This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Kamis, 28 Oktober 2010

Yuri & Five Pearl - "Five, ah, Four..."

Yuri membuka kedua matanya, dan menyadari bahwa kemaren itu bukanlah mimpi. Setelah mencium Yuri, Jaejin kemudian membelai wajah Yuri lembut, dan mengucapkan kata yang sangat-sangat bisa membuat cewek manapun, pingsan: “Maukah kamu jadi pacarku?”. Yuri menatap langit-langit kamarnya yang jauh. Pipi Yuri pun merona ketika mengingat kejadian kemaren. Yuri kemudian bangkit dari tidurnya, dan masuk ke dalam kamar mandi dengan siulan riang.
“Yuri,” panggil Yuna dari luar, dijawab sahutan Yuri dari dalam bilik shower di kamar mandi. “Yuri, ada yang mau bibi bicarakan denganmu. Tolong habis mandi, segera temui bibi di ruang tamu, ya.”
“Baik bi,” jawab Yuri masih saja senang.
Yuna kemudian berjalan menuju ruang tamu, di mana Siwon sedang duduk manis di kursi yang paling dekat dengan pintu keluar. “Siwon, maaf ya memanggilmu subuh-subuh begini. Tunggu sebentar ya, Yuri masih mandi,” kata Yuna. Siwon mengangguk.
Eri di sebelahnya, tersenyum. “Yuna, racikan nokcha-mu memang yang paling best,” puji Eri kepada racikan nokcha Yuna.
“Ah, gomaptda,” jawab Yuna senang.
Siwon merenung.

***

“Kenapa?” tanya Jaejin tepat di ambang pintu rumahnya. Hyunjae di depannya, ter-diam. Di luar, hujan deras. Tetapi Jaejin tidak mempersilahkan Hyunjae masuk.
“Kenapa kamu cium Yuri?” tanya Hyunjae dengan nada suara tinggi. Jaejin tidak tampak terkejut, dia justru mendengus meremehkan.
“Memangnya kenapa? Kan kamu udah nggak ada apa-apa sama Yuri,” jawab Jaejin.
Hyunjae menatap Jaejin sengit, “kamu lupa kalau aku masih suka sama dia?!”
“Terus, Sarang itu, bagimu apa?!” balas Jaejin tidak kalah sengitnya.
Hyunjae menarik napas panjang, dan mengancungkan telunjuknya ke arah Jaejin, “oke! Bagaimana kalau persahabatan kita putus di sini saja?! Ternyata aku sudah salah menganggapmu sebagai teman. Dan aku juga bodoh masih menyukai Yuri!”
Jaejin terdiam. Hatinya lagi-lagi terluka. “Hmm... baiklah. Katakan kepada Junsoo, Doojin dan Minhwan kalau aku berhenti dari FIVE PEARL. Suruh Sarang yang juga bisa main gitar, mungkin lebih bagus daripadaku, itu, menggantikanku!”
BRAK!
Jaejin menutup pintu rumahnya dengan keras. Hyunjae tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Jaejin... keluar dari FIVE PEARL?

***

Yuri kaget melihat Siwon yang sedang duduk di ruang tamu. Beberapa hari ini, setelah kejadian di rumah Siwon, dia tidak pernah melihat ketua OSIS SMA Neul Paran itu di sekolah. Tapi kini, Siwon back with a bang.
Mereka disuruh membicarakan hari pernikahan mereka.
“Bibi?! Aku masih kelas 1 SMA lho..!!” Yuri menekankan semua katanya, tepat di sebelah kuping Yuna agar Yuna sadar bahwa Yuri masih kelas 1 SMA.
“Ma, apa-apaan ini?” Siwon juga protes kepada mamanya. Eri tersenyum. Yuna juga cuman tersenyum. Yuri dan Siwon saling bertatapan dengan perasaan yang bertanya-tanya. Baru kali ini Yuri kesal terhadap bibinya, dan begitu juga Siwon. Siwon yang sangat meng-hormati Eri, kini ingin sekali menyadarkan ibunya.
“Memang kamu ini masih 1 SMA,” kata Yuna kepada Yuri, “tetapi, tunangan ini tidak bisa dibatalkan lagi, lho. Ini perintah dari Ayah Siwon. Kalian berdua ditunangkan agar perusahaan THAEYANGI terselamatkan.”
“Ma?” Siwon meminta penjelasan dari Eri.
Eri mengangguk setuju akan pernyataan Yuna, “betul sekali kata Yuna. Siwon, kamu harus bersedia menikahi Yuri, dan begitu juga Yuri agar perusahaan THAEYANGI terselamat-kan.”
Begitu Siwon dan Eri pergi, Yuri langsung mencerca Yuna dengan banyak pertanyaan. “Kupikir ini cuman becanda, bi! Memangnya aku harus menikah dengan Siwon?! Kenal pun, tidak! Memangnya, THAEYANGI itu, urusan kita, bi?”
“Tentu saja!” bentak Yuna. JLEB. Yuri kaget, baru kali ini sang bibi membentaknya. “Kamu tidak tahu, setelah ayah-ibumu meninggal, akulah yang membiayai hidupmu dan Hyunsoo?! Bibi jadi sampai berhutang ke Ayah Siwon karena abangmu itu mau masuk universitas yang ternama! Apalagi saat kamu masuk RS, dan belum lagi biaya untuk pemakaman abangmu!”
Yuna sadar kalau dia telah salah ngomong, dan berusaha meminta maaf kepada Yuri. Kalimat terakhir terngiang-ngiang di kepala Yuri, dan perasaannya jadi terluka. “Maaf, Yuri... bibi tidak berma—“
“Tidak apa-apa, bi,” sela Yuri untuk kedua-kalinya seumur hidupnya. “Aku tahu, aku telah menyusahkan bibi. Maafkan aku bi. Untuk selanjutnya, aku tidak akan berkata apa-apa.”
Malam hari, Yuna ingin pamit kepada Yuri karena dia harus dinas keesokan harinya. Cuman, Yuri mengurung diri di kamarnya. Tidak mau makan sejak pagi tadi. “Yuri...” Yuna menghampiri pintu kamar Yuri, dan dari pintu kayu yang agak tipis itu, Yuna mendengar isakan Yuri yang pelan, namun perih.

***

Sarang terbelalak setelah mendengar cerita Hyunjae perihal kepergian Jaejin dari FIVE PEARL. Apalagi saat Hyunjae memintanya masuk ke FIVE PEARL sebagai gitaris, untuk menggantikan Jaejin. “Oh, no, no, no. Aku tidak mau,” Sarang mengibas-ibaskan tangannya, lalu kembali menyeruput coca cola di depannya.
“Ayolah, Sa. Kamu tahu ‘kan, FIVE PEARL mau mengikuti audisi SM?” tanya Hyunjae. Sarang mengangguk pelan. “Nah, makanya, bantulah kami!”
Lagi-lagi, HP Hyunjae berdering, dan lagi-lagi perasaan Hyunjae makin buruk karena SMS yang masuk.
Hyunjae-hyung. Aku juga mau keluar kalau Jaejin-hyung keluar.
Minhwan

Hyunjae, Hyunjae... lagi2 kamu bikin masalah.
aku keluar dari fivepearl.
Doojin

Aku tidak bisa berkata apa-apa, tp aku heran.
kok lagi2 kalian musuhan?
Junsoo

Hyunjae kemudian memberanikan diri. Dia mengetik SMS untuk ketiga temannya dengan cepat.
KALAU KALIAN MENGHARGAI JAEJIN,
MAKA KALIAN HARUS MENGHARGAI FIVE PEARL.
SIAPAKAH YANG MENDIRIKAN FIVE PEARL?
JAEJIN.
SIAPAKAH YANG MEMBERIKAN KITA BROSUR UNTUK AUDISI SM?
JAEJIN.
SIAPAKAH ORANG YANG PALING MENJENGKELKAN DI FIVE PEARL,
YANG TELAH MEMBUATKU JADI MUSUHAN DENGANNYA?
JAEJIN.
DAN KARENA ITULAH AKU JADI MERASA BERSALAH.
AKU INGIN MEMINTA MAAF DENGAN MASIH MEMPERTAHANKAN
FIVE PEARL.
Hyunjae

Minhwan yang sedang duduk di dekat drum-nya, kaget melihat huruf-huruf besar di layar HP-nya. Doojin yang sedang berada di restoran Tony Roma’s bersama adiknya, juga kaget dan akhirnya steak iganya jatuh meluncur dari garpu yang dipegangnya. Sementara itu, Junsoo yang sedang mengikuti ujian di satu universitas, jadi salah menjawab.
Ya, mereka harus mempertahankan FIVE PEARL.

***

Yuri terbangun karena dering HP-nya. Dengan malas, Yuri berusaha menggapai HP-nya yang dia taruh di meja di sebelah tempat tidurnya. Ada banyak SMS dari Jaejin. Yuri melihat ke arah jam di dinding. Sudah pukul 10 pagi. Berarti, Yuri tidak masuk sekolah.

Yuri, kok kamu ga masuk sekolah?
Sakit ya?
Jaejin

Yuri... balas dong SMSnya.
aku dtg deh ke rumah ya.
SMS dong alamat rumahmu.

Yuri...

Yuri...

...

...

...

TING TONG
Bunyi bel rumah mengagetkan Yuri yang tadi kembali tidur. Yuri langsung bangun, mencuci mukanya yang sembap karena menangis, dan langsung menuju pintu rumah untuk membukakan.
“Jaejin-oppa?” Yuri terkejut melihat Jaejin yang sudah basah kuyup. Di luar memang hujan deras. Yuri langsung menyuruh Jaejin masuk, dan segera mengambilkan handuk. “Jaejin-oppa kok tahu alamat rumah? Terus... berarti oppa bolos sekolah dong?”
Jaejin mengelap rambutnya yang sedikit dicat keemasan, “hmm? Aku tanya sama hyung-nya Hyunjae. Waktu itu, kalau nggak salah, kamu pernah mesan ke restoran China-nya, ‘kan?”
“Hmm...” Yuri menggumam. Tetapi, pertanyaan keduanya belum dijawab. Jaejin kemudian membuka kemejanya. Yuri langsung menutup matanya, dan berbalik membela-kangi Jaejin.
“Yuri, bisa tolong buatkan teh?” tanya Jaejin. Yuri mengangguk, masih membela-kangi Jaejin, dan buru-buru menuju dapur untuk membuatkan teh. Deg deg deg deg. Jantung Yuri berdebar keras karena tadi Yuri sempat melihat badan Jaejin yang memang bagus.
“Ini, oppa...”
Jaejin menengok ke sebelahnya, dan spontan tertawa hebat gara-gara melihat Yuri yang memakai penutup mata untuk tidur. “Hahahaha...!!!” Jaejin menepuk-nepuk lantai di sebelahnya, “hahaha... Yu... Yuri... ngapain kamu pakai itu, hah?! Jadi lucu banget!!”
Yuri gelagapan, “ma... maaf, oppa!!”
“Oh, gara-gara aku nggak pakai baju ya? Maaf,” Jaejin berusaha mengontrol tawanya, “tapi nggak apa-apa, kok. Jangan malu. Selambat-lambatnya pun, kamu bakal ngeliat aku begini terus kalau kita nanti hidup satu atap.”
Yuri tidak percaya apa yang baru saja Jaejin katakan, begitu pula Jaejin sendiri. Yuri mengambil bantal dari sofa, kemudian menimpukkannya ke punggung Jaejin. Jaejin membalas timpukan Yuri pelan, lalu mereka berdua sama-sama terjatuh dan tertawa senang.

---

(C)2009 by K.C

Rabu, 27 Oktober 2010

All I Need is Friend


Happy To Make You Jealous, Key.
Original Title: Seorang Teman Yang Sempurna
Rating: G; Pairing: JongKey, Broken!Jongsica
A/N: first time, I made this story for my school project. Enjoy! :D

Seorang Teman Yang Sempurna

Aku sudah berteman dengan Bling sejak kecil, lebih tepatnya sejak kami masih bayi. Rumah kami bersebelahan, setiap hari kami selalu bermain bersama. Kami sama-sama menyukai musik—hanya bedanya aku menyukai musik hip hop sementara Bling mencintai musik klasik. Ke mana-mana kami selalu bersama, kecuali ke sekolah, karena aku bersekolah di SMA Katolik, sementara dia yang atheis bersekolah di sebuah SMA negeri.

Aku sangat menyukai Bling karena sifatnya yang cuek. Aku berjanji tidak pernah melihatnya sedih, apalagi menangis. Bling sangat easy going. Ke setiap orang dia selalu tersenyum. Kepadaku dia selalu tertawa.

“Key,” sahutnya. Aku yang sedang melamun, tersadar. “Hari ini aku nggak bisa ke SMACK ya. Ada urusan.” SMACK itu studio musik di dekat rumah kami.

“Hah, urusan apa?” tanyaku penasaran. Bling membuatku bertanya-tanya karena dia hanya menjawab dengan senyum manisnya. Lalu dia berlari kembali ke sekolahnya. SMA-ku dan SMA-nya bersebelahan. “Hei, Bling!” aku mengejarnya. Tapi bel masuk sudah terlanjur berdering.

Akhir-akhir ini memang aku jadi jarang bertemu Bling. Setiap pulang sekolah dia selalu saja ada urusan. Aku selalu berpikiran buruk. Bagaimana kalau dia sudah mempunyai pacar? Oh, aku tidak mau hal itu terjadi. Aku akan sendiri terus nanti. Well, aku memang jahat. Tidak sebanding dengan Bling yang sangat baik: dia selalu mendengar keluh kesahku, membantu dalam setiap masalahku, menegurku setiap kali aku salah—tunggu. Kali ini aku salah. Kenapa dia tidak menegurku? Oh, mungkin dia tidak menyadari aku cemburu. Dia terlalu cuek.

Keesokan harinya. Sekolah libur, seperti biasa kalau hari Sabtu. “Bling!” aku masuk ke dalam kamar Bling. Tante tidak asing melihatku seperti itu. Sudah 16 tahun, jadi dia sudah terbiasa. “Kemaren kamu ke mana?” tanyaku, menendang badan Bling. Dia masih tidur. Dasar. Padahal udah jam 10.

“Engh... sebentar lagi, Mama...” keluh Bling, mengeratkan pelukannya ke bantal guling. Aku menarik napas panjang.

“Hei, bangun, dasar pemalas! Udah jam 10, tau!” keluhku. Udah gitu dipanggil Mama lagi. Padahal aku cowok.

Mata Bling terbuka, mengerjap-erjap. “Wuah! Kaget!!!”

“Enggak lucu, bego,” keluhku lagi. Bling tertawa kecil. “Kemaren kamu ke mana sih? Aku teleponin terus nggak bisa.”

“Eng? Kemaren? Emang kemaren aku ke mana?” Bling menatapku polos.

BLETAK! Satu jitakan jatuh ke jidatnya. Aku yang menjitaknya. “Aduh, Key... kejam banget sih??” ringisnya, sambil mengusap-usap jidatnya.

“Jangan pura-pura bodoh, Bling. Ayolah, katakan. Kemaren kamu ke mana?” aku memelototi Bling. Dia nyengir-nyengir sendiri.

“Rahasia, Key.”

UAPA?!” hampir aku menjitaknya lagi, tapi Bling menahan tanganku.

“Tunggu tanggal 23 September. Kan tinggal satu minggu lagi,” Bling bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Terdengar suara shower.

Aku terpaku. 23 September? Itu ‘kan... ulang tahunku?! “Apa yang kau rencanakan, Bling?!” jeritku.

AKU TIDAK TAHAN LAGI!! Penasaran banget!

“Angkat dong...” kakiku tidak bisa diam, berjalan ke sana kemari. Sudah berapa kali aku menelepon HP Bling, tapi dia tidak mengangkatnya. “Oke, perang dingin ya!” aku mendengus kesal. Baru mau menekan tombol disconnect, ada seseorang yang mengangkat. “Bling, kamu—“

Halo?

Tunggu. Suara perempuan? “Ini siapa?” hardikku langsung. Bisa kurasa, dari hembusan nafasnya, gadis itu terkejut.

I... Ini Jessica. Kamu Key, ya?

Jessica? Siapa? “Iya. Mana Bling?” Aku tidak peduli siapa Jessica itu.

Bling... sedang tidur. Mau kubangunkan?

SEDANG TIDUR?! Aku mengutuk Bling dalam hati. Siapa pula Jessica? Eits. Sebentar. Jangan-jangan mereka baru saja melakukan...?! “Apa yang sedang kalian lakukan?!” sahutku. Aku takut. Dan sedikit cemburu.

Ti... tidak ada. Bling hanya kelelahan,” jawab Jessica, membuatku tambah curiga. “Jangan berpikir kotor, tolong. Aku tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Bling kecuali teman.

Entah mengapa, hatiku lega. “Oh, jadi kamu temannya. Kok aku nggak pernah dikasih tau? Aku ‘kan sahabatnya,” aku menekankan kata terakhir. Jessica hanya diam. “Ah sudahlah. Suruh Bling telepon aku balik kalau dia sudah bangun.”

Ba... baiklah.”

Aku terbangun mendengar lantunan musik dari HP. Begitu melihat nama sang penelepon di layar HP, aku mengangkatnya. “Bling, kamu—“

Key... ada yang ingin kubicarakan. Kita bertemu di TimeSquare ya. Sekarang.”

Cklek. Ditutup. Begitu saja. Aku sempat terdiam. A... apa yang mau dibicarakan? Sesuatu yang seriuskah? Pikiranku penuh. Setelah mengganti baju, aku langsung berlari menuju TimeSquare yang memang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki.

“Bling!”

Bling yang sedang duduk di dalam mobilnya, tersenyum menyapaku balik. “Hei,” dia keluar dari mobil.

“Ada apa?” tanyaku, langsung to the point, karena aku tidak sabar lagi untuk mendengar. Tapi kelihatannya bakal serius. Lihat saja mimik Bling. Begitu... diam. Biasanya ‘kan nyengir-nyengir sendirian.

“Ada yang mau kubicarakan. Tapi kamu jangan marah.”

“Iya... tenang saja. Apa?”

“Jessica,” Bling melongok ke dalam mobil. Aku terkejut. Jessica?! Lalu tidak lama kemudian seorang gadis berambut panjang pirang keluar dari mobil. Aku memperhatikannya. Dia sangat cantik, dan terlintas di pikiranku: dia cocok dengan Bling. UAPA?! Apa yang kupikirkan?! Jangan bilang Bling melupakan janjinya!

“Key, ini pacarku. Jessica.”

Lututku lemas. Ternyata benar. Dia telah melupakan janjinya. Hatiku sakit saat melihat Jessica yang langsung bergelayutan manja di lengan Bling. Bling bahkan tidak melirik ke arahku, dia hanya tersenyum kepada Jessica. Jangan. Senyum itu hanya untukku. “Oh, selamat ya. Kapan jadian?” kata-kata itu dengan mudah meluncur dari mulutku, padahal sebenarnya aku sedih.

“Hampir empat minggu yang lalu,” jawab Bling.

Aku mengangkat wajahku. Sebulan yang lalu? Itu saat di mana Bling mulai menjauhiku. Jadi... aku sudah mendapatkan jawabannya. Semua karena Jessica. “Oh.” aku mengangguk kecil. “Hanya ini yang ingin kamu bicarakan, Bling?”

“Ada satu lagi, Key.”

Aku berhenti berjalan. “Tanggal 23, datang ya ke Honeydip. Satu bulan kami pacaran.”

A... apa?! “Hanya itu?!” aku menghampiri Bling, mendorongnya pelan, “hanya itu?! Tanggal 23, genap satu bulan kalian pacaran... ya, okelah. Tapi tidak ada yang lain dari itu?! Yang lebih penting. Bling, kamu tidak ingat?!”

“Key, kamu kenapa menangis—“

“Diam,” aku menatap Jessica tajam. “Tidak ada urusannya denganmu. Aku benci kalian. Terutama kamu, Bling.” Setelah mengatakan itu dengan berurai air mata, aku berlari kembali pulang ke rumah.

Usiaku 17 tahun sekarang, tapi kok aku merasa sedih?

Pagi hari aku mendapatkan kecupan dan selamat ulang tahun dari Ayah, Ibu dan adik perempuanku. Inbox HP-ku penuh, semua isinya adalah SMS dari saudara, sahabat dan teman. Dari dalam negeri maupun luar Korea. Sedikit menghibur, tapi yang membuatku kesal adalah: tidak ada telepon, SMS atau e-mail dari Bling. Sepi.

Tahun yang lalu dia sampai membelikanku CD rapper kesukaanku yang harganya setengah juta. Tapi kenapa di tahun ini, SMS pun dia tidak sudi? Pasti pikirannya penuh terisi oleh Jessica, Jessica, dan hanya Jessica.

Dengan malas aku pergi ke sekolah. Istirahat, tidak seperti biasa, Bling nggak mampir ke kelasku. Pasti dia kencan makan siang sama Jessica. Bisa kutebak. “Ya sudahlah. Lagipula mereka cocok,” kuputuskan untuk membaca buku sambil mendengarkan Ipod. Aku tertegun melihat selembar kertas yang tertempel di salah-satu halaman bukuku.

HONEYDIP V.I.P PASS

19.00 – 23.00

“Siapa yang menempelkannya?!” gumamku kesal. Ingin kubuang, tapi aku berpikir sebentar. Oh iya. Aku bisa merusak pesta mereka. Ide yang brilian, Key.

Jadi di sinilah aku, klub malam HONEYDIP yang tidak jauh dari rumahku. Terletak di downtown Seoul. Gampang aku masuk ke dalam, walaupun belum mendapatkan KTP, karena aku mengenal sang pemilik, kakak sepupuku.

Interior HONEYDIP tidak sepenuhnya diubah, hanya saja lantai dansanya penuh dengan meja dan kursi yang disusun sedemikian rupa. Menciptakan suasana cozy. DJ sudah memainkan musiknya. Mungkin dia sedikit sedih karena hanya diperhatikan, manusia-manusia di depannya tidak menari.

“Yo, Key.”

Aku berbalik, tersenyum mendapatkan Bling yang sangat kasual. Seperti biasa. Oh. Bukan. Nggak seperti biasa. Ada Jessica di sebelahnya, dia sangat seksi dengan rok mini. “Hei,” sapaku pelan, langsung lemas begitu melihat Jessica.

“Jangan lemas, Key. Baru jam 7,” Jessica tertawa kecil. Aku tertawa garing. “Kamu dapat pass V.I.P, Key?”

“Ya.” Oh, ternyata dia yang menempelkannya.

“Kalau begitu, lewat sini,” Jessica menarikku pelan ke lantai dua. Ada ruangan V.I.P yang dilengkapi dengan fasilitas karaoke. “Sebentar ya. Tunggu saja dulu.”

“Baiklah.” Aku duduk di sofa, terdiam. Ideku langsung lenyap begitu saja saat melihat Jessica tersenyum. Dasar. Key jahat. Kamu sangat jahat. Memang Bling telah melanggar janjinya, tapi dia ‘kan tidak sepenuhnya bersalah. Lagipula, aku sendiri ‘kan yang memutuskan janji itu secara sepihak?

Janji apa? Janji supaya kami selalu berdua sampai mati. Janji agar tidak ada orang lain di antara kami. Tapi itu hanya omongan anak kecil yang masih ingusan. Diciptakan olehku yang masih berusia 8 tahun. Nah ‘kan. Masih ingusan.

“Key.”

Aku sudah tau siapa yang masuk ke dalam ruangan ini. Pasti Bling. Tuh ‘kan. Bener.

“Maaf ya, aku udah ngelanggar janji.”

Aku tertegun. Dia masih ingat janji 8 tahun lalu? “Ah, tidak apa-apa. Aku yang egois.” Aku berusaha menahan air mataku, supaya tidak jatuh. Tapi terlambat.

“Jangan menangis, Key.” Bling duduk di sebelahku, mengusap punggungku. “Aku minta maaf. Seharusnya aku memberitahukanmu.”

“Tidak apa-apa,” jawabku lirih. “Aku sepenuhnya bersalah. Nggak mungkin kita terus berdua, ‘kan. Dikirain kita pacaran lagi, nanti. Kamu udah tepat memilih Jessica, Bling. Dia cantik dan seksi.”

“Oh,” Bling mengangguk, pipinya memerah. “Makasih, Key.”

“He-eh,” aku mengangguk pelan. Tapi aku bisa tersenyum. Ya. Sebagai seorang teman yang baik, aku pasti menginginkannya dia bahagia. “Kapan pestanya dimulai?”

“Sudah dimulai daritadi.”

“Jessica mana?” aku terkejut.

“Di luar,” jawab Bling. Aku memandanginya heran.

Aku terkejut saat sang DJ memainkan lagu kesukaanku, Get Down milik boysband SHINee. “Bling?”

DJ itu menyerukan namaku, “Key! Key!”

Aku melihat keluar. Semua orang melihat ke atas—ke arahku. “Key, happy birthday!” seruan Jessica membuatku terkejut setengah mati.

Se... selamat ulang tahun?!

“Bling, apa-apaan ini—“

Jantungku berhenti berdetak saat Bling memelukku. Dia membisikkan sepatah lirik lagu di telingaku, “happy birthday, my Sweet Key.

Bahuku menegang. Bling tertawa kecil, “kaget ya?”

“IYALAH!” seruku kesal, memukul bahu Bling pelan. “Ke... kenapa? Bukannya ini pesta merayakan kamu dan Jessica?!”

“Aku dan Jessica sebenarnya tidak pacaran. Kami itu sepupuan,” jawaban Bling mem-buatku tersadar. Jadi selama ini... AKU DIPERMAINKAN?! “Dan maaf untuk tidak menghirau-kanmu selama sebulan, Key. Aku butuh uang yang banyak untuk menyewa Honeydip. Kakak sepupumu itu keras sekali orangnya, nggak kasih diskon, hehe...”

“B-Bling...” aku jatuh terduduk, air mataku jatuh saling mengejar satu sama lain. “Kamu jelek.”

“A... ya?!” Bling terkejut.

“Kamu jelek! Bikin kesel aja sih,” keluhku.

“Oh, itu,” Bling tertawa. “Maaf kalau aku jelek, Key. Tapi kenapa kamu tetep mau jadi temenku, aku jelek tadi katanya.”

“Iya ya... kenapa, ya?” aku tertawa kecil. “Ah, sudahlah. Aku sayang sama kamu, Bling,” aku memeluk Bling erat. Bling membalas pelukanku.

Aku sangat menyayangi Bling. Dibanding ulang tahun yang sebelumnya, aku memutuskan, ulang tahun ke-17 ini adalah... ULANG TAHUN YANG PALING MENYENANGKAN.

I’m happy to make you jealous, Key

Happy birthday

:P

sender : www.blingbling@hotmail.com

recipient: www.almighty.key@hotmail.com

at Monday, 22nd September 2008, 23.59

~T.A.M.A.T~


Senin, 25 Oktober 2010

Download♥



Feel free to download this photo ^^
I've watched their comeback stage @ M-Wave this morning
I'm sad because they must sit for 3:03 song's length...
I'm sure their fans disappointed for having them like that.
But in the other side, I'm relieved that the five members looked happy.
(with additional: O-New makin sok jenaka :D)

---

Terus tadi ada chingu di sekolah, kita panggilah dia dengan sebutan "Oppa".
"Oppa, udah nonton siaran ulang?" aku tanya.
"'Dah dong, di TV**," jawabnya dengan bangga.
"ARIRANG!!" seruku.
TV** 'kan nulis SHINee jadi SHAINee! Urgh.

---

Download this song!



DALMATIAN - ROUND 1.zip
(file contained ROUND 1 and ROUND 1 [inst])
this song is so unique and attractive,
I promise this song will make your day brighter!
Curious? Why don't you check it out??

Minggu, 24 Oktober 2010

Hun keren buangets!!!



Baru abis nonton episode ketiga 'My Mom! Super Mom' nitch! Ada tokoh buaru namanya
HUN!
CAKEP ABIS CUEK ABIS TAPI TERNYATA MASA LALUNYA KELAM ABIS
(kebanyakan kata abis, deh, perasaan...)

Tapi kita heran banget.. kok uda episode ke tiga aja sitch?! Episode keduanya mana??
Apa kemaren? Yang tahu plis jawab ya... :D

Love JinWon~ XD

terus ada lagi nitch...
tadi baru aja nonton siaran ulangnya
INDONESIA KOREA SHARING CONCERT
mulainya jam 8 di TVRI, jam 9 di Arirang! Jadi kebayang dong, channelnya gonta ganti mulu!
Mulai dari KBS, TVRI, ARIRANG, n [V]TUNES (ada JK Pop soalnya!)
dibarengi lagi dengan additional audience yaitu ada sodara yang datang...,
ngobrolnya asyik banget jadi lagunya Son Ho Young ampe nggak denger :((
ASIK BANGET!
TAPI KOK KITA NGGAK DISOROT?!

Ada satu lagi penderitaan...
FANCAM punya kita di CANON pas SHINee nyanyiin Ring Ding Dong n Lucifer, kedelete.
Untung aja ada backup di laptop. Tapi kayaknya datanya corrupt.
HIKS! JANGAN AMPE!!! :'((

tapi seru abis ya semuanya! (idih?)
WHAT A SWEET BOGEM! (?)
XD

YEEY!!! Postingan ke 100!!!

CONGRATULATIONS! AND CELEBRATIONS!!!

Akhirnya... post-an ke...

100!!!

------------------------------------------------------------------------------------------

Thanks for reading and commenting
LOVE ALL OF YOU XD

KEEP READ!!! ~

Sabtu, 23 Oktober 2010

B2ST...!!!

UHUHUHU NYEBELIN BANGETS!

B2ST
udah nggak nomor 1 lagi di MUSIC BANK!

Lagian sih, pake nggak tayang segala kemaren! Jadi ganti idola 'kan, fansnya! (apaan sih, bahasanya ancur :D)

Jadi nomor 3 mereka.
Hiks.
Kasihan.
Tapi kita tetep suka dong XD
B2ST DAEBAK!!! FIGHTING!! XXXDDDD

Kamis, 21 Oktober 2010

What do you want, man?!?!?!


Hey, man, akhir-akhir ini kalian semua lagi ada acara apa? Kalau saya, sih, kok kayaknya tidak ada yang berkenan di hati! Azik, hahaha! EEW!!!
Kalau kakak saya, mah, semakin mahir membuat fanfict! Every story that made by her is always PUNCH my heart!!! Hahaha!

kalau saya, sih, everything is all same. Ya... daily routin'... UKH UKH!
Tapi, semakin cinta ya kepada Korea!!!
Saya tidak mahir pelajaran matematika, olahraga...
후후후후후… Ah apaan sih daritadi basa-basi...

Ok, man!!! Yg penting kita semua all happy!!! HAHAHA!
Siapa tahu, jus pepaya ini membuat your life brighter!!! THANK YOU VERY MUCH!!!
Ya ampun toh deek!!! HAHAHA!

Yuri & Five Pearl - "Jaejin & Yuri"

“HAH?!” Yuri terbelalak mendengar cerita Jaejin. Jaejin tersenyum, sambil melihat ke arah gelas berisi jus jeruk yang ia pegang. Mereka berdua sedang duduk di kursi di jembatan yang dialiri oleh sungai buatan di bawah.

Yuri masih memandang ngeri ke arah pipi kiri Jaejin yang sedikit membiru. Ia sama sekali tidak menyangka, kalau ternyata Hyunjae itu bisa bermain kasar juga. Dan Yuri juga merasa bersalah, karena Jaejin harus dipukul dan Hyunjae harus memukul cuman karena dia.
“Sakit...

“Tidak,” potong Jaejin dengan tegas. “Cuman segini saja. Lebih parah dua tahun yang lalu.”

“Dua tahun yang lalu?”

Jaejin memukul dahinya pelan, “aduh... keceplosan deh. Harusnya ini cuman menjadi rahasia antara FIVE PEARL. Tapi aku percaya padamu Yuri... kalau aku menceritakan ini kepadamu, kamu janji ya, mau merahasiakannya?”

Yuri mengangguk. Ia sudah sangat penasaran.

“Jadi, dua tahun yang lalu... Kami berempat masih kelas 1 SMA, sedangkan Minhwan masih kelas 3 SMP. Suatu saat, Hyunjae main ke sekolah Minhwan, dan jatuh cinta dengan seorang gadis yang bernama Sarang,” Jaejin meneguk jusnya dan kembali bercerita, “tetapi Hyunjae tidak ada keberanian untuk berbicara dengannya. Akhirnya aku ikut turun tangan, tanpa diketahui oleh Hyunjae. Saat Sarang mulai mendekati Hyunjae, Hyunjae heran dan bertanya, bagaimana caranya Sarang mengenalnya. Sarang menjawab, bahwa akulah yang memaksanya agar mendekati Hyunjae.

Hyunjae marah. Kupikir, yang kulakukan sudah benar. Ternyata tidak. Hyunjae hanya ingin melihat Sarang saja, tidak mau terlalu dekat dengannya. Kami bertengkar hingga 1 bulan lamanya, sampai akhirnya Sarang harus pindah ke Amerika. Hyunjae menganggap bahwa Sarang telah mencampakkannya, dan berjanji tidak akan pernah menyukainya lagi.”
Yuri kaget. Ia tidak percaya, ternyata ada cerita semacam itu di balik kedekatan Hyunjae dan Jaejin selama ini. Padahal, kalau diperhatikan, mereka itu sudah seperti saudara saja.

“Kamu tahu adik Hyunjae? Namanya Sarang. Hyunjae sangat menyayangi adiknya itu. Tetapi, 9 tahun yang lalu, Sarang meninggal karena terseret kereta. Dan karena kematian adiknya, Hyunjae jadi menjaga jarak dengan perempuan. Dia takut terluka lagi,” Jaejin menarik napas panjang. Yuri tercekat. “Aku pikir, mungkin karena Sarang bernama sama dengan adiknya, Hyunjae jadi menyukainya.”

***

Yuri mengepel lantai toilet dengan banyak sekali menarik napas panjang. Hatinya masih sesak karena mendengar cerita Jaejin yang begitu memilukan. Ternyata Hyunjae juga kehilangan, sama seperti Yuri yang kehilangan Hyunsoo.

Dari speaker terdengar lagu yang masih sangat asing di telinga. Yuri pikir, itu lagu no-eul ddae kkaji dari FT Island, tetapi ternyata salah. Yuri tidak pernah mendengar lagu itu. Tetapi, liriknya sangat romantis, dengan banyak kata saranghaeyo di dalamnya.

Karena penasaran, sehabis membersihkan toilet staff untuk hari kedua, Yuri langsung berlari menuju ruang siaran sekolah. “Permisi,” sapanya. Seorang gadis, tampaknya senior Yuri, tersenyum menyapa.

“Ada apa?”

“Saya ingin tanya, lagu yang barusan diputar, apa judulnya?” tanya Yuri.

“Oh, masa kamu tidak tahu? Itu lagi FIVE PEARL, judulnya saranghaeyo kkaji,” jawab gadis itu. Yuri tersenyum berterima kasih, dan keluar dari ruang siaran sekolah dengan perasaan yang menggebu-gebu. FIVE PEARL? FIVE PEARL? Lagu FIVE PEARL? Yuri mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah mendengar nama band itu. Dan Yuri baru sadar, kalau FIVE PEARL itu adalah band Hyunjae dan kawan-kawan. Entah kenapa Yuri bisa lupa.
BRUK

“Aww...” sungut Yuri pelan. Dia terjatuh karena ada seseorang yang menabraknya. Yuri mengangkat wajahnya, dengan raut wajah kesakitan. Gadis di depannya panik, dan langsung menawarkan bantuan. Yuri menanggapi bantuan gadis itu dengan senang.

“Maaf ya, maaf...” kata gadis itu.

“Tidak apa-apa,” jawab Yuri. Yuri memandangi gadis itu dari atas sampai bawah dengan kagum. Badannya mungil, rambutnya yang panjang berkilauan diterpa cahaya matahari, dan wajahnya yang manis walaupun tidak memakai riasan apapun. Benar-benar sempurna bagi ukuran seorang gadis.

“Kamu anak baru ya? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya,” tanya Yuri dijawab anggukan cepat gadis itu. Bahkan anggukannya saja sangat manis dan anggun.

“Namaku Sarang, kelas 2, dan murid baru di sini,” jawabnya. Mendadak, suaranya yang tadi kekanak-kanakkan, jadi terdengar sangat dewasa.

Sarang?! Jangan-jangan...

“Sarang!” panggil seseorang di belakang Yuri. Yuri berbalik, menemukan Hyunjae yang sedang berlari ke arah mereka. Sarang, gadis di depannya, menghampiri Hyunjae dengan wajah yang merona.

Sarang... yang diceritakan oleh Jaejin tadi? Yuri merasa sesak.

***

Junsoo, Doojin dan Minhwan memandangi Sarang dengan kesal. Hyunjae membawa Sarang ke studio FIVE PEARL, dan membuat ketiga sahabatnya kesal.

Buat apa dia membawa Sarang ke sini? batin mereka bertiga sama-sama.

Sedangkan Jaejin cuman duduk di pojok, melihat keluar melalui jendela. Hyunjae tidak menyapanya. Masih ada suasana dingin di antara mereka berdua.

“Hyunjae,” Doojin menarik Hyunjae ke kamarnya, “buat apa kamu bawa gadis itu kemari? Bukannya gadis itu yang dulu menyulut amarahmu? Lupa ya? Sampai Jaejin harus masuk RS dan koma selama 3 minggu!”

“Doojin, kamu yang paling mengerti aku ‘kan? Masa kamu tidak mengerti hal ini,” keluh Hyunjae. Doojin tersenyum sinis.

“Aku tidak mau melihat ada perpecahan lagi di antara kita. Camkan itu,” tegas Doojin. Hyunjae kemudian menyusul Doojin yang sudah keluar, ingin meminta maaf. “Aku tahu perasaanmu, Jae. Tetapi aku tidak mau melihat ada perpecahan lagi, tadi aku sudah bilang.”

Hyunjae juga jadi risih melihat pandangan sinis dari kedua teman lainnya. “Sarang, kita ke rumahku aja yuk,” ajak Hyunjae dijawab oleh Sarang dengan anggukan.

Keesokan paginya...

“Yuri!!”

Yuri terperanjat dari kursinya saat melihat Sarang yang masuk ke dalam kelasnya dan menghampirinya. “Yuri!!!” katanya lagi, dan segera duduk di depan Yuri.

“... Sarang-onnie?” tanya Yuri heran.

Sarang tersenyum. Dia lalu memperlihatkan 3 tiket masuk ke Everland. “Aku men-dapatkan ini dari Ayahku. Mau nggak, kita pergi sama-sama?” tanya Sarang.

“Sekalian aku dan Hyunjae kencan... kamu juga bawa pasanganmu ya, nih,” Sarang memberikan dua tiket kepada Yuri dan langsung berlalu dari pandangan Yuri. Yuri masih heran, hang di tempatnya. Pasanganku... siapa? tanya Yuri dalam hati.

***

Hari Sabtu pun tiba. Yuri melihat Sarang sedang memeluk lengan Hyunjae mesra, di depan pintu masuk Everland. Sementara itu, Yuri cuman bisa terdiam di tempatnya. Dan Jaejin, yang mau ikut saat diajak Yuri, juga sama. Berdiri di tempat.

“Yuri!!” Sarang berlari ke arah Yuri dan Jaejin. “Wah! Halo, Jaejin-oppa! Yuk, kita langsung masuk aja...!!”

