This Blog Info

Searchin' for Korean artists profile? See : profil.
Need a download link? See: DOWNLOAD FREE MP3 HERE!!!
Want to sing along with your dearest artists? See: Korean Song Lyrics
And if you need any help, you can check: HELP

Kamis, 14 Oktober 2010

Yuri & Five Pearl - "Perhaps Love"

Hyunjae berjalan dengan sangat lambat. Kakinya susah digerakkan, seperti ditahan oleh sesuatu. Jaejin, Junsoo, Doojin dan Minhwan sampai keheranan melihatnya. Biasanya, di antara mereka berlima, Hyunjae-lah yang paling bersemangat setelah Minhwan.


“Hyunjae...!!” panggil seseorang dari belakang. Kelima pemuda ini sama-sama menengok ke belakang, menemukan seorang wanita berusia 30-an sedang berlari meng-hampiri mereka sambil memegang sebuah tas bewarna hitam. “Hyunjae!! Kamu lupa mem-bawa tugas proyekmu...”


“Ah, makasih, nuna...” jawab Hyunjae lemas. Dia lalu mengambil tas selempang bewarna hitam dari tangan wanita itu, lalu berbalik dan kembali berjalan dengan lesu. Hampir saja dia melupakan tugas proyek biologi dari Pak So. “Kok aku lemes, ya?”


“Kurang makan kali,” ejek Junsoo. Hyunjae cuman mencibir, padahal biasanya sampai memukul punggung Junsoo. Tapi kali ini dia benar-benar tidak ada tenaga untuk memukul. Untuk berjalan saja dia udah sampai mengerahkan seluruh tenaganya.


“Kamu kenapa sih, Jae? Sakit ya?” tanya Doojin. Doojin keluar dari RS sehari setelah Yuri keluar.


“Enggak,” Jaejin membuat ketiga sahabatnya berhenti berjalan, “dia sedang dilanda virus... cinta!!” Hyunjae tersigap. Jaejin langsung mengambil langkah seribu. Tiba-tiba, tenaga Hyunjae langsung terisi penuh, dan dengan cepat ia mengejar Jaejin, sambil bersiap-siap memukulnya.


“Hah... virus cinta?” ketiga cowok lainnya di belakang sama-sama melongo heran.


Yuri merasa risih. Daritadi ia merasa diperhatikan. Dia lalu menaruh bola basket yang sudah ia lap dalam sebuah keranjang, dan keluar dari GYM dengan sedikit berlari. Hari ini, klub basket putri yang diikuti Yuri memang tidak ada latihan. Yewon, sang kapten, tidak masuk karena dirawat di RS, kakinya terkilir.


Sampai di gerbang sekolah pun, Yuri masih risih. Punggungnya terasa panas. Dia lalu menaiki bus dengan cepat, dan menyuruh sang supir segera menekan gas. Namun, ada seseorang yang mencegat. Yuri curiga. Orang itu memakai jaket kulit panjang, menutupi tumit kaki dan separuh leher. Orang itu juga memakai kacamata hitam, syal hitam dan topi barret yang bewarna senada dengan syalnya.


Sementara itu, Hyunjae yang berada di dalam balutan jaket kulit itu, merasa sangat kepanasan. Aduh, bus ini kok selalu penuh sesak, sih?! batinnya kesal. Tetapi matanya masih melihat ke arah gadis itu. Yuri.


Yuri kemudian turun di sebuah halte dengan pertokoan di kanan-kirinya. Hyunjae pun ikut turun. Yuri masuk ke dalam GS24, membeli beberapa minuman ringan dan makanan kecil. Hyunjae pura-pura membaca koran.


Gamsahamnida,” ucap sang kasir begitu Yuri selesai membayar barang yang ia beli. Yuri lalu keluar. Sesekali ia melirik ke belakang. Namun sama-sekali tidak ada orang yang mengikutinya. Kemudian ia berjalan lagi. Begitu terus.


“Aku pulang, bibi...”


