja.

Dan memang benar. Pemandangan malam hari di sungai Han memang sangat indah. Motor Jaejin kemudian berhenti di dekat mulut jembatan. Dari kejauhan, Yuri melihat ada sekelompok orang. Mereka kemudian berjalan ke arah itu.

“Halo, Jaejin!!” sapa Hyunjae senang, dan tambah senang ketika melihat Yuri datang, “wah! Halo juga, Yuri! Udah makan belum? Kami lagi bikin jagung bakar, nih... kayak di Bandung.”

“Bandung? Di mana tuh?” tanya Jaejin sambil mengambil jagung bakar yang disodor-kan oleh Doojin. “Rasanya aku pernah dengar.”

“Idih, kamu pelupa banget,” ejek Doojin. “ ‘Kan pas SD, kita pernah diajak sama Papanya Minhwan yang orang Indonesia ke Bandung... ingat nggak? Yang waktu itu kamu kita tinggalin di Tangkuban Perahu, itu, lho...”

Sang pengarang takjub lho, ternyata FIVE PEARL pernah datang ke Indonesia.

“Ooh...” gumam Jaejin tidak yakin, apakah dia masih mengingatnya atau tidak. Tapi dengan cueknya dia makan aja jagung bakarnya dengan lahap. Yuri masih bingung. Kata Jaejin tadi, ada beberapa teman cewek. Tapi yang ia lihat, cuman ada FIVE PEARL doang.
“A... anu, Jaejin,” bisik Yuri.

“Hmm?”

“Katanya kamu ada teman cewek, mana?” tanya Yuri lagi. Jaejin tersenyum.

“Aku cuman bilang begitu supaya kamu mau ikut aja. Tapi kenyataannya, kamu harus tetap aku paksa ‘kan?” Jaejin berbalik, sehingga bertatap wajah dengan Yuri, “memangnya kenapa? Mau dapat teman ya?”

TIIIN!!!

DEG! Yuri langsung tersigap. Jantungnya berdebar-debar. Matanya melebar. Per-lahan-lahan, ia menengok ke belakang, di mana ia melihat satu truk sedang melewati mereka. Dengan cepat, kenangan pahit satu tahun lalu melesat di kepala Yuri.

Minhwan berjalan menuju tempat di mana truk tadi sempat berhenti mendadak. “Oh, cuman kucing,” Minhwan menggendong kucing bewarna putih itu dan mengelusnya, lalu menaruhnya lagi. “Hampir aja dia ketabrak.”

Hampir aja dia ketabrak, suara Minhwan terngiang-ngiang di kepala Yuri. Yuri jadi teringat satu tahun lalu. Di mana saat itu langit sedikit mendung. Di mana saat itu ada festival di dekat rumah Yuri. Di mana saat itu, Yuri dengan cerobohnya menyebrang padahal lampu di zebra cross masih menunjukkan lampu merah bagi pejalan kaki. Di mana saat itu juga, Hyunsoo melompat untuk menyelamatkannya.


--


(C) 2009 by Kania Caroline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar