This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Rabu, 27 Oktober 2010

All I Need is Friend


Happy To Make You Jealous, Key.
Original Title: Seorang Teman Yang Sempurna
Rating: G; Pairing: JongKey, Broken!Jongsica
A/N: first time, I made this story for my school project. Enjoy! :D

Seorang Teman Yang Sempurna

Aku sudah berteman dengan Bling sejak kecil, lebih tepatnya sejak kami masih bayi. Rumah kami bersebelahan, setiap hari kami selalu bermain bersama. Kami sama-sama menyukai musik—hanya bedanya aku menyukai musik hip hop sementara Bling mencintai musik klasik. Ke mana-mana kami selalu bersama, kecuali ke sekolah, karena aku bersekolah di SMA Katolik, sementara dia yang atheis bersekolah di sebuah SMA negeri.

Aku sangat menyukai Bling karena sifatnya yang cuek. Aku berjanji tidak pernah melihatnya sedih, apalagi menangis. Bling sangat easy going. Ke setiap orang dia selalu tersenyum. Kepadaku dia selalu tertawa.

“Key,” sahutnya. Aku yang sedang melamun, tersadar. “Hari ini aku nggak bisa ke SMACK ya. Ada urusan.” SMACK itu studio musik di dekat rumah kami.

“Hah, urusan apa?” tanyaku penasaran. Bling membuatku bertanya-tanya karena dia hanya menjawab dengan senyum manisnya. Lalu dia berlari kembali ke sekolahnya. SMA-ku dan SMA-nya bersebelahan. “Hei, Bling!” aku mengejarnya. Tapi bel masuk sudah terlanjur berdering.

Akhir-akhir ini memang aku jadi jarang bertemu Bling. Setiap pulang sekolah dia selalu saja ada urusan. Aku selalu berpikiran buruk. Bagaimana kalau dia sudah mempunyai pacar? Oh, aku tidak mau hal itu terjadi. Aku akan sendiri terus nanti. Well, aku memang jahat. Tidak sebanding dengan Bling yang sangat baik: dia selalu mendengar keluh kesahku, membantu dalam setiap masalahku, menegurku setiap kali aku salah—tunggu. Kali ini aku salah. Kenapa dia tidak menegurku? Oh, mungkin dia tidak menyadari aku cemburu. Dia terlalu cuek.

Keesokan harinya. Sekolah libur, seperti biasa kalau hari Sabtu. “Bling!” aku masuk ke dalam kamar Bling. Tante tidak asing melihatku seperti itu. Sudah 16 tahun, jadi dia sudah terbiasa. “Kemaren kamu ke mana?” tanyaku, menendang badan Bling. Dia masih tidur. Dasar. Padahal udah jam 10.

“Engh... sebentar lagi, Mama...” keluh Bling, mengeratkan pelukannya ke bantal guling. Aku menarik napas panjang.

“Hei, bangun, dasar pemalas! Udah jam 10, tau!” keluhku. Udah gitu dipanggil Mama lagi. Padahal aku cowok.

Mata Bling terbuka, mengerjap-erjap. “Wuah! Kaget!!!”

“Enggak lucu, bego,” keluhku lagi. Bling tertawa kecil. “Kemaren kamu ke mana sih? Aku teleponin terus nggak bisa.”

“Eng? Kemaren? Emang kemaren aku ke mana?” Bling menatapku polos.

BLETAK! Satu jitakan jatuh ke jidatnya. Aku yang menjitaknya. “Aduh, Key... kejam banget sih??” ringisnya, sambil mengusap-usap jidatnya.

“Jangan pura-pura bodoh, Bling. Ayolah, katakan. Kemaren kamu ke mana?” aku memelototi Bling. Dia nyengir-nyengir sendiri.

“Rahasia, Key.”

UAPA?!” hampir aku menjitaknya lagi, tapi Bling menahan tanganku.

“Tunggu tanggal 23 September. Kan tinggal satu minggu lagi,” Bling bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Terdengar suara shower.