Namun, rumahnya kosong. Pasti bibi Yuna sedang pergi, gumam Yuri sendirian. Dia kemudian berjalan menuju dapur, mengeluarkan barang belanjaannya dan memasukannya ke dalam kulkas. Rumah Yuri berada di lantai 3, jadi sedikit dekat dari jalanan di bawah.


“Hah?!” Yuri kaget ketika ia melihat keluar melalui jendela kamarnya. Orang itu! Orang yang ada di bus! Kenapa dia mengikutiku sampai sini? tanya Yuri dalam hati. Hyunjae berpura-pura membaca koran sambil masih melihat ke arah kamar Yuri. Yuri, dengan takut, menutup gorden kamarnya dan buru-buru menyingkir dari jendela.


“Tapi nggak boleh begitu, dong!!” protes Doojin sambil menunjuk ke arah Hyunjae. “Masa kamu sampai menguntit Yuri? Kasihan dong dia, jadi ketakutan!”


Hyunjae menundukkan kepalanya lemas. Mereka sedang berada di KFC sekarang. Doojin menunjuk Hyunjae memakai tulang ayam. “Kamu suka sama Yuri, ‘kan?!” tanya Doojin. Hyunjae tersedak pepsi.


“Kalau kamu suka sama dia, seharusnya kamu nggak boleh bikin dia takut, tauk!” tambah Doojin, tidak mempedulikan kalau Hyunjae tersedak dan meminta air putih. “Ck ck ck... bagaimana sih, kamu ini...”


“... ir...


“Apa?” Doojin masih kesal akan kelakuan temannya.


“A... air...”


“Hah?! Buat apa air,” Doojin melirik ke arah sahabatnya, dan barulah ia kaget, “oh, ya ampun, Jae!! Nih, air!”


Hidup Hyunjae pun terselamatkan.


***

Yah begitulah. Hyunjae tidak bisa makan. Hyung-nya pun heran melihatnya. Makanan kesukaannya, bulgogi spesial daging babi, sama-sekali tidak ia sentuh tadi malam. Jaejin juga. Dia heran mendengar tolakan Hyunjae terhadap ajakannya untuk bermain PS. Apalagi Junsoo. Dia heran banget melihat Hyunjae yang mendadak bisa matematika. Doojin juga heran melihat Hyunjae yang sama-sekali tidak marah padahal Doojin sudah mengambil DVD Titanic kepunyaan Hyunjae tanpa pamit. Minhwan juga jadi nangis gara-gara Hyunjae menolak ajakannya untuk menemaninya membeli baju di mall.


Hyunjae... Hyunjae.


“Kamu jatuh cinta ya?” tanya hyung membuat Hyunjae tersadar akan lamunannya tentang Yuri.


“... kok hyung tau?” tanya Hyunjae balik.


“Ah, kamu mah gampang ditebak,” jawab hyung. JLEB. Serasa ada panah yang menembus hati Hyunjae. Kenapa sih, aku gampang ditebak terus?! Hyunjae kesal. Padahal, dia udah paksain untuk kelihatan sok misterius.


Hyung kemudian duduk di depan Hyunjae. “Siapa sih, orangnya?”


Hyunjae agak ragu-ragu, apakah dia harus memberitahukannya kepada sang hyung. Ah, mungkin... kalau sama hyung, rahasiaku aman deh, pikirnya. “Ng... ada murid kelas 1. Namanya Yuri. Dia satu SMA sama aku,” jawab Hyunjae pelan. Hyung tersenyum, kemudian menepuk bahu Hyunjae pelan.


“Wah, sama dong. Aku dulu juga jatuh cinta sama nuna-mu di SMA. Tapi kami kebalikannya. Aku yang kelas 1, dia yang kelas 3,” jawab hyung. Hyunjae kaget. Selama ini, Hyunjae berpikir kalau hyung lebih tua daripada nuna, soalnya hyung kelihatan lebih tenang dan dewasa daripada nuna yang blak-blakan dan ceroboh.


“Tapi cinta itu misterius, lho, Jae. Kalau lagi jatuh cinta, pasti penginnya ketemu dia terus...” sang nuna nimbrung. “Kalau misalnya udah parah, nih, pasti bawaannya nggak mau makan. Bahkan, waktu itu nuna pernah ngambek gara-gara ngeliat hyung jalan-jalan sama cewek lain. Padahal, cewek itu sepupunya dia.”


Hyung tertawa terbahak-bahak.


“Permisi,” seru seseorang di luar, membuat hyung dan nuna segera kembali ke restoran. Orang itu adalah seorang wanita, memakai baju terusan yang cukup ramai motifnya. “Saya ingin memesan menu andalan di sini. Kata teman saya, menu andalan di sini sangat enak,” lanjut wanita itu—Yuna. Hyung dan nuna segera berjalan menuju dapur, dan mulailah terdengar suara perkakas dapur yang saling berdentingan, dan harum masakan mulai tercium.


***

Setiap hari Kamis, memang selalu ada pelajaran PKK di SMA Neul Paran. Biasanya, kalau ada pelajaran ini, murid dari 3 tingkat saling bertemu di ruangan PKK yang terletak di lantai 2. Namun, Kamis siang ini beda. Beberapa murid dari beberapa kelas disuruh untuk memasak di luar ruangan, untuk rombongan guru yang berencana akan hiking besok. Murid dari kelas 10.8 dan murid dari kelas 12.3 berada dalam suatu kelompok. Itu berarti, Yuri dan Hyunjae dalam satu meja besar yang sama.


Deg deg deg


Begitulah senam jantung Hyunjae ketika ia mendapati bangku tepat di sebelah Yuri. Namun Yuri menatapnya dengan pandangan kepada seorang abang. Hyunjae tahu pandangan itu karena dulu ia mempunyai adik perempuan. Sedikit kecewa hati Hyunjae, tetapi ia tidak mau memperlihatkannya.


“Kita masak apa, ya?” tanya seorang siswi tampak kebingungan. Ke-20 temannya mengangguk setuju. Pembimbing mereka, Nona Han tampak sibuk mengajari kelompok yang berada di ruangan PKK.


“Nona Han kejam banget sih... kita yang paling butuh bantuan, justru kita yang di-abonded,” keluh seorang siswa sambil memangku dagunya lemas.

Suasana yang daritadi hening, tiba-tiba jadi gaduh. Mereka sama-sama bingung apa yang harus dimasak.


Yuri jadi kebingungan sendiri. Dia tidak berani untuk menyela. Sebenarnya dia tahu makanan yang pas untuk dibawa hiking. Dia tahu itu dari Hyunsoo, yang memang sering mengajak Yuri hiking setiap hari Sabtu siang dan pulang kembali ke rumah pada malam hari. Ya, makanan itu kimbap. Seperti sushi kalau di makanan Jepang. Bentuknya yang kecil, praktis untuk dibawa ke mana-mana.


Melihat Yuri yang gelisah, Hyunjae menebak, “kamu punya ide, Yuri?”


“Ah...ah—iya,” jawab Yuri gelagapan. Hyunjae kemudian bangkit berdiri, dan menepuk meja di depannya pelan, membuat para siswa-siswi yang tadi ribut, sekejap itu juga tenang.


“Yuri mempunyai ide,” tunjuk Hyunjae kepada Yuri. Banyak mata langsung mengarah ke arah Yuri. Yuri jadi malu.


Duh, Hyunjae-oppa, nggak usah deh,” bisik Yuri malu-malu. Namun yang ada malah Hyunjae langsung menarik Yuri. There’s no turning back again. Yuri gugup banget. Teman-temannya menunggunya untuk memberikan jawaban. “Eng... aku mengusulkan kimbap.”


“Kenapa?” tanya siswi dengan kacamata tebal waktu itu. “Itu makanan yang sangat sederhana, kan?”


“Iya, betul...”


“Tapi,” sela Yuri langsung. Wah! Yuri merasa bangga terhadap dirinya sendiri! Baru kali ini dia berani menyela perkataan seseorang. “A... maaf,” Yuri jadi salting melihat orang yang diselanya tadi jadi menatap sinis kepadanya, “... me... menurutku, kimbap pas untuk dibawa hiking. Praktis, jadi tidak susah untuk membawanya. Apalagi, kita mudah membuat-nya. Dulu, kalau sedang hiking, aku selalu dibekali oleh abang...ku. Bekal itu adalah kimbap. Dia kecil namun mengenyangkan.”


Yuri menyesal telah mengajukan usulnya. Teman-temannya sekarang jadi menatap dia heran. Yuri pun gemetar, dan kembali duduk. Dia menundukkan wajahnya karena air matanya sudah menggenang, dan dia tidak mau tahu kalau teman-temannya sampai mengetahuinya. Apalagi Hyunjae dan Jaejin yang sekarang juga sedang menatapnya heran.


“Eng...” Jaejin berdiri. Yuri mengangkat wajahnya sedikit. Perhatian kini tertuju pada Jaejin semua. “Menurutku, usulan Yuri patut diterima. Dulu, aku juga sering membawa kimbap kalau sedang tamasya waktu TK.”


“Iya,” Hyunjae nimbrung, “kimbap enak dan mengenyangkan. Kita juga nggak usah repot membawanya.”


Mendengar jawaban Hyunjae dan Jaejin, mereka kembali ribut lagi.

Dan, tahu tidak...? Yuri tersenyum kecil kepada Jaejin yang telah membelanya. Dan Jaejin menjawabnya dengan kerlingan kecil, sambil sedikit mengangguk, membuat anting perak di kuping kirinya dan poni shaggy yang menutupi mata kirinya melambai pelan.


DEG


Yuri jadi deg-degan. Tetapi ada yang cemburu. Hyunjae.


***

“Berhenti, Hyunjae-hyung!!” Minhwan mencoba melerai Hyunjae yang sedang mengeroyok Jaejin. Hyunjae tidak menghiraukan isakan Minhwan, dan masih memukul Jaejin yang tersungkur di depannya, di sudut studio FIVE PEARL.


“Ah! Junsoo-hyung,” Minhwan merasa lega ketika Junsoo datang dan melerai mereka berdua.

“Hyunjae, Jaejin, kalian ini kenapa?” tanya Junsoo sedikit berteriak. Hyunjae masih meredam amarahnya. Napasnya terengah-engah. Tangannya masih mengepal. Sementara itu, Jaejin berusaha berdiri dengan dibantu oleh Minhwan. Bibirnya luka, dan pipinya sedikit membiru. “Kalian kenapa? Kenapa sampai berkelahi begini?”


“Ah, cuman masalah sepele, kok,” jawab Jaejin enteng. “Dia cemburu karena aku mengerling kepada gadisnya.”


“Jaejin!!” geram Hyunjae. Namun ia dicegat oleh Doojin yang baru datang.


“Jangan, Jae!” cegatnya sambil memegangi Hyunjae dan menariknya keluar ruangan. “Kamu ini kenapa, sih?!”


“Sebentar, Hyun...” cegat Jaejin. Hyunjae terdiam. “Kamu harusnya bisa mengendali-kan amarahmu. Yang kutahu, Yuri itu belum ada status apa-apa denganmu. Harusnya kamu bisa mengetahuinya.”


“Tapi kamu sudah mengetahui bahwa aku menyukainya!” bantah Hyunjae. Jaejin menghembuskan napas meremehkan.


“Sama seperti saat kamu menyukai Sarang?”


Hyunjae terdiam. Jaejin menatapnya dalam-dalam.


“Sama seperti saat kamu menyukai Sarang, namun nyalimu ciut untuk mendekati-nya?” Jaejin menambah kepedihan di hati Hyunjae. Kenangan lama jadi terkuak. Sarang. Gadis yang disukai Hyunjae sejak SMP itu sudah mencampakkan dirinya.


***

1 komentar:

  1. Untuk entri ini aku nggak terlalu percaya diri... masalahnya 'kan kimbap mereka emang udah sering bawa buat tamasya! Jadi apa yaa?? Yang tau tolong kasih tau ya... thank you abis!!!

    BalasHapus