Yuri dan Jaejin cuman berjalan perlahan-lahan, sementara Sarang dan Hyunjae sudah jauh di depan, dan langsung menaiki wahana yang pertama kali mereka lihat. Yuri kemudian duduk di bangku, memandang ke depan. Yuri biasanya sangat senang kalau diajak ke taman bermain, tetapi entah mengapa, hari ini dia sangat suntuk.

“Kenapa? Kok lemes?” tanya Jaejin mengejutkan Yuri. Jaejin sudah memegang dua buah es krim di tangannya, dan cowok itu kemudian menyodorkan es krim dengan topping coklat di atasnya.

“Thanks, oppa,” jawab Yuri, sambil mengambil es krim yang disodorkan oleh Jaejin. Melihat Jaejin memegang es krim dengan topping vanilla, Yuri pun berkata, “anu, oppa... boleh nggak aku yang vanilla? Hehehe...”

Jaejin tersenyum mengangguk, dan memberikan Yuri yang vanilla. Mereka pun tukaran es krim. “Enak nggak?” tanya Jaejin. Yuri mengangguk dan masih menjilat es krim di tangannya. Jaejin menyodorkan tangannya, “yuk.”

“Ke mana?” tanya Yuri.

Tanpa dijawab, Yuri langsung ditarik oleh Jaejin. Duh, perasaan aku begini terus. Pertanyaanku kok nggak dijawab terus, ya? pikir Yuri keheranan dalam hati. Mereka berdua kemudian berhenti di depan stasiun bus Safari.

“Wah... Safari, ya?” Yuri kagum. Jaejin kemudian membeli tiket, dan mereka langsung masuk ke dalam bus.

Yuri tertawa ketika melihat beruang-beruang coklat yang berdiri, memberi salam kepada mereka, dan memperlihatkan pose-pose lucu. Apalagi saat Yuri melihat liger, yaitu hasil perkawinan silang dari singa dan harimau. Yuri sangat kagum. Mereka lalu turun, dan masuk ke dalam toko suvenir.

“Nih,” Jaejin memakaikan Yuri bando dengan telinga kucing sebagai penghiasnya.

“Nih,” balas Yuri sambil memakaikan Jaejin bando dengan telinga harimau putih. Mereka berdua tertawa. Setelah dari toko suvenir, Jaejin mengajak Yuri ke dekat taman buatan di tengah-tengah.

Di saat itu juga, Hyunjae dan Sarang baru mau naik ke cable car. Mereka sedang mengantri di stasiunnya, antriannya sampai berekor keluar, karena memang banyak sekali yang ingin menaiki cable car. Sarang sibuk dengan HP di tangannya, sementara Hyunjae melihat ke arah Yuri dan Jaejin.

“Kamu seneng ‘kan, sekarang?” tanya Jaejin.

Yuri tersenyum tersipu-sipu, kemudian menundukkan wajahnya.

“Yuri...”

Yuri mengangkat wajahnya, dan mendapati Jaejin dengan wajah yang khawatir. “Kamu nggak apa-apa, melihat Hyunjae dan Sarang?”

“Tentu tidak apa-apa, oppa. Aku cuman menganggap Hyunjae-oppa sebagai abang, dan perasaanku tidak lebih dari itu. Justru aku senang melihat mereka berdua,” jawab Yuri. Tetapi, entah mengapa saat menjawab dengan kalimat itu, hati Yuri terasa sakit dan dadanya terasa sesak.

“Baguslah kalau begitu,” kata Jaejin membuat Yuri kaget. “Karena... rasanya aku juga jadi mencintaimu.”

Yuri cuman bisa diam ketika Jaejin mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Yuri. Dari jauh, Hyunjae melihat mereka dengan perasaan sesak dan marah. Sebulir air mata pun jatuh ke pipinya. Hyunjae tidak mengerti. Padahal, cewek yang sangat dicintainya sudah berada di sebelahnya sekarang. Hyunjae sama sekali tidak mengerti.

Rabu, 20 Oktober 2010

He's gone...?

Title: He's Gone...?

Cast:
Jinki/You

Genre: Angst

Disclaimer: I wish Jinki's mine... :p

Current Music: Too Late (part1) - CO-ED SCHOOL, 삐리뽐 빼리뽐 - CO-ED SCHOOL

A/N: this story is not refer to anyone. LOL. Just my imagination :)


Kamu itu cinta pertamaku.
Setiap pulang sekolah, pasti terbayang dirimu.
Wajahmu. Matamu.
Aku tahu kamu selalu menatapku diam-diam.
Tahu dari mana?
Karena setiap kali aku curi pandang ke arahmu,
kamu sedang memperhatikanku.

Seorang cowok yang selalu cuek dengan penampilannya
Yang selalu benci jika menghadapi lensa kamera NIKON
Aku bisa merasakan aura seorang manusia
Dia bersih dan bersinar
Wajar saja. Temannya segudang, sahabatnya selusin,
musuhnya? Tidak ada.

"Nama kakak siapa?"
Kakak, karena kamu kelas dua SMA aku kelas satu SMA
"Jinki"
"Tanggal lahir kakak?"
"Rasanya tidak perlu kukasih tau ya," jawabannya membuatku terkejut,
tapi membuat teman-temannya tertawa. "Bercanda, kok! Hehe..."
Aku mengangguk. Tersenyum.
Tuhan rasanya senang sekali bisa dekat dengannya
Jarak kami hanya satu meter
Tapi bagiku ini... ini... SANGAT MENYENANGKAN

"Hey, pulang?"
Aku terkejut. Jinki mengajakku bicara? Apakah aku bermimpi. "I-iya kak"
"Oke deh. Hati-hati ya," Jinki berjalan pergi, disusul banyak temannya
Aku masih terpaku.
HE'S ACTUALLY TALKING TO ME?!!!

Oke. Rasanya sudah cukup aku membendung perasaan ini
Tiga bulan sudah, ya, aku suka sama dia
Harus kunyatakan

20 Oktober 2010
"Permisi, kak, kak Jinki mana?" tanyaku kepada salah-seorang temannya
"Jinki?"
"Ya..."
Pandangan kakak kelas itu kepadaku heran. "Kamu belum tahu?"
"Tahu apa?"
"Jinki udah ga ada."

What the hell is going on?! Toh, dek!!

ADA APA INI... ADA APA GERANGAN?!
Rata Tengah
Baru aja habis nonton suatu program di TRANS7... ON THE SPOT namanya.

Kaget banget pas di kamar, ngedenger suara intro lagu 'No Other' dari Super Junior! Kita pikir sang Ibu yang sedang menonton televisi mengganti saluran ke CHANNELV atau Arirang atau KBS, tapi ternyata...

WHAT THE HELL?!

Kenapa, coba deh... tuh MV diputer di ON THE SPOT?! Sejak kapan ON THE SPOT ngenayangin musik KOREA?!

Lalu yang bikin kita tambah kesel (+ kaget...)

Ada MV dari

SHINEE.
Lagunya? LUCIFER.


AAAARGH... nggak sampai selesai lagi! (makin kesel :p)

Selasa, 19 Oktober 2010

Jealousy? [taemin's story]

Jealousy??
a short story

Yenny tidak mengangkat telepon dari Taemin, dia hanya mendiamkan HP-nya, walaupun benda merah itu berdering terus daritadi. Sampai Laras pusing dibuatnya, "ndiek, di-silent napa, susah belajar nih~"

Ya, benar. Mereka sekarang sedang berada di rumah Toby, sibuk dengan tugas kelompok yang diberikan oleh Pak Tje Fuck! "Iya, iya..." Yenny mengambil HP-nya. Dengan luwes dia menekan mode silent, sengaja dia tidak membuka matanya, supaya tidak membaca data MISSED CALLS di layar HP-nya.

"Kenapa sih. Katanya fans beratnya SHINee. Tapi habis nonton, kalian jadi kelihatan kesal gini?" Toby datang sambil membawa nampan, di atasnya ada empat gelas sirup marquisa yang Laras bawa dari rumah (??).

"Tau tuh, si ndiek Yenny," celetuk Laras.

"Yenny jangan bad mood gitu dong," tambah Toby. "Mana si Esther?"

"Di kamar mandi."

"Oh."

Yenny termenung. Kenapa aku terus kepikiran Jonghyun?? Dirinya cemas. Kenapa, di otaknya sekarang terbayang-bayang Jonghyun? Padahal biasanya, sesuatu yang membuat dirinya selalu TERGANGGU belajar--karena tidak pernah konsen itu, Taemin. Kenapa jadi Jonghyun? "Argh... gimana nih?" gumam Yenny gelisah. Untung saja Laras, Esther dan Toby sedang sibuk, jadi dirinya bisa lega, nggak diinterogerasi.

Ya sudah deh. Yenny menarik napas panjang.


"Rambutmu tidak apa-apa, Taemin?" Taemin menggelengkan kepalanya. Padahal kepalanya sakit setengah mati. Tapi dia kagum. Fans SHINee di Indonesia sangat banyak dan 'ramah'.

Key menarik napas lega. "Dasar, aku trauma datang ke Indonesia."

"Sst, diam." Minho melirik Jinki. Wajahnya semerawut.

"Oh, sip..." Key mengalihkan pembicaraan. Taemin memutuskan untuk tidak menggubris perbincangan Key--jadi hanya Minho yang menanggapinya. Taemin sedih melihat HP-nya. Daritadi Yenny belum menelepon balik. Mungkin dia takut aku sedang berada di pesawat? Padahal aku sudah sampai di Seoul.

"Ayo," Key membuat Taemin tersadar. Mereka sudah sampai di depan sebuah gedung, tinggi, dengan judul SEOUL HOSPITAL.

"Alright," Taemin mengangguk dan menyusul Key yang sudah masuk ke dalam rumah sakit. Mereka ingin mengunjungi Jonghyun sekarang.

"Yeobo, gimana keadaanmu?" tanya Key begitu dia masuk ke dalam kamar Jonghyun. Taemin mendengar sayup-sayup suaranya. "Hey, ini RS. Jangan bermesraan begitu," celetuk Taemin. "Aku hanya bercanda..." Key membela dirinya.

"Sudah, sudah. Taemin, ada SMS untukmu," Jonghyun mengejutkan Taemin. Taemin yang tadinya ingin menuntaskan hasratnya untuk pipis, tidak jadi. Langsung dia merampas HP Jonghyun, matanya terbelalak melihat isi SMS.

Jonghyun, this is Yenny.
Please tell Taemin to STOP calling me,
because I'm taking my exam now, I have to concentrate.

Oh, jadi ini sebabnya... lutut Taemin lemas, dia langsung jatuh terduduk. "Thanks, hyung," Taemin menyerahkan HP Jonghyun kembali, dan masuk ke dalam kamar mandi. Kenapa Yenny nggak langsung SMS aku, ya? Entah mengapa, Taemin merasa kesal. Kenapa dia malah SMS ke Jonghyun? Waktu itu HPku mati, dan aku harus menelepon Yenny memakai HP hyung. Tapi kenapa Yenny jadi mengira itu HP-ku?


Sementara itu... di Jakarta...

Yenny heran membaca isi SMS Jonghyun.

Yenny, this is Taemin, using Jonghyun's PH.
you know, I've been busy lately. Specially after the concert.
You know... maybe we can take some break?

Kurang ajar. Yenny menarik napas panjang. Aku berusaha untuk membela status pada waktu itu. Sekarang kamu pengen break? "Ah, sudahlah." Yenny memutuskan untuk tidak membalas SMS itu dulu, sekarang dia ingin tidur, sudah capek, seharian ngerjain tugas musik ternyata melelahkan juga.

Sementara itu, di Seoul!

Jonghyun sangat bangga terhadap idenya: mengambing hitamkan Yenny dan Taemin. Sungguh lucu membayangkan bagaimana ekspresi mereka sekarang ini. "Ah, dasar. Kurang kerjaan banget," keluh Jonghyun kepada dirinya sendiri. "Tapi pasti akan menyenangkan melihat mereka berantem," Jonghyun tertawa sendiri, membuat Key yang sedang berdiri di sebelahnya, bergidik ngeri + heran.


"Baca nih!" seru Yenny sambil menyodorkan HP-nya ke Laras. Laras mengambil HP itu, terbelalak. "Kurang ajar banget!"

"Hyung, pinjam HP-nya!"

Jonghyun menyodorkan HP-nya. Taemin menyodorkan HP Jonghyun kepada O-New. "Baca deh. Keterlaluan banget 'kan dia? Kenapa dia nggak SMS ke HP-ku, malah ke HP Jonghyun-hyung?" keluh Taemin. O-New mengambil HP Jonghyun. "Wah, bener banget," O-New berusaha menahan tawanya. "Tuh 'kan..." keluh Taemin, "nyebelin~"

"Udah, kabulin aja permintaannya," ujar Esther cuek. Yenny menarik napas panjang. Laras mendecak kagum kepada pernyataan Esther. "Dia yang minta. Lagian, udah gw bilang... pacaran tuh nanti!"

"Iya, iya..." Yenny mengambil HP-nya yang dipegang Esther. "Ya udah deh." Yenny mengetik SMS untuk Taemin, penuh dengan kebimbangan, dan pikiran yang matang sepulangnya dari sekolah.

Err... Taemin, Okay I understand.
We'll take a break. For one month, maybe???

Tidak sampai satu menit, Yenny mendapatkan balasannya. KURANG AJAR!! rungut Yenny begitu dia selesai membaca SMS dari Taemin.

Thank you. I'm so grateful, you're such a good person.
Please do not texting to my phone, just to Jonghyun's phone, please.

Ah, kesel banget sih! "Ya udah!" Yenny membenamkan wajah ke dalam bantal. Taemin emang... RESE!!!

"Arrrgh.... nyebelin!!" Taemin tidak sadar dia sudah menjambak rambutnya sendiri membaca SMS dari Yenny yang diperlihatkan Jonghyun.

Please never texting to my phone for this week.
I'll die if you do that.

Taemin menarik napas panjang. Hari sudah sore, dia belum siap-siap untuk pergi mengikuti dance lesson. "Hiks." Nggak usah pergi deh, Taemin mengunci diri, mematikan lampu kamarnya, menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal, tertidur nyenyak.

"Taemin! Nggak pergi, nih?" Key mengetuk pintu kamar Taemin, tapi tidak ada sahutan. "Ya sudahlah. Mungkin dia capek."

Yenny jahat... Taemin tidak bisa membendung tangisannya. "Aku tahu bakal susah punya pacar seorang fans... luar negeri, lagih... tapi 'kan bisa diomongin... jangan pake perang dingin, huaaa~"

Taemin nyebelin... Yenny tidak bisa membendung tangisannya. "Aku tahu bakal susah punya pacar seorang idola. Tapi kenapa dia harus pake 'break'-'break'-an segala?? Huhuhu..."

Sementara itu...

Jonghyun tersenyum manis, duduk manis menonton program TV MBC yang sedang disiarkan di televisi di depannya sekarang. Langit malam di luar, Jonghyun masih belum bisa tidur karena masih senyam-senyum membayangi Taemin dan Yenny sekarang.

-to be continued-

this life, yes, sucks. But...

Every night.
I open my computer, type 'JongKey' in LiveJournal's searchbox.

Oh my God
SUCH A VERY SAD STORY.
SUCH A VERY HEARTPOUNDING STORY
I DIE NOW.

JongKey is real
OnKey is half-real (MYUHAHA)
OnJongKey? Oh my... kill me now.

Lately, life's been so much hard for me.
I pretend to laugh outside.
But, actually, I feel bored inside.

I have no friend at school.
I just keep sitting at the corner's, by myself, alone. Without being noticed.
Okay then. I just smile, accepting this reality.
Maybe this is a CARMA, cause' when I was in elementary school I've abandoning my friends.
I'm sorry :((

Back to JongKey, OnKey and OnJongKey.
They always bright my day.
Either the story is sad, comedy, or... smut (X3),
I really love them!
I hope the love for the three pairings NEVER DIES.
Cause if it dies, I will die.

-just a little bit of confession-

Senin, 18 Oktober 2010

Jealousy? [taemin's story]

Jealousy??
a short story

PADA hari ini, genap sudah satu bulan Yenny dan Taemin jadian.

Yenny senang setengah mati. Pas banget, SHINee juga mau datang ke Indonesia!

“Tenang aja, ndiek!” seru Yenny di telepon. Di seberang, Laras mengerang karena tidak mendapatkan tiket indoor untuk menonton SHINee di Indonesia Korea Sharing Concert, Selasa minggu depan (eukh... buat apa, lagi, ada gambar hati segala)

“Taemin udah ngasih tiga tiket buat aku, kamu sama kakak kamu.”

Kuping Yenny sakit abis pas Laras menjerit kesenangan. “Iya, makasih dong sama aku!”

Eeeew!

“iya deh, iya. Ok ndiek, dadah ndik... satu, dua tiga.. NDIEK!” itulah ciri khas mereka, kalau sudah mau menutup pembicaraan. Yenny berjalan menuju kamarnya. Senyam-senyum sendirian Yenny saat melihat wallpaper HP-nya. Taemin yang sangat manis dengan piyama dinosaurusnya. Taemin kirim sendiri pake e-mail, hanya ke Yenny.

HANYA KE YENNY.

“Cihui...” Yenny senyam-senyum sendirian. Lalu terdengar lagu 'LUCIFER' dari HP Yenny. Segera Yenny mengangkat telepon itu, yang berasal dari Taemin! "Yes, hello?" sapa Yenny.


"Hello, Yenny! How're you??" balas Taemin di seberang. Yenny tersenyum lebar. Asik ya punya pacar yang adalah idola kita sendiri... hihi...


"I'm fine... what about you?" tanya Yenny balik, dijawab baik juga oleh Taemin. "So, you are going to visit Indonesia right, next Tuesday?"


"Of course. Argh... why I must wait so long?? I can't hold anymore. I want to introduce you to my hyungs..." Taemin membuat Yenny terkejut. Terkejut senang tapinya.


"Be patient, Taemin." Yenny tertawa kecil, disambut Taemin dengan tawa juga.


"Okay then, I must go. The dancing lesson is more frequent lately. Bye...~ muach!"


"Muach too!" balas Yenny.


Ini bukan mimpi, 'kan? Yenny menatap ke arah poster SHINee. Bayangkan. Dulu dia hanya bisa melihat SHINee dari layar televisi. Mengagumi Taemin dari belakang.


Tapi sekarang...? Hihihi...


AKHIRNYA tiba juga Selasa. Yenny sangat tidak sabar. Walaupun begitu, dia tetap cuek aja tuh. Nggak dandan. Simpel. Kaus dan jins melekat di badannya.


Setelah menjemput kakaknya Laras dari sekolah, mereka lalu pergi ke TENNIS INDOOR SENAYAN, di mana konser itu akan berlangsung, mulai dari jam setengah 7 sampai... jam 9, approximate value! (apaan lagi??)


"Yo, Taemin? Where are you now?" Yenny menyalakan HP-nya. Laras dan kakaknya melihatnya, sedikit iri (HEHE).


"I'm still at the backstage. You?"


"I'm still outside."


"Okay then, hurry. You must take a very good seat if you want to have a better look for SHINee..."


"Okay, okay..." Yenny tersenyum mematikan HP-nya.


Mereka bertiga lalu masuk ke TENNIS INDOOR SENAYAN. Gile, rame banget!! Jalan aja susah. Dasar orang Indonesia, manner-nya rendah, duduk aja di tangga! Gimana sih! "Permisi, permisi..." itu aja yang diucapin dari tadi.


Akhirnya, dapat juga kursi. Yah, agak ke samping lah. Tapi masih terlihat jelas kok, panggungnya.


"At least. I'm here," Yenny menelepon Taemin lagi, tapi yang membalasnya bukanlah suara Taemin.


"I'm sorry... but... this is Jonghyun's phone. Who are you?"


Yenny membeku. Hampir saja HP-nya jatuh membentur tanah, kalau saja tidak ada Laras yang sigap, yang langsung menangkap HP Yenny. "Aduh, Yenny! Hampir aja," keluh Laras. "Ada apa?"


"Ti.. tidak. Thank you," Yenny mengambil HP dari tangan Laras, melihat contact logs. Bener kok. Tadi yang ditelepon itu MINE alias Taemin. "Apa jangan-jangan...?"


Yenny dikejutkan oleh suara membahana dari seisi gedung. Saat Yenny melihat ke atas panggung, muncul dua orang MC, Adrien Lee dan Nadya Mulya (kalau tidak salah). "Ah, sudah mulai!" Yenny menyalakan lampu senternya, ikut menggoyang-goyangkan seperti Laras dan kakaknya.


Dua jam berlalu.


SHINee membawakan tiga lagu hits mereka, "RING DING DONG", "LUCIFER" dan "HELLO". Sebagai tamu kehormatan (azik!), Yenny, Laras dan kakaknya diperbolehkan masuk ke dalam

BACKSTAGE.


"Yenny! I really miss you!" Taemin langsung memeluk Yenny begitu wajah Yenny kelihatan di celah pintu. Laras dan kakaknya terpukau melihat SHINee di hadapan mereka! Apalagi kakak Laras, pingsan begitu ngeliat O-New (hehe). Sementara Laras masih terpaku di tempatnya.


"그들이 누구예요?" bisik Key di kuping Taemin.


"그들은 내 친구!" jawab Taemin bersemangat. "Hyung!"


Seruan itu mencegat Jonghyun dan Minho yang hampir saja masuk ke dalam van. "What's the matter?" tanya Jonghyun, sok banget dia pake bahasa Inggris.


"I want to introduce my girlfriend to all of you! Yenny!" Taemin menarik Yenny ke dekatnya.


Yenny terkejut. Oh Tuhanku!


Keempat orang di depan mereka, memandangi Taemin dan Yenny lama. O-New: mau tertawa. Jonghyun: tidak percaya. Key: sama, mau ketawa. Minho: ngantuk.


"Wa... what do you mean?" Jonghyun kelihatan panik.


Taemin berjalan menghampiri Jonghyun, berbisik kepadanya. Tapi tetap saja Jonghyun menatap mereka dengan tidak percaya, atau malah tidak sudi??


"You can't be together. Taemin, I warn you. Stay away from the fans." Jonghyun menatap Yenny lama, baru berjalan pergi.


"Hyung!"


Jonghyun tetap berjalan, diikuti Minho dan Key. Sementara O-New masih ada di dekatnya. "정말이야?" tanya O-New. Taemin mengangguk yakin. O-New melongo. "You mustn't, Taemin," O-New berjalan pergi.


Taemin dan Yenny saling bertatapan. Mereka, terutama Taemin, tidak menyangka keempat member SHINee yang lain akan bereaksi seperti itu. "I'm sorry, Yenny. Really sorry." Taemin jatuh terduduk. Rambut kuningnya melambai-lambai. Yenny duduk di sebelah Taemin.


"It is okay. I understand. Maybe I'm too young for you."


"It's not that... they are just too protecting me." Taemin beranjak dari duduknya. "Wait here. I want to make this clear," Taemin berjalan pergi, ke arah yang sama dengan keempat anggota SHINee tadi pergi.


"Wait--"


"So, you're really Taemin's girlfriend?"


Yenny berbalik, terkejut mendapati Jonghyun. "Y-yes."


"I warn you. Keep away from Taemin, because there's no way you can be a lover. Understand?" terang Jonghyun. Yenny menggeleng.


"Of course, I won't. I love Taemin and I will always."


"You're just a kid," Jonghyun mendengus kesal. "Your relationship with Taemin is just like a fan with his idol."


"Oh no, you may know that I'm the one who be a friend when Taemin visited Indonesia." Yenny maju selangkah. Jonghyun mencibir, "oh... so you're a friend of Taemin."


"Girl.friend," Yenny berjalan pergi, "ayo, Ras, Kak."


Jonghyun masih menatap siluet Yenny yang lama kelamaan hilang di kejauhan. Entah mengapa... jantung Jonghyun berdetak lebih cepat daripada biasanya.


-to be continued-