Aku terpaku. 23 September? Itu ‘kan... ulang tahunku?! “Apa yang kau rencanakan, Bling?!” jeritku.

AKU TIDAK TAHAN LAGI!! Penasaran banget!

“Angkat dong...” kakiku tidak bisa diam, berjalan ke sana kemari. Sudah berapa kali aku menelepon HP Bling, tapi dia tidak mengangkatnya. “Oke, perang dingin ya!” aku mendengus kesal. Baru mau menekan tombol disconnect, ada seseorang yang mengangkat. “Bling, kamu—“

Halo?

Tunggu. Suara perempuan? “Ini siapa?” hardikku langsung. Bisa kurasa, dari hembusan nafasnya, gadis itu terkejut.

I... Ini Jessica. Kamu Key, ya?

Jessica? Siapa? “Iya. Mana Bling?” Aku tidak peduli siapa Jessica itu.

Bling... sedang tidur. Mau kubangunkan?

SEDANG TIDUR?! Aku mengutuk Bling dalam hati. Siapa pula Jessica? Eits. Sebentar. Jangan-jangan mereka baru saja melakukan...?! “Apa yang sedang kalian lakukan?!” sahutku. Aku takut. Dan sedikit cemburu.

Ti... tidak ada. Bling hanya kelelahan,” jawab Jessica, membuatku tambah curiga. “Jangan berpikir kotor, tolong. Aku tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Bling kecuali teman.

Entah mengapa, hatiku lega. “Oh, jadi kamu temannya. Kok aku nggak pernah dikasih tau? Aku ‘kan sahabatnya,” aku menekankan kata terakhir. Jessica hanya diam. “Ah sudahlah. Suruh Bling telepon aku balik kalau dia sudah bangun.”

Ba... baiklah.”

Aku terbangun mendengar lantunan musik dari HP. Begitu melihat nama sang penelepon di layar HP, aku mengangkatnya. “Bling, kamu—“

Key... ada yang ingin kubicarakan. Kita bertemu di TimeSquare ya. Sekarang.”

Cklek. Ditutup. Begitu saja. Aku sempat terdiam. A... apa yang mau dibicarakan? Sesuatu yang seriuskah? Pikiranku penuh. Setelah mengganti baju, aku langsung berlari menuju TimeSquare yang memang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki.

“Bling!”

Bling yang sedang duduk di dalam mobilnya, tersenyum menyapaku balik. “Hei,” dia keluar dari mobil.

“Ada apa?” tanyaku, langsung to the point, karena aku tidak sabar lagi untuk mendengar. Tapi kelihatannya bakal serius. Lihat saja mimik Bling. Begitu... diam. Biasanya ‘kan nyengir-nyengir sendirian.

“Ada yang mau kubicarakan. Tapi kamu jangan marah.”

“Iya... tenang saja. Apa?”

“Jessica,” Bling melongok ke dalam mobil. Aku terkejut. Jessica?! Lalu tidak lama kemudian seorang gadis berambut panjang pirang keluar dari mobil. Aku memperhatikannya. Dia sangat cantik, dan terlintas di pikiranku: dia cocok dengan Bling. UAPA?! Apa yang kupikirkan?! Jangan bilang Bling melupakan janjinya!

“Key, ini pacarku. Jessica.”

Lututku lemas. Ternyata benar. Dia telah melupakan janjinya. Hatiku sakit saat melihat Jessica yang langsung bergelayutan manja di lengan Bling. Bling bahkan tidak melirik ke arahku, dia hanya tersenyum kepada Jessica. Jangan. Senyum itu hanya untukku. “Oh, selamat ya. Kapan jadian?” kata-kata itu dengan mudah meluncur dari mulutku, padahal sebenarnya aku sedih.

“Hampir empat minggu yang lalu,” jawab Bling.

Aku mengangkat wajahku. Sebulan yang lalu? Itu saat di mana Bling mulai menjauhiku. Jadi... aku sudah mendapatkan jawabannya. Semua karena Jessica. “Oh.” aku mengangguk kecil. “Hanya ini yang ingin kamu bicarakan, Bling?”

“Ada satu lagi, Key.”

Aku berhenti berjalan. “Tanggal 23, datang ya ke Honeydip. Satu bulan kami pacaran.”

A... apa?! “Hanya itu?!” aku menghampiri Bling, mendorongnya pelan, “hanya itu?! Tanggal 23, genap satu bulan kalian pacaran... ya, okelah. Tapi tidak ada yang lain dari itu?! Yang lebih penting. Bling, kamu tidak ingat?!”

“Key, kamu kenapa menangis—“

“Diam,” aku menatap Jessica tajam. “Tidak ada urusannya denganmu. Aku benci kalian. Terutama kamu, Bling.” Setelah mengatakan itu dengan berurai air mata, aku berlari kembali pulang ke rumah.

Usiaku 17 tahun sekarang, tapi kok aku merasa sedih?

Pagi hari aku mendapatkan kecupan dan selamat ulang tahun dari Ayah, Ibu dan adik perempuanku. Inbox HP-ku penuh, semua isinya adalah SMS dari saudara, sahabat dan teman. Dari dalam negeri maupun luar Korea. Sedikit menghibur, tapi yang membuatku kesal adalah: tidak ada telepon, SMS atau e-mail dari Bling. Sepi.

Tahun yang lalu dia sampai membelikanku CD rapper kesukaanku yang harganya setengah juta. Tapi kenapa di tahun ini, SMS pun dia tidak sudi? Pasti pikirannya penuh terisi oleh Jessica, Jessica, dan hanya Jessica.

Dengan malas aku pergi ke sekolah. Istirahat, tidak seperti biasa, Bling nggak mampir ke kelasku. Pasti dia kencan makan siang sama Jessica. Bisa kutebak. “Ya sudahlah. Lagipula mereka cocok,” kuputuskan untuk membaca buku sambil mendengarkan Ipod. Aku tertegun melihat selembar kertas yang tertempel di salah-satu halaman bukuku.

HONEYDIP V.I.P PASS

19.00 – 23.00

“Siapa yang menempelkannya?!” gumamku kesal. Ingin kubuang, tapi aku berpikir sebentar. Oh iya. Aku bisa merusak pesta mereka. Ide yang brilian, Key.

Jadi di sinilah aku, klub malam HONEYDIP yang tidak jauh dari rumahku. Terletak di downtown Seoul. Gampang aku masuk ke dalam, walaupun belum mendapatkan KTP, karena aku mengenal sang pemilik, kakak sepupuku.

Interior HONEYDIP tidak sepenuhnya diubah, hanya saja lantai dansanya penuh dengan meja dan kursi yang disusun sedemikian rupa. Menciptakan suasana cozy. DJ sudah memainkan musiknya. Mungkin dia sedikit sedih karena hanya diperhatikan, manusia-manusia di depannya tidak menari.

“Yo, Key.”

Aku berbalik, tersenyum mendapatkan Bling yang sangat kasual. Seperti biasa. Oh. Bukan. Nggak seperti biasa. Ada Jessica di sebelahnya, dia sangat seksi dengan rok mini. “Hei,” sapaku pelan, langsung lemas begitu melihat Jessica.

“Jangan lemas, Key. Baru jam 7,” Jessica tertawa kecil. Aku tertawa garing. “Kamu dapat pass V.I.P, Key?”

“Ya.” Oh, ternyata dia yang menempelkannya.

“Kalau begitu, lewat sini,” Jessica menarikku pelan ke lantai dua. Ada ruangan V.I.P yang dilengkapi dengan fasilitas karaoke. “Sebentar ya. Tunggu saja dulu.”

“Baiklah.” Aku duduk di sofa, terdiam. Ideku langsung lenyap begitu saja saat melihat Jessica tersenyum. Dasar. Key jahat. Kamu sangat jahat. Memang Bling telah melanggar janjinya, tapi dia ‘kan tidak sepenuhnya bersalah. Lagipula, aku sendiri ‘kan yang memutuskan janji itu secara sepihak?

Janji apa? Janji supaya kami selalu berdua sampai mati. Janji agar tidak ada orang lain di antara kami. Tapi itu hanya omongan anak kecil yang masih ingusan. Diciptakan olehku yang masih berusia 8 tahun. Nah ‘kan. Masih ingusan.

“Key.”

Aku sudah tau siapa yang masuk ke dalam ruangan ini. Pasti Bling. Tuh ‘kan. Bener.

“Maaf ya, aku udah ngelanggar janji.”

Aku tertegun. Dia masih ingat janji 8 tahun lalu? “Ah, tidak apa-apa. Aku yang egois.” Aku berusaha menahan air mataku, supaya tidak jatuh. Tapi terlambat.

“Jangan menangis, Key.” Bling duduk di sebelahku, mengusap punggungku. “Aku minta maaf. Seharusnya aku memberitahukanmu.”

“Tidak apa-apa,” jawabku lirih. “Aku sepenuhnya bersalah. Nggak mungkin kita terus berdua, ‘kan. Dikirain kita pacaran lagi, nanti. Kamu udah tepat memilih Jessica, Bling. Dia cantik dan seksi.”

“Oh,” Bling mengangguk, pipinya memerah. “Makasih, Key.”

“He-eh,” aku mengangguk pelan. Tapi aku bisa tersenyum. Ya. Sebagai seorang teman yang baik, aku pasti menginginkannya dia bahagia. “Kapan pestanya dimulai?”

“Sudah dimulai daritadi.”

“Jessica mana?” aku terkejut.

“Di luar,” jawab Bling. Aku memandanginya heran.

Aku terkejut saat sang DJ memainkan lagu kesukaanku, Get Down milik boysband SHINee. “Bling?”

DJ itu menyerukan namaku, “Key! Key!”

Aku melihat keluar. Semua orang melihat ke atas—ke arahku. “Key, happy birthday!” seruan Jessica membuatku terkejut setengah mati.

Se... selamat ulang tahun?!

“Bling, apa-apaan ini—“

Jantungku berhenti berdetak saat Bling memelukku. Dia membisikkan sepatah lirik lagu di telingaku, “happy birthday, my Sweet Key.

Bahuku menegang. Bling tertawa kecil, “kaget ya?”

“IYALAH!” seruku kesal, memukul bahu Bling pelan. “Ke... kenapa? Bukannya ini pesta merayakan kamu dan Jessica?!”

“Aku dan Jessica sebenarnya tidak pacaran. Kami itu sepupuan,” jawaban Bling mem-buatku tersadar. Jadi selama ini... AKU DIPERMAINKAN?! “Dan maaf untuk tidak menghirau-kanmu selama sebulan, Key. Aku butuh uang yang banyak untuk menyewa Honeydip. Kakak sepupumu itu keras sekali orangnya, nggak kasih diskon, hehe...”

“B-Bling...” aku jatuh terduduk, air mataku jatuh saling mengejar satu sama lain. “Kamu jelek.”

“A... ya?!” Bling terkejut.

“Kamu jelek! Bikin kesel aja sih,” keluhku.

“Oh, itu,” Bling tertawa. “Maaf kalau aku jelek, Key. Tapi kenapa kamu tetep mau jadi temenku, aku jelek tadi katanya.”

“Iya ya... kenapa, ya?” aku tertawa kecil. “Ah, sudahlah. Aku sayang sama kamu, Bling,” aku memeluk Bling erat. Bling membalas pelukanku.

Aku sangat menyayangi Bling. Dibanding ulang tahun yang sebelumnya, aku memutuskan, ulang tahun ke-17 ini adalah... ULANG TAHUN YANG PALING MENYENANGKAN.

I’m happy to make you jealous, Key

Happy birthday

:P

sender : www.blingbling@hotmail.com

recipient: www.almighty.key@hotmail.com

at Monday, 22nd September 2008, 23.59

~T.A.M.A.T~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar